*Angel duduk didepan meja riasnya. Sebentar lagi ia akan berjalan di karpet merah. Dengan mengenakan gaun pernikahan yang tentu saja ini hanya peragaan saja. Ia pun belum tau bersama siapa pasangannya. Tentu, gaun yang ia kenakan hasil karya perancang terkenal.
Namun, disisi lain ada hal yang menganggu pikirannya. Ini adalah gaun pasangan yang artinya Angel berjalan dikarpet merah tidak sendirian. Ia akan bergandeng tangan dengan model laki laki yang belum ua ketahui
Perasaannya gelisah, ia terus menatap ponselnya yang ia letakkan dimeja riasnya
"Angel, are you okay?"
Angel menoleh ke sebelahnya menatap hairstylishnya
"I'm fine, as always" jawabnya
"Really? Aku melihat keraguan dimatamu"
Angel menatap Tiara, Hairstylishnya melalui cermin didepannya
"Aku hanya gugup"
Tiara meletakkan sisir ditas make upnya beralih menatap Angel dari cermin
"Aku harap kamu jujur, ini adalah sesuatu yang besar dan kita tidak ingin kamu melakukan kesalahan"
Angel tersenyum kecil. Apa yang sulit dari ini? Ini hal biasa yang Angel lakukan. Hanya berjalan bergandengan dengan pasangan prianya di atas karpet merah dan didepan ribuan kamera nantinya. Ini hal kecil baginya lagi pula ini juga impian Angel sejak ia masih duduk dibangku sekolah
Gugup? Terdengar seperti alasan darinya untuk menutupi perasaannya. Bahkan Tiara pun meragukan jika Angel berkata gugup untuk hal ini. Sebelum kakinya melangkah keluar ia menoleh ke arah Angel yang menatap ponsel di pangkuannya. Tidak banyak yang ia bisa perbuat selain bergantung pada Angel dan ia hanya seorang hairstylish siapapun modelnya. Tapi ia berharap banyak pada Angel akan baik baik saja
Angel terkejut begitu ponselnya berdering langsung saja ia menggeser tombol hijaunya tanpa melihat siapa yang menghubunginya
"Hallo.. Arfi--"
"Sayangnya ini bukan kekasihmu, Angel hari ini kamu akan berpasangan dengan pria bernama Bruno, dia model papan atas. Itu baik untukmu, berterima kasihlah padaku"
Angel menghela nafasnya pelan
"Ya, terima kasih. Aku sangat beruntung untuk itu"
"Ya, dan ada sedikit yang perlu kamu lakukan. Berciumanlah dengannya saat kalian berjalan hingga ujung stage. Itu akan menambah nilai lebih"
Angel membulatkan matanya. Sebelumnya ia belum pernah melakukan ini.
"Tapi aku sudah memiliki kekasih, dan aku--"
"Ayolah Angel, hanya sekecup kan, tidak selama seperti yang kamu lakukan dengan kekasihmu. Beri ia pengertian sedikit. Kebetulan aku masih ada urusan lain. Lakukan yang terbaik untuk pihak kita"
Sambungan terputus, Angel menyandarkan tubuhnya dikursinya. Kini ia tidak tau apa yang dirasakannya. Kesal, kecewa, sekaligus sedih. Ia membuka pesan yang ia kirimkan untuk Arfi
"Malam ini aku dapat penghargaan. Kamu harus datang. Aku memakai baju pengantin, aku harap aku akan mengenakannya saat kita menikah nanti. Gaunnya sangat bagus!"
Belum ada tanda read disana. Air matanya menetes. Kali ini, baru kali ini ia menyesal dengan jalan yang ia pilih. Dunia entertainment tidak sebaik yang ia kira. Ia sudah banyak mengorbankan waktunya untuk bersama kekasihnya untuk impiannya kini. Sedikit make up nya ikut luntur bersama air matanya yang kini menetes membasahi pipinya. Ia tidak sanggup membayangkan bagaimana Arfi datang dan melihatnya berciuman dengan laki laki lain