Prolog

7.4K 558 31
                                    

Kata orang, bahagia itu kalau dua orang bisa melebur menjadi satu karena rasa yang sama. Katanya juga, tidak butuh apapun lagi jika sudah memiliki orang yang dicinta. Kata yang lain lagi, cinta bisa merubah segalanya menjadi lebih indah. Benarkah itu semua?

Lantas bagaimana jika ada dua orang yang memiliki rasa yang sama, tapi diantaranya terbentang jarak? Mudah saja mengikisnya jika itu dapat dihitung dengan angka. Sayangnya, jarak itu tidak dapat dilihat bahkan dijangkau.

Bagaimana jika sudah menemukan yang dicinta, tapi mustahil untuk memiliki? Apa harus melakukan segala cara agar dapat mengklaim bahwa cinta itu milikmu?

Bagaimana juga jika cinta berubah menjadi menyakitkan? Kalau begitu, dimana definisi cinta yang merubah segalanya menjadi indah?

Omong kosong. Mereka hanya melihat sisi baik dari cinta. Coba tengok ke bawah, lihat bagaimana mengenaskannya kata yang selalu diagungkan sebagai sumber kebahagiaan tersebut.

Jemari memang bisa saling bertaut, hati saling merasakan betapa dalamnya rasa, tanpa tahu jika ada yang sedang menertawakan.

Mereka adalah takdir. Takdir buruk mungkin saja sedang terbahak disana. Menyaksikan bagaimana dua insan ini berusaha merubahnya. Ingin membuat segalanya menjadi mungkin. Menyingkirkan segala hal buruk yang tega menyambangi ketulusan hati.

Berlawanan dengan itu, sang takdir baik tenang dalam diam. Ia ingin terlebih dahulu menyaksikan musuhnya itu melakon dengan baik sebagaimana mestinya sebelum ia maju untuk mengalahkan.

Sedang kami yang diperhatikan hanya saling menarik dua sudut bibir. Berbisik pada kalbu untuk segera menghantar kebahagiaan.

Seiring waktu, perlahan senyum ini memudar kala kalbu menuli. Merasakan pedihnya hati yang tercabik dan sialnya masih saja belum menemukan celah untuk menyatu. Menyedihkan sekali jika harus selalu tersenyum dibalik kepedihan.

Kadang kami menyalahkan takdir, namun berterimakasih kemudian. Kalau bukan karena takdir, mungkin saja kami tidak akan menemukan satu kata gila yang maknanya berhasil memenuhi duniacinta.

Untuk itu, kami hanya bisa terus melangkah menuju tujuan akhir. Entah itu baik atau buruk, bahagia atau menyedihkan. Kami sudah tidak peduli. Karena yang terpenting, kami bisa menjalankan peran dengan baik. Meski harus berakhir buruk sekalipun.

Percayalah, jika sudah mencapai akhir tujuan namun belum juga menemukan hal baik, mungkin kami harus berlari lagi untuk menemukan akhir yang dimaksud. Karena kami yakin bahwa akhir akan selalu memberikan yang terbaik. Tidak ada pengecualian untuk itu.

Jadi, apa salahnya jika terus berjuang selagi kaki masih sanggup melangkah? Siapa tahu, takdir mengasihani dan begitu saja menjatuhkan suratan lain dari langit. Seperti kebahagiaan, misalnya. Semoga saja. Karena kami ingin merasakan cinta tanpa penghalang apapun. Kami dua insan yang  berhak bahagia.

Love, Jungkook

Love, JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang