Kita ini hanya teman. Jangan terlalu berharap lebih padaku, jika kau tak ingin merasakan sakit ~
_________________________________________AGA POV
Not sure if you know this
But when we first met
I got so nervous I couldn't speak
In that very moment
I found the one and
My life had found its missing pieceSo as long as I live I love you
Will heaven hold you
You look so beautiful in whiteHari yang paling ditakutkan para siswa pun datang. Salah satu cara gue nenangin diri ya ini, dengan denger lagu lagu favorit gue, apalagi sambil merem pokonya tenang banget pikiran gue. Kini sekolah telah ramai bukan hanya dipenuhi oleh siswa siswi saja, melainkan para orang tua dan wali murid pun memenuhi bangunan ini.
Pengambilan Rapor kenaikan kelas akan dimulai beberapa menit lagi, mengingat hari sudah mulai panas, ya walaupun nantinya bakalan di dalam kelas juga. Seperti biasa, gue datang lebih dulu ke sekolah nanti baru disusul Ayah. Tapi ini gue udah kelamaan nunggu tapi Ayah belum datang juga.
" Halo yah, Ayah udah dimana? Pengambilan Rapor Aga bentar lagi udah mau mulai yah " Gue nelpon Ayah.
" Aga dimana? Ayah di depan gerbang gak tau arah mau ke kelas Aga " jawab Ayah
" Ohh Ayah udah nyampe? Tunggu biar Aga susul kesana " ucap gue dan langsung mengakhiri telpon.
Gue turun ke bawah menuju gerbang sekolah, mana ini rame banget lagi, desak-desakan diantara emak-emak itu uhhh banget dah.
" Gio ? " Gue berhenti sejenak ketika melihat Gio berada depan kelasnya duduk bersama Ayahnya dan juga... Fanny. Gue lanjut jalan tanpa menoleh ke arahnya, namun saat gue lewat depan mereka...
" Aga? " Gio langsung bangkit dan genggam lengan gue, reflek langsung gue lepasin tanpa mengucap kata apapun.
" Mau kemana? " ucapnya lagi.
Ada apa ini, dengan ditanya seperti itu lo udah luluh aja gitu depan mereka. Gak Aga, lo harus berubah jangan biarkan nafsu menguasai pikiran lo.
Gue diam. Gak menjawab apapun dan langsung saja pergi dari situ dengan cepat.Fokus Aga. Lupakan Gio! Lupakan semua tentang Gio! Apapun itu walupun itu hal bahagia sekalipun, Lupakan!
.
." Ayah!! " Panggil gue sambil mengangkat tangan supaya Ayah melihat gue di kerumunan ini.
Sontak, Ayah noleh dan langsung menuju ke arah gue." Rame banget Ga sekolah kamu, perasaan semester kemaren gak serame ini " tanya Ayah gue.
" Emang semester kemaren Ayah yang ngambil rapor? Bukannya Mas Rama? " tanya gue
" Oh iya lupa, Ayah ingatnya pas nganterin kamu pendaftaran ya kesini " jawabnya sambil tertawa.
" Ngomong-ngomong Bunda di rumah sama siapa? Mas Rama hari ini kuliah kan? " Tanya gue balik.
" Di rumah ada Bu Ijah Ga nemenin Bunda, ada anak-anaknya juga, di rumah rame, tenang aja Bunda gak kesepian kok " jawab Ayah.
" Baguslah. Ayo yah ke kelas, ini pasti udah mulai pengambilan rapor nya " ucap gue.
.
.Gue berdiri depan ruangan kelas gue sendiri, karena memang yang boleh masuk hanyalah wali murid saja. Banyak sih teman-teman gue disini, rame malahan. Tapi yang nempel sama gue ya ini-ini aja, hadeh...
" Woii! Melamun aja lo bambank. Kesambet baru tau rasa! " Pundak gue di pukul oleh Salsa, oh tidak lebih tepatnya di hantam. Sakit banget kampret.
Gue meringis menahan sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
HighSchool Story [ Book 1 ]
Teen Fiction[ slow update ] 16+ Gak usah takut takut kalo mau baca cerita. Hidup adalah pilihan jadi pilihlah yang terbaik untuk apa yg terjadi selanjutnya. WARNING!! Sebagian cerita mengandung unsur Boy x Boy. Yang gk suka boleh gk usah dibaca ^_^. . . . Ag...