AUTHOR POV
Mengingat ajakan Gio kemarin sore, membuat Aga uring-uringan sendiri di kamarnya. Ia membuka lemari pakaiannya, mencoba segala setelan pakaian yang pas untuk bersama Gio esok. Padahal ini masih jam 10 malam dan Aga sudah bingung sendiri. Harusnya nih kan ya, setelan pakaian cowok itu ya gak ribet amat, kalo gak make kaos sama celana pendek, ya palingan makai kemeja santai sama celana jeans. Gak mungkin kan acara santai gitu Aga make Tuxedo? Aga nya aja yang lagi bego sekarang.
" Tunggu. Ini kan Gio cuma ngajak main aja kan, bukan dating, kencan atau semacamnya? Yakali Gio segampang itu ngajak Gue. Eh tapi kalo ingat Gio meluk gue kemaren, gak heran sih dia bakal ngelakui hal nekat lainnya "
Aga langsung menggelengkan kepalanya cepat setelah kalimat terakhirnya itu terbesit dalam pikiran pemuda 16 tahun itu.
" hal nekat lainnya? "
" Nggak nggak! Gue gak boleh mikir yang macem-macem, lagipula tuh anak juga masih punya pacar "
Ceklek!
Pintu kamar Aga terbuka, ia tersentak saat Bunda masuk dan terkejut melihat kamar anak bungsunya itu berantakan dengan baju-bajunya.
" Aga? " ucap Bunda setelah masuk ke kamar Aga.
" Bunda belum tidur? " tanya Aga
" Seharusnya Bunda yang nanya itu, kenapa Aga belum tidur? Dan ini kenapa baju-baju berantakan semua? Kamu mau minggat? " pertanyaan konyol macam apa ini.
Aga nyengir
" Ya nggak mungkinla Bun Aga minggat, mau jadi gembel ntar diluar sana? " jawab Aga sambil tertawa.
" Terus ini kenapa gak diberesin? " tanya Bunda lagi.
" Aga masih bingung Bun mau make baju apa untuk pergi besok " ucap Aga sambil mendudukkan dirinya di ranjang yang penuh dengan pakaian dirinya.
" Pergi sama siapa? Kemana? " tanya Bunda sedikit menginterogasi.
Memang Bunda Aga belum setuju pemuda bungsu nya ini pacaran ataupun hanya sekedar jalan sama perempuan dulu. Bunda hanya berpikir Aga harus fokus ke sekolah dan gak boleh mikirin pacar-pacaran. Kecuali kalo pergi sama Melodi, Bunda kan udah tau sendiri hubungan Melodi dan Aga itu udah kayak saudara, jadi ya aman-aman aja.
" Aga mau pergi sama Gio Bun, tenang aja Aga gak jalan sama cewek kok, Aga akan ingat terus pesan Bunda agar gak pacaran dulu " ucap Aga dan teringat kenapa ia harus mengakhiri hubungannya dengan Tiara beberapa bulan lalu.
" Gio? Yang mana? Ohh tadi yang pulang sama Nugra itu? Itu temen sekelas kamu? " ucap Bunda dengam ekspresi yang kini mulai santai. Syukurlah.
" Hmph! " Aga mengangguk mantap.
" Tapi Gio bukan teman sekelas Aga bun, kami beda kelas " jelas Aga.
" Oohh. Kayaknya Gio itu baik sama kamu Bunda perhatiin tadi, Bunda gak mau ya kalo kamu sampe nyari temen yang salah " ingat Bunda.
" Tenang aja Bun, sebelum mau jadi temen Aga mereka semua udah lulus tahap seleksi " ucap Aga nyengir menampakan senyuman lebarnya.
" Tunggu, kamu mau pergi sama Gio? Apa kamu gak minder jalan sebelahan sama orang tampan kayak dia dan lebih tinggi dari kamu? " ucap Bunda sambil tersenyum ngeledek.
Aga mengerucutkan bibirnya.
" Ihh Bunda, masak Bunda bilang anak orang lain lebih tampan dari anak sendiri. Bunda mau rekrut Gio jadi anak Bunda? Lagian nih ya masih tampanan Aga dari Gio, ya walaupun tinggi Aga kalah sama dia " ucap Aga.
KAMU SEDANG MEMBACA
HighSchool Story [ Book 1 ]
Roman pour Adolescents[ slow update ] 16+ Gak usah takut takut kalo mau baca cerita. Hidup adalah pilihan jadi pilihlah yang terbaik untuk apa yg terjadi selanjutnya. WARNING!! Sebagian cerita mengandung unsur Boy x Boy. Yang gk suka boleh gk usah dibaca ^_^. . . . Ag...