[11]. First Plan for Aga & Gio

270 12 8
                                    

Katakan pada angin, tolong sampaikan padanya
Kalau disini ada yang setia menunggu kepastian yang tak mungkin ada ~
______________________________________

AUTHOR POV

Seperti biasa, hari-hari berikutnya dilalui Aga begitu saja tanpa ada yang berarti. Tak ada yang bisa membuatnya takjub akan suatu hal. Tak ada yang bisa membuat memorie nya merekam suatu kejadian berharga ketika ia bersama Gio. Namun kali ini Aga dihadapkan dengan suatu hal yang tak biasa baginya selama ia hidup. Hari ini Aga tidak masuk sekolah, bukan karena izin ataupun sakit, melainkan kini ia harus menemani Bundanya yang lagi melaksanakan operasi di salah satu Rumah Sakit di wilayahnya. Ternyata apa yang Aga takutkan selama ini benar-benar terjadi, ia harus menjalankan takdir dimana akan ada satu hal yang sangat menyakitkan baginya. Ya hal itu adalah melihat Bundanya yang tak berdaya di tangan seorang dokter karena penyakit yang menyerangnya kembali.

Kamis sore 16.15 WIB. Bunda Aga memasuki ruang Operasi setelah melalui beberapa tahapan untuk rawat inap di Rumah Sakit tersebut. Baru setelah dinyatakan penyakitnya semakin parah, barulah Dokter mengambil tindakan operasi di sore ini.

" BUNDAAAA!!! " tangis Aga pecah ketika Aga melihat Bundanya dibawa masuk ke ruang operasi. Mas Raka dan Ayah juga ada saat ini, namun cuma Aga lah yang begitu sedih akan keadaan ini. Aga tak peduli lagi apabila orang-orang yang berlalu di hadapannya melihat Aga seperti seorang yang lemah dan penuh tangis sekarang. Karena mau bagaimanapun juga Bundanya itu adalah malaikat baginya, orang yang tak akan berhenti untuk mengasihi seorang anaknya. Seorang perempuan yang tangguh dan dapat memikul beban apapun di dunia ini.

Seorang lelaki pun tak akan bisa menjadi seorang lelaki sejati tanpa ada sesosok wanita yang selalu siap di belakangnya di setiap kondisi apapun. Wanita itu tak lain adalah Bundanya sendiri.

Sekeras-kerasnya lelaki, sekasar-kasarnya lelaki, sekuat-kuatnya lelaki akan terlihat lemah begitu saja ketika melihat wanita yang ia cinta berada di dalam kondisi yang tak memungkinkan untuknya berada di dunia ini.

" Aga tenang ya " Mas Raka berusaha menenangkan adik laki-lakinya itu.

" Bunda pasti akan selamat, pasti sekarang Dokter sedang melakukan yang sangat terbaik untuk keselamatan Bunda " lanjut Ayah.

Aga tak menghiraukan.

Telpon Aga berdering menandakan ada yang menelponnya saat ini. Melodi.
Kondisi Aga yang saat ini tak memungkinkan untuknya berbicara terhadap siapapun. Mas Raka lah yang mengangkat telfon Aga tersebut.

" Halo " Mas Raka membuka pembicaraan.

" Halo Aga Halo. Bunda gimana ga?? Bunda kenapa bisa sampai di operasi?? Bunda sakit apaa?? Hiks..." terdengar suara tangis Melodi dari seberang sana. Melodi begitu terpukul ketika mendengar kabar ini dari Revan ketika ia tahu kalau Aga tak masuk sekolah karena menemani Bunda operasi.

" Agaaa jawab pertanyaan gue gaa, Bunda kenapa?? " kini tangisnya makin pecah.

" Mel, Aga lagi gak bisa diganggu. Bunda juga sedang ngelaksanai tindakan operasi sekarang. Ini Mas Raka " jawab Mas Raka.

" Kamu yang tenang ya Mel, saat ini Aga juga lagi menangis melihat Bundanya di operasi " sambung Mas Raka.

" Tapi Bunda akan tetap selamat kan mas??? " tanya Melodi dengan terisak-isak.

HighSchool Story   [ Book 1 ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang