3

8.3K 382 6
                                    

Yudha bahagia sekali melihat kedua adik nya berkesempatan main ke rumah nya dengan jarak yang lumayan jauh."Kenapa gak nginep aja si Bi?"Tanya lelaki beranak satu itu."Udah malem loh."

Sabiya tersenyum."Besok Sabiya harus koas, Kak."Yudha mengangguk tanda mengerti.

"Masih lama lagi emang Bi, kok gak kelar-kelar ya?"Tanya Mpo Aa sambil meletakkan susu di depan Azka.

"Hmm sebentar lagi selesai kok, masih yah sekitar 7 bulanan lah."

"Acha kenapa dari tadi cemberut, Hmm?"Yudha melirik Acha yang masih cemberut.

"Acha tuh kesel sama Kak Alman! Janji nya mau beliin Acha tiket BTS tapi bohong! Acha kan pengen liat pacar Acha."

Yudha menggeleng kan kepalanya."Kenapa gak bilang sama Kakak?"Yudha meneguk air minumnya."Berapa harga tiket nya? Nanti kakak beliin!"

Acha meringis."Udah telat! Semuanya udah habis terjual."Katanya pelan.

Yudha mengangguk."Ya udah tunggu dia konser di sini lagi."

Acha kesal."Ish, Kak Yud mah. Acha kesal ah."Acha kemudian menghampiri Azka."Kamar Lo ada PS gak?"

Azka mengangguk."Ada tapi gak boleh di mainin kalo malem sama Papa."

Acha tidak peduli, gadis itu memasuki kamar Azka entah mau apa.

"Saka, tolong jaga adik ku dengan baik, sabar juga ketika menghadapi Acha."Ucap Yudha serius.

"Dia masih labil, remaja memang kadang keras kepala!"

"Siap!"Saka menjawab dengan lantang.

#SKIP

Di dalam mobil keadaan sungguh sepi, hening tak ada yang berucap. Acha yang biasanya berceloteh ria sudah tertidur di belakang membuat Saka tersenyum tipis, sedangkan Sabiya masih terjaga dengan pandangan ke bawah.

Dia kembali duduk di depan, karena rupanya Acha kembali marah ketika mengingat tiket BTS nya tak terbeli.

Saka sesekali melirik ke arah Sabiya yang sedang menautkan jari-jemarinya membuat nya menyeringit lalu bertanya dengan pelan.

"Apa Nona kedinginan?"Sabiya mengalihkan perhatiannya pada Saka lalu menggeleng pelan.

Dia tidak mau mengganggu Acha yang sudah tidur, Acha memang suka dingin.

Saka menghela nafas nya pelan, dia tahu Sabiya berbohong dan dia juga paham alasan nya.

Sabiya mengelus jemarinya yang sedikit memerah akibat kedinginan.

Selang beberapa menit kemudian Saka kembali melirik Sabiya yang rupanya sudah tertidur membuat senyuman di bibir nya tercetak.

Saka terkekeh ketika melihat kepala Sabiya yang hampir jatuh lalu kembali lagi begitu seterusnya dan tangan perempuan cantik itu yang sesekali mengusap-usap lengan nya.

Saka menghela nafas lalu menggeleng dengan cepat dia menepikan mobilnya dan memandang Sabiya dengan sorot khawatir.

Saka dengan pelan membuka jasnya dan mengenakan nya pada Sabiya dengan hati-hati agar tidak sampai membuat perempuan itu terbangun juga tidak sampai menyentuh nya.

Saka tersenyum pelan ketika melihat Sabiya yang sedikit mengulet memposisikan tidur nya, perempuan cantik itu tidak lagi menggigil kedinginan.

Saka memandangi Sabiya dengan senyuman di bibirnya."Hah, apa yang telah kamu lakukan?."Saka memegang jantung nya yang berdetak sangat cepat."Kenapa kamu bisa membuat ku jatuh cinta padamu, Hmm?"

Saka menjauhkan tubuhnya dari Sabiya kemudian menyenderkan dirinya di kursi kemudi."Tanggung jawablah Nona karena kamu telah menetap di sini."Saka tersenyum sambil memegangi dadanya.

IRWAN & SABIYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang