Assalamu'alaikum Sabi's 😘 Akoh tau kok kalian ingin bilang gini?! Author kangen Buwahaha atau mau timpukin author karena kelamaan bikin kalian penasaran, Hush! Itu tidak baik Sabi's wkwkwk
Deg
Cepat Sabiya membisu tubuhnya tiba-tiba menjadi beku dan gemuruh hatinya tak terbendung.
Suara yang sudah dihafalnya di luar kepala mengalun merdu di telinga, namun malah semakin membuat badai luka kembali menghampiri nya.
Matanya memejam menahan amarah yang menggebu kuat, rahang Sabiya sampai berdenyut dan es krim yang tengah dipegang nya bergerak kecil, gemetar.
Sabiya tersenyum pahit, Bola matanya bergerak gelisah sebelum akhirnya kembali meluruhkan cairan bening yang lolos begitu saja tanpa permisi.
Beruntung posisinya tengah membelakangi seorang yang tak lain adalah suaminya. Namun Sabiya tak bisa menyembunyikan diri dari tatapan tak terbaca Saka.
Dirinya menunduk sambil membenarkan letak kerudung, padahal yang sebenarnya dilakukan Sabiya adalah menyeka air yang kini tumpah ruah menyeruak pipi.
Sabiya merutuki diri, kenapa tak bisa menahan perih? Kenapa?! Sabiya memejamkan mata, tentu saja! Ini begitu menyakitkan. Siapa yang sanggup dengan semua ini?
Saka memperhatikan itu semua, matanya kian berubah menjadi kilatan kemarahan saat menoleh kearah Irwan yang memandang nya tajam.
Masing-masing menguarkan aura kelam kebencian. seandainya saja mereka tak ingat tempat, sebentar lagi pasti akan ada pertarungan sengit antara dua sahabat lama itu.
Kedua orang itu mengerti situasi, mereka hanya bisa melampiaskan emosi dengan mengepalkan tangan kuat. Sebagai seorang tentara, sudah seharusnya mereka menepikan ego. Tugasnya melindungi dan mengayomi bukan menyakiti!
Sabiya sendiri sedang mengatur nafas berat kian menyesakkan, dia menunduk semakin dalam. Bahkan tak menyadari kalau kedua pria disampingnya tengah adu tatap membunuh.
Namun kekuatan Sabiya makin terkikis termakan waktu, dia tak bisa lagi membendung air mata yang mengalir cepat menyusuri wajah.
Sabiya menggigit bibir sekencangnya dia bisa, Sekuat tenaga agar isakan itu teredam.
Saka mengalihkan pandangan, dia menatap Sabiya penuh luka."Kamu kenapa, Nona?"Suaranya serak, getar terdengar kentara dalam nada itu.
Tak ada jawaban, Irwan yang tadi sempat heran sebab Sabiya terus membelakangi nya kini turun tangan.
Menghela nafas dia menarik lengan Sabiya lembut membuat sang empu terkejut berbalik arah secepat kilat, matanya langsung terpaku pada netra hitam yang memandangnya kasihan.
Irwan tertegun, melihat wajah memerah Sabiya terlebih lagi cairan bening masih menggenang di pelupuk mata indah yang menatap nya penuh luka.
Tiba-tiba saja relung hatinya tergoncang menembus jiwa menghancurkan pikiran. Irwan menatap Sabiya penuh cemas, perih dihati kian dirasakan.
Seperti kilat, rasa bersalah menyambar jiwanya. Irwan sama sekali tak berbohong ada sebagian kecil relung hatinya terasa sesak.
Hatinya berdesir hebat, terlebih sorot di depan nya ini makin menyendu dengan wajah suram kepedihan.
Masih di posisi yang sama Saka memperhatikan kedua insan yang seakan melupakan dunia, mereka tenggelam dengan pemikiran tersendiri.
Saka memutar kepala menatap arah lain, dia tak sanggup menyaksikannya.
"Setelah puas bertemu dengan nya kamu kembali menolehkan luka."Batin Sabiya menjerit histeris merasa tersiksa.
Iris mata Sabiya bergerak kebawah, kembali kepalanya merunduk tak kuasa melihat Irwan yang sejak tadi terbelalak hebat.
KAMU SEDANG MEMBACA
IRWAN & SABIYA
Spiritual{Follow, Votes and commens yah 😚} perjodohan yang di anggap konyol oleh Irwan menyebabkan nya harus rela menikah dengan seorang yang tidak dicintai nya, karena jujur di dalam lubuk hatinya sekarang dia sudah mempunyai wanita istimewa yang sudah mem...