27

7.4K 469 221
                                    

Assalamualaikum Sabi's, Nah! Part 27 benar-benar di Publish sekarang 😆Jangan mabok bacanya, part ini panjang 😊Eh, kemarin ngomong-ngomong siapa yang bilang aku kejam hayoo? Emang aku kejam ya?😅Kok aku gak merasa sih🤣Nanti deh aku tambahin beling kejahatan untuk sabiya, tuh kan aku gak kejam malah kelewat baik 😲😳😇

"Sa-sabiya..."

Yah, karena nama itu lah dia di sini! Kerisauan terhadap wanita itulah dia kesini! Serta ketakutan akan terbongkar kebohongan lah yang membuatnya secepat kilat menuju tempat ini.

Namun ada hal lain, Irwan tak mengerti. namun...jujur dia mengkhawatirkan istrinya itu.

Satu hal...Takut.

Irwan takut sang istri mengetahui rahasianya, Irwan takut Sabiya bertemu sosok yang dicintainya.

Namun segalanya kian musnah saat mata indah seteduh langit itu mengeluarkan cairan hangat.

Irwan merasa jiwanya terguncang. Kebahagiaan yang sejak tadi didapat sebab bertemu pujaan luntur.

"Kakak?"Sadar dengan lamunan nya, Irwan menunduk, mendapati wajah memerah susu Azkia. Gadis itu menangis mencemaskan dirinya.

Dan Irwan merasa untuk nya dia berharga, Walaupun ada hati yang terluka. Irwan seolah lupa, matanya di butakan oleh cinta.

Setelah lama terpesona, Irwan berkata."Jangan menangis Azkia."Suaranya memberat, karena dadanya ikut merasakan sesak.

Azkia menyeka air matanya, Kemudian mengambil nafas panjang."Kenapa?"Tanyanya serak. Dia kembali mengeluarkan suara."Apa aku tidak boleh panik melihat seseorang yang ku cintai bersimbah darah seperti ini."Sahut Azkia dengan wajah memerah malu, rikuh dan lembut.

Irwan tertegun, senyum di bibir tampan nya terpoles nyata. Semakin lebar bahagia melupakan seseorang yang tengah meratapi nasib membawa luka.

"How many times do I have to tell you, Hmm?"

Azkia perlahan mendangak lambat. Raut wajahnya mencerminkan rasa bingung yang besar."Tell what?"

Irwan tersenyum secerah mentari, debaran jantung nya berlomba-lomba. Kuat dan terasa ingin terlepas.

"Even when you're crying you're beautiful too"

Pupil mata Azkia melebar perlahan, wajah cantik seputih salju itu mendadak semerah delima.

Hatinya berdebar keras, Azkia enggan berkomentar. Terlalu terkejut juga merasa sempurna.

Menunduk menyembunyikan segala ekspresi bahagia nya Azkia tanpa sadar meremas jas kedokteran dengan gemas.

Bibirnya terkatup ke dalam, di gigit menahan jeritan kesenangan. Lalu saat mendengar gema tawa manis seseorang Azkia mendangak sebal.

Di depan nya Irwan tak lagi menahan kekehan yang membuncah ingin keluar, kikikan itu menguar bebas.

Matanya sampai menyipit dengan satu tangan di perut dan tangan lain nya mengusap air mata yang merembas dari sudut matanya akibat terlalu semangat menertawakan Azkia.

Bibir wanita itu mengerucut dengan alis yang menyatu. Rasa malu telah berubah menjadi kilatan kekesalan. Wajah Azkia merenggut, sebal.

"Kak Irwan Ish!!!"

Lalu tawa Irwan makin terdengar luas, tentara yang biasanya kaku itu seolah melupakan sifat dinginnya terhadap seseorang.

Azkia cemberut, dia malu. Kemudian menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangan cepat-cepat."Ihh, Kakak!"Rengek nya manja.

IRWAN & SABIYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang