7

5.9K 321 2
                                    

Sabiya duduk di depan seorang lelaki paruh baya bernama Wisnu Umbara, dia danyonif Irwan ternyata.

"Siapa nama mu?"Tanya Pak Wisnu sambil memegang sebuah pulpen.

Sabiya yang sedang menunduk pun mendongak dan tersenyum."Sabiya."

"Sabiya doang? Nama panjang nya apa?"Ujar lelaki paruh baya itu sambil terkekeh.

Sabiya memang sengaja tidak memberitahu nama panjang nya, karena dari banyak nya orang yang di temui nya ketika Sabiya mengucapkan nama panjang nya orang itu langsung terlihat sangat sopan dan sedikit takut padanya.
"Sabiya Dharmawangsa Hamdan Dirgantara."

Pak Wisnu membulatkan matanya sempurna kemudian mencondongkan dirinya ke arah Sabiya."Kamu anak Marsekal? Bapak Hamdan Dirgantara itu?"

Sabiya tersenyum tipis kemudian mengangguk.

"Ya Allah, lah kamu si Biyawak kecil itu!"Pekik pak Wisnu tampak terkejut membuat Sabiya menyeringit heran mendengar nama yang di berikan nya."Masya Allah udah gede makin gelis ya,"Katanya sambil geleng-geleng kepala."Saya sampe gak kenal, Wih kamu ngasih apa sama Abah nya dia Wan?"Pak Wisnu tersenyum geli melihat Irwan yang sedang berdiri di samping Sabiya."Pinter ya kamu nyari istri, cantik, pinter eh kamu dokter kan ya?"

"Masih koas Om, eh Pak."Sabiya memang kenal dengan lelaki di depan nya ini, pak Wisnu ini teman dari Abah nya bahkan dulu Sabiya selalu di bawakan brownis kukus oleh isterinya.

"Panggil Om aja, udah kenal gak mau bilang!"

Sabiya tersenyum sambil menunduk malu."Mama sehat?"

Sabiya mengangguk."Alhamdulillah sehat."

Pak Wisnu tersenyum."Abah masih protektif gak, masa anak nya udah ada yang pingit masih protektif."Goda nya.

Sabiya terkekeh."Kapan-kapan main ke rumah om, Tante brownis kangen lho."Ujar nya membuat Sabiya tertawa."Siapa tahu nanti kamu bisa icip-icip brownis kukus lagi"

Yah dia menjaga memanggil istri dari Om Wisnu dengan sebutan Tante brownis.

"Hehehe salam buat Tante manis ya om."

"Itu si Irwan ngasih Abah kamu apa? Kok bisa di terima."Pak Wisnu berbisik di telinga Sabiya membuat Sabiya terkekeh pelan."Gak di pelet kan?"

Sementara Irwan hanya diam Sabiya makin tertawa.

"Gak tau deh om, Abah gak cerita."

"Yahh, padahal Om mau tahu loh apa yang bisa membuka hati Abah mu itu?"

"Jadi udah tahu pangkat calon suamimu?"Tanya nya mulai serius.

Sabiya diam sambil melirik Irwan yang di samping nya.

"Jawab saja."Bisik Irwan ketika Sabiya masih bungkam.

"Emm mayor."Jawab nya gugup, beruntung tadi Sabiya dengar lelaki tadi memanggil Irwan dengan sebutan mayor, pak Wisnu mengangguk.

"NRP?"

Sabiya mendongak dan mengerjap lucu."NRP?"Ulang Sabiya.

Pak Wisnu mengangguk kembali."Iya, NRP calon suami mu?"Tanya nya lagi.

Sabiya menggigit bibirnya sambil menggeleng pelan.

"Loh kamu gak tau?"Pak Wisnu tampak sedikit terkejut."Serius?"

Sabiya mengangguk polos.

"Ya Allah! Hahahaha."Tawa lelaki paruh baya itu pun menggelar membuat Sabiya malu."Anak marsekal apa bukan si kamu?"

Pak Wisnu menatap Irwan."Udah kamu kasih tahu belum Wan? Gimana si kok calon istri nya gak tau, bisa-bisa di Giles sama yang lain loh Wan."

Irwan tersenyum canggung."Siap salah."Jawab Irwan lantang membuat pak Wisnu makin tertawa.

IRWAN & SABIYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang