17

6.9K 412 28
                                    

Assalamualaikum...Thanks for reading, jangan lupa ya baca BUDIMAN! kisah remaja yang insyaallah seru, jangan bosen baca part ini😂 spesial buat Dewi

Sudah seminggu ini Sabiya tinggal di asrama Irwan, kegiatan nya lumayan banyak, setiap pagi akan diadakan senam serta gotong royong, beberapa kali Sabiya juga kedatangan tamu yang berasal dari junior nya Irwan.

Bicara tentang luka dan kebenaran yang diketahui nya Sabiya berusaha sabar dan tegar jika berhadapan dengan Irwan walau terkadang dia juga tak dapat menahan tangis nya ketika Irwan tak ada dirumah, Sabiya juga sempat kepergok oleh Irwan ketika terisak-isak kecil dikamar.

Namun tak pernah diberikan alasan yang pasti ketika Irwan bertanya, dia ingin Irwan mengakuinya sendiri! Tapi sampai saat ini Irwan tak kunjung jujur.

Dan Sabiya tak akan memaksa Irwan untuk berkata benar padanya, dia akan menunggu dengan luka yang membelenggu.

Biarlah hanya dia dan yang maha kuasa yang tahu, Sabiya bahkan sudah mempersiapkan diri jika suatu saat Irwan akan memiliki wanita yang dicintainya dibanding dengan dirinya.

Sabiya hanya bisa berdoa semoga dia akan kuat dan tabah ketika hari itu datang, walaupun untuk itu dia harus merelakan sang suami untuk orang lain menahan sakit dan perih di hati.

Sabiya menarik nafas panjang ketika akan membuka pintu kamar nya."Abang."Panggil Sabiya begitu pintu terbuka, disana Irwan tengah terduduk di ranjang sedang memakai sepatu pdh nya lengkap dengan seragam hijau kebangsaan.

Irwan yang tengah menunduk melirik Sabiya sekilas kemudian melanjutkan kegiatan nya."Hmm?"Jawab nya bergumam membuat Sabiya menghela napas berat.

"Makanan udah siap, Biya tunggu di dapur ya."Kata Sabiya pelan yang dibalas anggukan kepala oleh Irwan.

Sepeninggal Sabiya Irwan terduduk tegap dengan nafas memberat, entah kenapa dia merasa Sabiya sedang menjauhi nya.

Akhir-akhir ini dia juga sering menemukan Sabiya tengah menangis lirih bahkan ketika jam dua dini hari Sabiya terisak-isak menyayat hati ketika sholat sunah tahajud, Irwan yang terbangun kala itu diam-diam mendengarkan seluruh Keluh kesah istrinya pada sang kuasa yang menggumamkan namanya.

Dan yang membuatnya bingung serta gundah gelisah adalah setiap kali dia bertanya Sabiya hanya menggeleng sambil menunduk takut, tak berani menatap wajah apalagi Matanya.

Irwan tahu dia salah, jahat, dan egois! Dia tidak mau kehilangan Azkia tapi dia pun tak sanggup melepaskan Sabiya, selama ini pun Irwan sadar Sabiya selalu terluka karenanya.

Tapi bagaimana pun juga dia tidak mau menyakiti hati mereka berdua.

Irwan menghela nafas berat, bangkit dan berjalan menyusul Sabiya.

Lagi-lagi Irwan dibuat menyeringit serta terkejut mendapati Sabiya yang tengah berdiri merenung dekat meja makan, Irwan menghembus kan nafas kemudian mendekati Sabiya dan duduk di hadapan nya, tak mendapat respon apapun dari Sabiya Irwan berdehem pelan."Ekhem."

Sabiya sontak mengerjap lucu kemudian terperangah melihat Irwan yang sudah duduk didepan sambil menatap nya."Eh? Abang."Ucap Sabiya kikuk kembali merunduk.

"Hmm."

Sabiya bergetar kecil kemudian memejamkan mata dan menarik senyuman."Biya cuma masak nasi goreng, gak papa kan? Bahan masakan di dapur sudah habis soalnya."Celoteh Sabiya seperti biasa ceria sambil menyendok kan makanan ke piring untuk Irwan dengan telaten.

Irwan hanya mengangguk kemudian mengambil piring yang disodorkan untuknya.

Sabiya tersenyum kemudian mendudukkan dirinya di depan Irwan untuk makan, suasana di meja makan itu tampak sepi dan dingin hanya terdengar dentingan sendok besi yang beradu dengan piring.

IRWAN & SABIYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang