Sabiya memandangi jendela mobil dengan gugup, sekarang ini dia sedang dalam perjalanan menuju tempat dinas Irwan.
Dan yang membuat nya semakin gugup adalah karena Irwan sendiri lah tadi yang menjemput nya, Sabiya sedikit terkejut memang namun sang Mama menyuruh nya untuk pergi bersama Irwan.
Dan di sinilah dia di dalam mobil yang sunyi padahal terdapat dua makhluk hidup di sana.
Irwan yang tidak berniat bicara hanya fokus ke depan dan Sabiya yang tak berani berucap.
Sabiya memainkan ujung hijab nya ketika mobil hitam sport itu memasuki kawasan militer ia memilin-milin jari menghilangkan rasa gugupnya.
Ya ampun! Sabiya sungguh takut akan bertemu dengan atasan Irwan, ini lebih menyeramkan dari tes masuk sekolah!!!
Irwan memarkir kendaraan nya di sebuah lapangan besar, kemudian lelaki itu mematikan mobilnya dan menoleh ke arah Sabiya yang kini sedang takjub dengan keadaan sekitar walaupun ia sudah sangat sering melihat hal itu jika Abah nya mengadakan kunjungan ke kodim-kodim.
"Hmm, Ayo kita turun."Kata Irwan sambil membuka pintu mobil nya.
Sabiya menoleh kemudian mengangguk dan ikut keluar dari dalam mobil.
Sabiya menundukkan kepalanya ketika mendapat banyaknya pandangan yang tertuju padanya.
Sabiya meringis, kemudian melihat ke arah tubuhnya."Perasaan tidak ada yang salah dengan pakaian ku?"Batin Sabiya bertanya.
"Ekhem."Deheman dari Irwan membuat para prajurit yang menatap Sabiya buru-buru membuang pandangan nya dan berlalu pergi.
Kini Irwan sudah berada di belakang Sabiya."Ikuti aku."Katanya dingin.
Sabiya hanya mengangguk kemudian mengekori Irwan dari belakang.
Sepanjang perjalanan tak jarang Sabiya menemukan para tentara yang hormat pada lelaki di depan nya kini.
Akhirnya mereka sampai di sebuah ruangan yang ternyata penuh akan pasangan yang akan menikah pula
"Mayor."Panggil salah satu prajurit menghampiri Irwan kemudian hormat di hadapan nya, lelaki itu melirik Sabiya sedikit.
"Izin bicara."Katanya tegas diiringi sebuah kode untuk tidak membicarakan nya di depan orang lain.
Irwan yang mengerti pun mengangguk."Baiklah."
Tentara itu kemudian pamit pergi, meninggalkan Sabiya dan Irwan berdua.
"Masuklah duluan, aku akan kembali setelah menyelesaikan pekerjaan ku."Kata Irwan membuat Sabiya mengangguk pasrah.
Sabiya menatap kepergian Irwan dengan sedih, Sabiya menghela nafas kemudian berjalan memasuki ruangan itu.
Di dalam sana Sabiya di sambut banyak nya wanita yang sedang membaca dan menghafal sebuah dokumen tebal di pangkuan nya.
Suara mereka bahkan terdengar sangat jelas di telinga Sabiya.
Sabiya menyeringit heran kemudian dia duduk di bangku kosong tepat di sebuah wanita muda yang sedang membolak-balik kertas di tangan nya.
Sabiya menoleh kearah kanan-kiri dan makin bingung lah dia ketika melihat seorang tentara yang sedang menjelaskannya sebuah pangkat dan jabatan nya pada calon sang istri.
Untuk apa itu semua?
Dokumen dan kertas-kertas yang banyak, apa menjadi istri tentara ada ujian nya?
Kenapa para calon istri tentara pada belajar, Sabiya bahkan bisa menebak setebal apa dokumen itu, sama seperti buku stase bedah nya.
Tapi, apa itu perlu? Mempelajari tentang calon suami kita kelakuannya? Memang nya apa isi dari dokumen tersebut? Apa tanya Mama saja ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
IRWAN & SABIYA
Spiritual{Follow, Votes and commens yah 😚} perjodohan yang di anggap konyol oleh Irwan menyebabkan nya harus rela menikah dengan seorang yang tidak dicintai nya, karena jujur di dalam lubuk hatinya sekarang dia sudah mempunyai wanita istimewa yang sudah mem...