"Engh."Lenguh Sabiya sambil menggerakkan tubuhnya yang terasa sesak."Engh, Abah lepas dulu, Biya sesak."Keluh Sabiya berusaha melepas kan kedua tangan kekar yang melingkar di pinggang nya.
Sepertinya Sabiya masih belum ingat bahwa dia sudah mempunyai suami.
Sabiya kesal sekaligus senang, Abahnya ini kalau tidur suka sekali memeluknya, kapan abahnya pulang? Bukan nya Abah lagi tugas?
Sabiya menyeringit heran ketika merasakan ada sesuatu yang dingin di kepalanya, tangan nya terangkat mengambil sesuatu yang ternyata kain kompresan.
Butuh beberapa detik mengembalikan kesadaran Sabiya dan setelah dirinya tersadar Sabiya membelakakkan matanya dalam hati terus merutuki diri sendiri.
Trauma nya kembali, dan dia tidak dapat mengontrol emosi nya bahkan semalam Sabiya sampai demam, ya ampun!
Jadi semalam Sabiya membuat suaminya repot, dan kini yang memeluknya bukan lah Abah tapi Irwan.
Deg
Deg
DegLagi-lagi mata Sabiya membulat sempurna ketika merasakan hembusan nafas menerpa wajahnya, di depan matanya kini ada wajah polos yang sedang tertidur, sungguh manis! Tak ada tatapan malas, datar dan tajam yang menghunusnya.
Sabiya meringis hampir menjerit, melihat posisi mereka kini entah kenapa membuat hati Sabiya menghangat, rona merah pun tercetak jelas di wajahnya.
Sabiya tersenyum tipis ternyata Irwan jika sudah tidur sangat imut dan terlihat polos.
Melirik jam Sabiya menarik nafas dalam-dalam."A-abang."Panggilnya berusaha melepaskan pelukan.
Irwan diam tak bergeming malah tanpa sadar mengeratkan pelukannya membuat hidung mereka hampir bersentuhan.
Sabiya meneguk salivanya menatap wajah Irwan, perlahan di lepaskan nya kedua lengan kekar di pinggang nya lalu bangkit dan beranjak menuju kamar mandi.
Setelah selesai Sabiya keluar dan masih mendapati Irwan yang asik tertidur pulas.
Sabiya mendudukkan dirinya di samping Irwan, dia tersenyum manis sekarang akhirnya sudah resmi menjadi istri Irwan, Sabiya bahkan tak menyangka hari ini akan terjadi.
Sabiya kemudian memperhatikan wajah itu dengan seksama bibirnya yang tipis...Membuat Sabiya menggigit bibir bawahnya gemas, Ah Sabiya merona ketika mengingat betapa lembutnya Irwan mencium kening nya, Hidung nya yang mancung, mata tajam yang kini terpejam terlihat sangat indah dengan bulu-bulu lentiknya, Lalu Alisnya yang tebal...
Sabiya menyeringit menatap wajah Irwan dengan jelas, Alis Irwan kenapa sangat mirip dengan seseorang.
Sabiya mencoba mengingat, tanpa sadar tangan Sabiya terangkat ingin menyentuh alis itu, tubuhnya tersentak kaget ketika ingatan nya malah berputar pada penyerangan terjadi! Diurungkan niatnya itu dan menyimpan kembali tangan nya yang hampir terulur.
Jantung nya berdesir hebat Sabiya sampai melupakan niat awalnya ingin membangun kan Irwan untuk sholat."Abang."Panggil Sabiya pelan namun Irwan tak bergeming, Sabiya menghela nafas perlahan diberanikan dirinya menyentuh lengan kokoh Irwan menggerakkan sedikit agar si empunya terbangun."Hmm Ab-"
"Engh."Lenguh Irwan perlahan menunjukan pergerakan nya membuat Sabiya menunduk malu.
Irwan mengerjap kan matanya dia bisa melihat Sabiya yang sudah memakai mukena, Irwan membuka matanya dan saat ini menatap Sabiya yang sedang gugup.
"Hmm sebentar lagi adzan sebaiknya Abang bangun."Ujar Sabiya pelan membuat Irwan mengangguk kemudian mendudukkan dirinya tepat disamping Sabiya lalu beranjak memasuki kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
IRWAN & SABIYA
Spiritual{Follow, Votes and commens yah 😚} perjodohan yang di anggap konyol oleh Irwan menyebabkan nya harus rela menikah dengan seorang yang tidak dicintai nya, karena jujur di dalam lubuk hatinya sekarang dia sudah mempunyai wanita istimewa yang sudah mem...