8

21 0 0
                                    

"huekkk,huekk"
ini sudah keberapa kalinya tasya muntah muntah karena morningsicklesnya. adil selalu menemani tasya disaat begini,ia selalu memegang minyak angin dan memmijat tengkuk tasya pelan.

"apa gue gak usah kerja ya?gue gak tega sya"ucap adil melihat tasya yang wajahnya pucat pasi. tasya menggeleng
"gue gak papa dil,gue cuma. mual"ucap tasya,adil menunduk dan mencium perut tasya lama. ia mencium berkali kali hingga tasya memegang kepalanya.
"sehat sekali ya nak,ayah mau kerja nih. kamu jagain bunda"ucap adil,dan mencium perut tasya sekali lagi. entah kenapa air mata tasya turun begitu saja melihat adil yang begitu sayang dengan anak nya.

adil melihat tasya meneteskan air mata langsung membawa tasya kedalam pelukan nya,ia tahu hormon ibu hamil memang sering berubah. tangan adil mengusap punggung tasya,memberi wanitanya itu ketenangan.
"dil,gue jahat banget ya sama lo? gue ngerepotin lo ya dil?"ucap tasya disela sela tangisnya,adil membawa tasya ke kamar dan menidurkan nya. tasya tak mau lepas dari adil,dan sekarang tasya memeluk adil dan menyandar di dada bidangnya. adil tersenyum dan mengusap pelan rambut tasya.
"gak ada istilah istri ngerepotin suami,tasya"ucap adil pelan,tasya makin mengeratkan pelukan nya.

tasya melepas pelukan nya dan mencium kening,pipi,hidung,dan yang bikin adil kaget adalah bibir.
"tasya lo-"
"gue istri lo dil,lo kan yang bilang. kalo apapun yang ada di tubuh gue adalah milik lo."ucap tasya tersenyum dengan bekas air mata di pipinya. yang membuat adil ikut tersenyum.
adil meletakkan tangan nya diatas perut tasya dan mengusapnya. hingga ia sadar tasya sudah tertidur di dekapannya. adil mencium kening tasya pelan.

"terus bersinar sya,sampe bulan minder ketemu lo. hehe"

***
adil sudah sampai di tempat kerjanya,tiap hari ia kerja di spbu di daerah kemang. ia datang dengan wajah cerianya.

"abis dapet jatah bro?"guyon bram menyenggol lengan adil,adil hanya diam
"beda emang kalo udah nikah mahh"ucap adil lagi
"eh iya gue lupa,tadi lo dipanggil pak imam diruangan nya"ucap bram lagi,adil buri buru berlari keruangam atasannya itu.

"permisi,apa bapak memanggil saya?"tanya adil sopan,imam tersenyum melihat adil dan menganggukan kepalanya
"silahkan duduk"ucap imam tersenyum
"berapa umur kandungan istrimu dil?"tanya imam yang membuat adil mengangkat alisnya sebelah
"kalau gak salah 3 jalan 4 pak"jawab adil,imam tersenyum lalu menyerahkan sebuah amplop coklat kepada adil
"buat cek up,saya suka kinerja kamu dil"ucap imam,adil terdiam sesaat memandangi amplop didepan nya
"tapi pak-"
"rezeki anak kamu dil,ayo ambil"potong imam,adil tersenyum lalu mengambilnya
"terima kasih pak"balas adil lalu keluar dari ruangan itu.

"kadang tuhan tau ya sya,gak cuma kita berdua yang sayang sama anak itu"

sedangkan di lain tempat tasya sedang silang bete parah,apa saja yang ia lakuka. pasti membosankan. membaca buku sudah,tetap saja bosan. memasak?siapa yang akan memakan masakan nya,ini jam 3 sore dan adil baru pulang pukul 11 malam.

"taman"ucap tasya pelan,ia turun dari tempat tidurnya,mengambil handphone,mengunci pintu dan berjalan sendirian. ia berjalan ke taman,bibirnya terangkat saat melihat taman ramai. banyak sekali anak kecil berlariam kesana kemari bermain. ia duduk disalah satu bangku disana,diam dan mempeehatikan anak itu satu persatu.

"eh"pandangan tasya jatuh pada seorang anak laki laki yang memegang tangan nya,sepertinya anak itu baru belajar berjalan.
"sorry"ucap seorang laki laki yang sepertinya seumuran dengan nya
"adik lo?"tanya tasya,laki laki itu menggeleng
"ponakan,baru belajar jalan. maaf ya"ucap laki laki itu,tasya memperhatikan nya sepertinya ia tidak asing dengan wajahnya
"kenapa?"tanya laki laki itu pada tasya yamh memperhatikan nya
"gue gak asing liat muka lo"ucap tasya
"sebrang rumah lo itu rumah gue"ucapnya,tasya menganggukan kepalanya. dan mengulurkan tangan nya
"tasya"ucap tasya,laki laki itu memandang tangan tasya lalu menjabatnya
"kafka"ucap laki laki itu

pandangan kafka jatuh pada perut tasya.
"gue kira lo masih sekolah"ucap kafka santai,ia menggendong ponakan nya itu. yang sepertinya sebentar lagi akan tidur.
"dulu,sekarang enggak"ucap tasya
"kenapa?"tanya kafka
"gue udah nikah"jawab tasya,kafka mengangguk
"anak anak udah mau punya anak aja"ucap kafka yang membuat tasta meliriknya
"jangan lirik gue kaya gitu,nanti lo suka. kasian suami lo"ucap kafka lagi yang membuat tasya menganga. tiba tiba kafka bangkit dengan anak kecil tadi digendongan nya.
"sekarang kita bisa temenan"ucap kafka tersenyum lalu pergi

"orang setres"

artasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang