kafka:
balik,istri lo keserempet motor.adil kaget mendapati satu pesan dari kafka,setelah selesai urusan nya dengan bank adil langsung pulang dengan mengedarai motornya dengan kecepatan penuh.
"TASYA!"pekiknya saat sampai dirumah,ia mendapati tasya yang sedang duduk selonjoroan dengan tangan kanan yang lecet dan kaki yang diperban. tak lupa dengan kafka yang memangku rio yang tidur di sebrangnya.
"kamu kok bisa keserempet sih?!"ucap adil setengah membentak,tasya terus menatap adil dengan bibir yang melengkung kebawah dan mata yang berkaca kaca
"kok bentak bentak sih hikss..adil kok jahat sama tasya hikss.. huaa adil gak sayang lagi sama tasya hiks...huaaa"ucap tasya menangis
"gue balik dah rio nanti bangun"balas kafka lalu pergi."eh ya allah aku gak bentak kamu tasya,ya allah. aku cuma nanya kenapa kamu bisa keserempet motor"ucap adil lalu membawa tasya kedalam pelukan nya. ia merasakan tasya yang sesegukan,adil mencium puncak kepala tasya dan keningnya.
"aku khawatir sya sama kamu,maaf aku kelamaan perginya aku ada urusan. anak kita gak apa apa kan?"tanya adil tasya mengangguk."coba gimana ceritanya"ucap adil
"aku lagi jalan,dari taman trus nyebrang ternyata dari pengkolan blok e ada motor keluar aku gak liat jadi keserempet deh. dan aku diobatin sama dia"ucap tasya bercerita.
"yaudah laen kali hati hati ya"balas adil,ia mencium kening tasya lagi. tasya malah memeluk adil,entah kenapa rasanya melihat bibir tasya ia tergoda.perlahan adil mendekati wajah tasya,gugup ini adalah pertama kalinya adil sedekat ini. tak lama tasya merasakan bibir adil menempel pada bibirnya,bibir adil menyapu bibirnya. lidahnya sesekali masuk kedalam mulutnya,mengecap sana dan sini. lama kelamaan tasya,membalas ciuman adil sampai mereka kehabisan nafas. adil menarik bibirnya.
"maaf sya,aku kelepasan. aku janji gak-"
"gak apa apa,aku kan istri kamu gimana sih"balas tasya tertawa,adil tersenyum."terus jadi impian aku ya sya?"
selesai solat isa tasya dan adil pergi ke pasar malam sesuai permintaan tasya tadi pagi. tasya memakai baju terusan berwarna navy,dengan sepatu flatnya. ia bercermin memakai liptintnya.
"udah sya?"tanya adil,tasya menengok.
"udah kok,bentar lagi ya"balas tasya
adil tersenyum,ia mendekat ke tasya menunduk dan mengusap perut buncit tasya yang memasuki usia 5 bulan."anak ayah udah gede banget,cepet keluar dong"ucap adil,tasya mengusap rambut adil.
"sabar dong ayah,4 bulan lagi. sabar ya"balas tasya,adil kembali berdiri dan mencium hangat kening tasya.
"yuk berangkat,pake jaketnya"ucap adil,tasya mengangguk.setengah jam kemudian mereka sampai di pasar malam itu,tasya exited sekali sampai adil saja memperingati agar tasya membatasi geraknya,karena tasya beberapa kali berlarian.
"tasya,jangan lari ya ampun"ucap adil yang entah sudah keberapa kalinya.
"ih adil,aku mau beli permen kapas"ucap tasya,adil mengangguk lalu membelikan untuk tasya. dan mereka duduk disalah satu bangku panjang.tasya menikmati permen kapasnya sambil sesekali menyuapkan nya ke adil.
"kaki kamu udah sembuh?"tanya adil,tasya menggangguk
"sakit gak?"tanya adil,tasya mengangguk
"kok maksain ke sini?"tanya adil lagi,tasya mencium pipi kanan adil.
"ayah bawel"balas tasya,adil tersenyum.
"kamu tau gak?"tanya adil,tasya menggeleng.
"aku seneng nikah sama kamu"ucap adil"kenapa?"tanya tasya
"impian aku langsung terwujud semuanya,aku bisa jadi suami kamu bahkan langsung jadi ayah dari anak kamu. aku nganggap semua ini udah diatur gitu sama tuhan,aku selalu pengen jadi orang yang serumah sama kamu. aku selalu pengen wajah kamu yang aku lihat saat pertama kali aku bangun tidur,bikinin kamu susu hamil,ngusap dan cium kening kamu kalo mau pergi,dan semua itu udah terwujud"ucap adil tersenyum
"menurut aku ya dil,ini adalah kejutan tuhan buat aku. tiba tiba aja gitu,aku punya dia"ucap tasya mengusap perutnya."aku punya kamu,yang selalu sayang sama dia sama aku juga. walaupun aku cuma berdua sama kamu aku ngerasa aman banget,super duper aman malah. dil,aku sayang sama kamu. jangan pergi ya?"balas tasya. adil mengangguk
"aku gak akan kemana mana sya,seumur hidup aku ya sama kamu. sama dia juga nih"ucap adil mengusap perut tasya.
"aku masih suka bulan loh,tuh"ucap tasya. adil mengusap kepala tasya."kalo aku sih masih suka perempuan bawel disebelah aku hehe"
***
hari minggu adalah hari mager sedunia menurut tasya,entah kenapa pagi ini tasya sangat malas sekali bangun. yang ia lalukan sekarang adalah kembali bersembunyi di dada adil dan memeluknya dibawah gulungan selimut.
"morning baby"ucap adil,dengan serak khas bangun tidur.
"morning too ayah" cup tasya mencium bibir adil sekilas,tapi adil keburu menahan belakang kepala tasya agar tidak bisa menjauh. adil memperdalam ciuman pagi harinya sampai tasya melepaskan pangutan bibirnya karena kehabisan nafas. tapi adil malah menambah erat pelukannya
"ayah kamu malesan banget nak"ucap tasya mengusap rambut adil
"ayah capek bunda,pengen manja manjaan sama bunda"balas adil,tasya menarik pipi adil
"bangun sana,trus masak. aku pengen dimasakin kamu"ucap tasya."mau dimasakin apa?"tanya adil,tasya tampak berfikir.
"lodeh enak,masak gih"ucap tasya
"siap bunda"ucap adil lalu mencium perut tasya dan beranjak keluar,tasya yang melihat tingkah suaminya itu hanya menggeleng."sya,ini abis mendidih masukin apa?"teriak adil dari dapur
"santen"balas tasya,ia mengangkat dasternya hingga paha,tak lama adil datang dengan spatula ditangannya. ia kaget saat melihat tasya berkeringat seperti itu.
"kamu abis ngapain sih?"tanya adil
"ngepel make tangan"balas tasya
"ya allah tasya,kata dokter kan jangan capek capek"ucap adil berkacak pinggang
"ayah norak ya nak,orang biar pas lahiran lancar kok"ucap tasya mengusap perutnya memutar. adil mendekat kearah tasya lalu berjongkok,mengusap perut tasya.
"lain kali jangan ya sya?kasian babynya kalo dipaksain gitu,mungkin kalo yang hamil tua gak apa apa. udah dekat lahiran,biar lancar. tapi kan kamu masih tengah bulan sya,nanti kalo udh masuk 9 bulan gak apa apa"ucap adil,yang diangguki oleh tasya"oke ayah,gendong lagi dong"
KAMU SEDANG MEMBACA
artasya
Romance"gue selalu iri dengan bulan yang selalu bisa membuat dunia terang,walaupun tidak seterang matahari"ucap tasya "kenapa harus iri,lo bersinar dengan cara lo sendiri sya"ucap adil