FINE - Part 9

9.9K 1.1K 177
                                    


🍁🍁🍁

Hari Minggu ini membuat Taeyong bersemangat untuk mengawali harinya. Senyumnya mengembang ketika melihat pantulan dirinya di cermin. Hanya sedikit merapikan tatanan rambutnya yang kini sudah berwarna hitam.

"Haruskah aku mengganti warna rambut lagi?" berbicara pada cermin seakan bayangan dalam cermin itu akan menyuarakan pendapatnya.

Bibir tipisnya sedikit mengecap ketika selesai memoles bibir itu dengan pelembab bibir. Akhir-akhir ini bibirnya selalu kering sehingga Taeyong harus sering-sering menggunakan pelembab bibir. Terlalu asik merapikan penampilannya, Taeyong tidak menyadari ada seseorang yang memperhatikannya di depan pintu kamarnya.

Johnny, pria itu tersenyum manis melihat Taeyong.

"Cermin itu bisa pecah jika kau terus menerus memandang wajah cantikmu itu."

"Eoh?"

Melempar pandangannya pada Johnny, tersenyum lembut dan menghampiri Johnny yang masih setia berdiri di tempat yang sama.

"Aku sudah menyiapkan sarapan. Ayo sarapan bersama."

"Siap Captain!!"

Johnny mengusak kasar rambut Taeyong, membuat Taeyong cemberut karena tatanan rambutnya yang sudah rapi jadi berantakan. Padahal Taeyong sangat susah payah mencari model rambut yang pas untuk ia pakai hari ini.

"Jangan cemberut seperti itu. Kau terlihat menggemaskan dan aku takut tidak bisa menahan diri."

Taeyong masih cemberut, matanya memperhatikan wajah Johnny yang terlihat sangat serius kali ini. Tangan besarnya sedang bermain-main di rambut Taeyong bermaksud untuk merapikan rambut Taeyong yang sudah ia acak-acak.

Netra legamnya terus mengamati wajah tampan hyung kesayangannya itu. Memikirkan perkataan Doyoung yang menyarankan Taeyong untuk menerima Johnny sebagai kekasihnya.

Taeyong tidak bermaksud mengulur waktu untuk menjawab pernyataan Johnny. Hanya saja saat ini hatinya belum pasti untuk menjawab. Taeyong hanya tidak ingin gegabah.

"Aku tahu, aku sangat tampan. Kau tidak perlu memandangku seperti itu, Cutie."

Seakan tersadar dari lamunannya, Taeyong mendecih dan meninju pelan dada kiri Johnny.

"Percaya diri sekali kau, Hyung!"

Johnny kembali tersenyum kemudian menarik lengan Taeyong menuju meja makan. Niat awal Johnny menghampiri Taeyong kan untuk mengajaknya sarapan bersama.

"Hari ini aku akan mengunjungi Doyoung. Hyung mau ikut?"

"Sayangnya aku harus mengerjakan tugas yang belum selesai."

"Di hari Minggu seperti ini masih saja bekerja. Kau juga butuh hiburan."

"Hanya dengan melihat wajah cantikmu saja sudah menjadi hiburan untukku."

Taeyong mendelik, menatap hyungnya yang besar itu. Sedikit menaikkan sudut bibirnya saat Johnny balas dengan tatapan menggoda.

"Sejak kapan kau pandai merayuku?"

Tanya Taeyong sebelum memasukkan gigitan sandwich terakhirnya. Sarapan hari ini Johnny sengaja membuat sandwich kesukaan Taeyong dan juga segelas jus jeruk. 

"Itu bukan rayuan tapi faktanya memang seperti itu." Johnny jawab acuh, kini tangannya mengambil sandwichnya yang kedua.

Johnny kembali berbicara dengan mulut penuh makanannya, "Oh iya. Aku pikir hanya Doyoung teman masa kecilmu. Ternyata Ten juga."

FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang