FINE - Part 11

10K 1.1K 379
                                    

Baiklaah setelah memikirkan ini selama 15 menit, akhirnya aku memutuskan untuk up semua part yang udah ada di draft.

Yaudahlah yaa.. Ini cuma cerita fiksi ya, out of character banget jadi jangan benci sama cast nya terutama JaeTen :" sumpah mereka anak baik kok :""

Baiklah, mangga sok dibaca dan maaf buat typo(s) yang berkeliaran di story ini~


🍁🍁🍁

Mark terlihat sedang membaca sebuah buku sambil berjalan di lorong kampusnya. Sesekali membenarkan kacamata bacanya yang sedikit melorot.

Wajahnya sangat serius ketika membaca membuatnya terlihat sangat tampan dan jenius? Bagaimana tidak jenius? Membaca sambil duduk saja mesti berkonsentrasi apalagi sambil berjalan.

"Mark~!"

Acara membaca bukunya ia hentikan ketika seseorang memanggilnya dari arah depan. Senyum tipisnya mengembang, kemudian menghampiri orang itu. 

"Ada apa?" tanya Mark pada Haechan.

"Tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin menyampaikan salam dari orangtuaku. Kemarin lusa aku baru saja mengunjungi mereka di Busan." ungkap Haechan malu-malu disertai dengan rona merah dipipinya. Mark yang melihatnya hanya tersenyum geli melihat ekspresi malu Haechan. Dan Haechan yang melihat Mark tersenyum, membuat dadanya berdebar.

Sepertinya aku ada kelainan jantung. Haechan dalam hatinya.

"Aku rasa, aku juga harus mengunjungi orangtuaku. Mungkin nanti aku akan pergi bersama Taeyong-hyung. Taeyong-hyung juga sudah lama tidak mengunjungi orangtuanya."

"Itu ide yang bagus."

Mark tersenyum manis kali ini membuat jantung Haechan berdebar lebih kencang. Sepertinya saat ini wajahnya sudah seperti kepiting rebus, pasti sangat memerah karena demi apapun suhu badannya menjadi panas seperti ini. Sial, haruskah Haechan benar-benar memeriksakannya?

"Mark~!! Haechan~!"

Suara lain menghampiri gendang telinga Mark dan Haechan, mereka menoleh ke arah samping dan ternyata itu adalah Ten.

Mark mendengus dan membuang muka, rasanya sangat malas hanya untuk sekedar melihat wajah Ten barang sedikitpun.

"Apa kalian melihat Taeyong? Aku ingin ber-" 

"Untuk apa kau mencari Taeyong-hyung? Ingin menyakitinya lagi? Jika tujuanmu seperti itu lebih baik kau tidak perlu untuk mencari bahkan menemuinya. Kau tidak pantas untuk bertemu dengan hyung-ku." potong Mark dengan kalimat panjangnya, ia menatap sinis Ten.

Haechan terpaku mendengar kalimat menyakitkan dari Mark, Haechan sangat mengerti mengapa Mark berucap seperti itu. Itu semua karena Mark sangat menyayangi Taeyong-hyung nya.

Mark tidak tahu saja jika Taeyong sudah merawat Ten ketika Ten kena hypothermia. Mungkin jika Mark mengetahuinya, Taeyong akan diceramahi habis-habisan. Terkadang Mark bisa bersikap seolah dia lebih tua dari Taeyong. Hm.

Jawaban sinis nan ketus dari Mark membuat Ten terdiam. Tidak berani balas ucapan Mark, bukan berarti semua yang diucapkan Mark itu benar, tapi Ten merasa saat ini Mark sangat menyeramkan.

"Ayo Haechan kita pergi."

Haechan mengangguk kecil dan pergi mengikuti Mark yang sudah jalan terlebih dahulu. Kemudian Haechan kembali menoleh ke belakang melihat Ten yang masih menunduk. Sebenarnya Haechan sedikit kasihan pada Ten, hanya saja ia tidak mau membela orang yang salah. Haechan mengejar Mark dan menyamakan langkahnya dengan Mark.

FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang