#2

43 9 0
                                    

Happy reading...

"Aaaaa dia tau nama gua woyyy" Teriak Anita tiba-tiba

"Sudah kuduga" Batin mereka berbarengan.

"Sumpahh kenapa harus senyum semanis itu sih tadiiii.." Tambahnya lagi.

"Iya tau yang abis di senyumin mah" Goda Cynthia yang hanya di balas senyuman riang dari Anita.

"Jangan seneng dulu Nit entar di php in baru tau rasa lu". Timpal Tasya. Seketika saja ekspresi muka Anita berubah menjadi suram

"Ia juga ya kalo gua cuman di baperin doang gimana dong??!Ah gapapa lah yang penting hari ini Nita seneng sip" Girangnya kembali.

"Eh tapi kok kak Bani bisa tau nama lo ya? Padahal gua juga ga pernah tuh cerita cerita tentang lo Nit" Tanya Keyra heran.

"Mungkin aja kak Bani tau pas si Nita teriak teriak kek gini "semangat kak Bani dari Nita yang selalu setia denganmu" Ucap Cinta mengikuti suara Anita jika cewek itu sedang menyemangati Bani saat bertanding basket.

Dan yang lain hanya bisa tertawa mendengar suara Cinta yang ia buat secempreng mungkin mengikuti suara Anita.

Terkecuali dengan Anita ia hanya bisa mengerucutkan bibir dan menahan rasa malunya. Dikarenakan memang apa yang di katakan oleh teman teman terhadap dirinya itu memang benar.

Tak lama kemudian suara bel tanda waktu istirahat selesai berbunyi. Mau tidak mau mereka semua harus menghentikan kegiatan dan kembali berkutat dengan buku kimia dan teman temannya.

***

Bel waktu tanda berakhirnya pelajaran telah terdengar.

Ke lima teman Keyra telah merapihkan alat tulisnya dan segera pulang kerumah. Namun berbeda dengan yang lain. Kini, Keyra masih saja mencatat tulisan yang berada di papan tulis, karna tadi ia sempat tertinggal di karna kan ia izin ke kamar mandi saat jam pelajaran.

"Key lu masih lama?" Tanya Nina

"Tinggal satu paragraf lagi"

"Lanjutin dirumah aja sih!" Tambah Anita

"Tanggung, udah kalian kalo mau pulang duluan pulang aja ga papa"

"Beneran nih?" Tanya Cinta tak enak hati. Yang hanya mendapatkan anggukan dari Keyra karna tangannya masih sibuk mencatat.

Akhirnya mereka berlima Anita, Cinta, Cynthia, Nina, dan Tasya pun memutuskan untuk pulang duluan.

Kini suasana kelas sudah sangat sepi tinggal 3 orang yang berada disini. Hanya dua cewek teman Keyra yang sedang melaksanakan piket, dan dirinya yang masih sibuk dengan catatannya.

Tak lama setelah itu Keyra telah selesai dengan pekerjaannya, menulis dan langsung merapihkan alat tulisnya. Setelah ijin balik duluan kepada kedua temannya tadi ia pun langsung berjalan keluar sembari menatap layar ponsel untuk memesan ojol.

Brukk..

Hp Keyra terlempar begitu saja ke jalanan. Tak hanya hp nya namun ia juga melihat ada kacamata berfream hitam yang letaknya tak jauh dari tempat dimana hp nya terjatuh.

Ia buru-buru mengambil hpnya yang sudah sedikit retak dibagian anti goresnya, syukurlah hanya anti gores. Keyra mendongak menatap siapa pelakunya, memang sih bukan sepenuhnya salah orang itu sebenarnya.

Dan ternyata yang menabraknya tadi adalah seorang lelaki. Dan.. Tunggu dulu sepertinya ia pernah melihat orang ini.

Di perhatikannya dengan sesama. Tubuh yang lumayan tinggi bahkan bisa di bilang memang tinggi, rambut hitam yang tersisir rapih, hoodie abu yang menutupi seragam sekolahnya, dan tak lupa kacamata yang sekarang sudah terletak dengan baik di tempatnya.

"Heem..." Deheman keras dari cowok tadi membuyarkan lamunan Keyra.
Pipi Keyra seketika saja merah seperti kepiting rebus, ia malu karna telah tertangkap basah sedang memperhatikan seseorang dengan sebegitu intensnya.

"Eh.. Maaf tadi ga liat" Ucap Keyra ragu, entah kenapa ia sedikit gugup sekarang.

"Gapapa, gue juga minta maaf permisi" Jawabnya tersenyum, lalu setelahnya meninggalkan Keyra berbarengan dengan satu orang cowok dibelakangnya.

Baru beberapa langkah cowok itu membalikan badannya "Eum..kamu ga berubah, hobbynya seneng banget nabrak orang" Ucap cowok itu tiba tiba sembari tersenyum manis.

Lalu setelahnya ia kembali berjalan meninggalkan temannya yang masih diam di tempat memperhatikan Keyra, karna merasa canggung akhirnya Keyra memberikan senyuman singkat yang di balas cowok itu dengan senyuman kikuknya. Lalu ia langsung berlari menyusul cowok berkacamata tadi.

Meninggalkan Keyra dengan sebuah kebingungan

"Maksudnya apa ya? Kok dia tau kalo gue suka nabrak orang pas jalan" batin Keyra bertanya.

Keyra mengedikan bahunya acuh dan kembali memesan grab bike nya yang sempat tertunda tadi untuk ia pulang kerumah, dikarenakan abangnya yang tidak bisa menjemputnya hari ini.

***

"Dio gua main kerumah lu yak, suntuk gua dirumah denger ortu berantem terus" Ucap Fahri.

Orang yang di panggil Dio itu pun menoleh kearah teman disampingnya. "Masih sering berantem mereka?" Tanyanya.

Kadang ia suka merasa kasihan terhadap teman baiknya ini, karna kedua orang tuanya kerap kali bertengkar yang membuat dirinya tak betah tinggal dirumah.

"Ya gitu.. Heran deh gua berantem mulu setiap hari, ga bisa apa seharii aja akur?! Pusing pala ebih" Jawabnya yang masih bisa di selingi oleh candaan.

Mendengar itu Dio hanya bisa tersenyum dan menggeleng pelan menanggapinya.
"Heran gue lu kok masih bisa aja sih bercanda dalam hal kek gini!"

"Justru kalo gua ga bercanda, gua diem diem aja kek orang udah ga semangat hidup hanya karna satu masalah orang tua, itu bisa ngebuat gua kejalan yang ga baik nantinya" Jelasnya panjang lebar.

"Anjasss gaya banget gua gilaa" Sadarnya akan ucapannya tadi.

"Tumben si lu bener Ri?" Ujar Dio sembari berjalan duluan di depan, dengan menghadap ke arah Fahri.

"Emang gua selalu be... " Ucapan Fahri terputus.

Brukk..

Kacamata yang Dio kenakan berhasil jatuh ke lantai.

Ia menegang seketika. Bukan, bukan karna ia takut kacamatanya akan patah, tapi dengan orang yang ia tabrak tadi. Ia tau siapa gadis yang berada di hadapannya sekarang, meskipun gadis itu sedang menunduk mengambil hp nya.

Cepat cepat ia mengambil kacamatanya.

Lalu di perhatikannya gadis itu..

Keyra Anastasya

Gadis itu melihat kearahnya. Bahkan kini ia sedang menatapnya dengan sangat intens.

"Heem.." Dehemnya keras karna ia tidak kuat di tatap seperti itu dengan gadis yang ia cintai, bahkan sangat ia sayangi.

Ia tersadar "Eh.. Maaf tadi ga liat"

"Gapapa gue juga minta maaf, permisi" Ucapnya memutar arah berniat meninggalkan gadis itu

Namun sebelum ia benar benar pergi cowok itupun kembali memutar badannya dan ia berujar "Eum..kamu ga berubah hobbynya seneng banget nabrak orang" Ucapnya sambil tersenyum manis dan setelahnya ia berlalu dari hadapan gadis yang terlihat sangat bingung sekarang

Dan ia kembali memutar arah lalu berjalan cepat kearah parkiran, meninggalkan Fahri yang masih setia berdiri ditempatnya.

Tapi tak lama Fahri berlalu mengejar temannya yang menurutnya bodoh itu.

Pasalnya temannya yang satu itu memang tidak bisa memanfaatkan keadaan. Bisa dibilang ia terlalu pengecut.

Dengan perasaan gemas ia langsung mengikuti arah jalan Dio, yaitu parkiran.

***

Tinggalkan jejak 👣

KEYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang