#3

30 7 0
                                    

Happy reading...

Fahri menghampiri Dio yang kini sudah berada di depan motor ninja merahnya.

"Dio Dio.. Ada kesempatan bukannya di manfaatin malah kabur" Semburnya langsung.

"Gua takut untuk memulainya" Jawabnya singkat.

Bohong, bohong jika ia tidak senang saat berhadapan dengan gadis itu. Gadis kecil yang selalu ia jaga dulu, peri kecilnya yang telah memberikan warna  untuk hidupnya.

Entah kejadian apa dulu yang menjadikan ia lupa terhadap dirinya.

Karna dulu, Dio pindah ke Bandung karna pekerjaan orang tuanya. Namun selang dua tahun kepindahannya, akhirnya ia memustuskan untuk kembali ke Jakarta dan menetap di rumah sang nenek. Saat ia ingin menemui Keyra ternyata rumahnya sudah di jual, dan tidak ada satupun tetangganya yang mengetahui ia pindah kemana.

Ternyata takdir menemukannya kembali di sekolah ini, namun saat beberapa hari yang lalu mereka ber pas pasan Keyra seperti tidak mengenalinya yang membuat Dio merasa janggal dengan semuanya.

"Kalo lu ga pernah mulai kapan dia inget bambang" Ucap Fahri membuyarkan lamunan Dio.

"Ah.. Tau lah pusing gua" Jawabnya dan langsung menaiki motor ninjanya, ia pun langsung menancapkan gas menuju rumahnya.

Melihat itu Fahri hanya bisa berdecak kesal, melihat tingkah temannya itu dan ia pun menyusul Dio dengan motor ninja hitamnya.

***

Keyra sampai di rumahnya. Langsung saja ia menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai atas.

"Nak makan dulu baru tidur ya" Ucap Kayara sang Bunda.

"Iya bun Key mau ganti baju dulu"

Tak lama kemudian ia turun kebawah dengan menggunakan pakaian rumah, dan duduk di meja makan bersama bundanya.

"Gimana sekolahnya?" Tanya sang Bunda lembut.

"Ya gitu doang bun ga ada yang spesial" Jawabnya datar.

"Maksud kamu?"

"Kan waktu itu Bunda pernah bilang kalau masa SMA itu adalah masa yang paling menyenangkan?" Sang Bunda mengangguk.

"Tapi Key belum pernah ngerasain keindahan itu bun, selama hampir 2 tahun ini" Lanjutnya.

Kayara tersenyum. Rupanya anak gadisnya ini belum menemukan kebahagiaannya.

"Key mungkin kebahagian itu belum datang." Jawabnya, menjeda kalimatnya tadi.

"Kebahagiaan kamu masih di simpan di tangan tuhan" Lanjutnya masih dengan senyuman. Membuat Keyra ikut tersenyum kepada sang bunda. Ia mengangguk mengerti.

"Iya bun, semoga begitu. Yaudah aku mau ke kamar dulu ya." Ucapnya setelah mengambil makanan dipiringnya, ia berniat untuk makan siang dikamar saja, karna memang itu sudah menjadi kebiasaannya.

Baru saja ia menaiki 2 tangga, abangnya ternyata baru pulang sekolah.

"Key maaf ya tadi abang ga bisa jemput ada les tambahan" Ucapnya menyesal.

"Iya bang Kai" Jawabnya tersenyum.

Namanya Uqail Ramadhan umurnya hanya beda 1 tahun di atas Keyra. Namun ia bersekolah di SMA yang berbeda dengan Keyra. Yaitu SMAN 1 Jakarta sedangkan Keyra bersekolah di SMAN 2 Jakarta.

"Lah kok ngegas bocah, gausah ngatain abang bangkai juga kale!"

"Lah siapa yang ngatain?!"

"Itu tadi 'Iya bangkai' apaan?!" Ucapnya menantang.

"Ish.. Maksud Key itu, bang Kai Qail Uqail gitu lohh"

"Makanya gausah ganti ganti nama orang" Ucapnya ketus.

"Ih bodo amat ah" Jawabnya kesal dan langsung menaiki tangga dengan langkah kasar.

Uqail hanya bisa tertawa melihat adiknya kesal karna dirinya.

Kayara sang Bunda yang melihat perdebatan kecil dari anak anaknya itu hanya menggeleng pelan, apalagi melihat tingkah putra sulungnya yang selalu saja menjaili adik perempuannya itu.

***

Tinggalkan jejak 👣

KEYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang