#10

12 4 0
                                    

Happy reading...

Mereka masih saling diam di satu ruangan,entah sedang memikirkan apa. Hingga Ranata berdiri duluan dan memilih untuk pulang. Melihat itu sontak gadis itu juga ikut berdiri karna ia tidak ingin sendirian di ruangan yang redup pencerahan itu.

"Eh woy tunggu dong"

Ranata masih berjalan santai tanpa melihat kebelakang dan menjawab panggilan dari Keyra. Atau mungkin ia berjalan sangat cepat hingga gadis itu tak bisa menyamai langkahnya.

"Eh tungguin gue takut"

"Ini sekolah udah sepi loh"

Masih dengan berlari gadis itu berkicau tanpa henti

"Woyy"

"Nata!"

Langkah kakinya berhenti cowok itu berhenti tanpa memutarkan badan, seluruh tubuhnya kaku saat itu juga.

Melihat Ranata berhenti di tempat dengan cepat ia mengejarnya hingga sampai di samping tubuh cowok jangkung itu.

"Nat tungguin kek gue takut sekolah udah sepi nih, bareng ya ke gerbangnya" Ucap gadis itu bergidik ngeri melihat keadaan sekitar

Ranata masih berdiam diri dengan pandangan lurus kedepan tanpa berkedip sekali pun.

Mengapa gadis itu bisa tau nama panggilan kecilnya dulu, nama panggilan yang selalu diberikan oleh ibunya dulu. Ya dulu, dan semua kini hanya kenangan bahkan sekarang ia sangat membenci panggilan nama itu.

Ia melirik tajam kearah gadis yang kini terlihat engos engosan. Yang dilihat seperti itu hanya bergidik ngeri.

"Kenapa?" Tanya gadis itu polos

Masih tidak ada jawaban

"Ada apa sih?" Tanyanya sekali lagi, Keyra spontan memegang ujung seragam Ranata.
Namun dengan cepat cowok itu menepisnya dengan sedikit kasar.

"Aw.."

"Nama"

"Apa?"

"Jangan panggil saya dengan sebutan itu lagi!"
Setelahnya ia berlalu tanpa menghiraukan Keyra yang kembali meneriakinya.

"Sebutan? Apa sih? Nata? Ohh iya Nata, tapi kenapa? Ah tau lah.." Keyra berjalan meninggalkan sekolah dengan langkah cepat karna takut gerbang sudah di tutup.

"Itu siapa ya?"

"Cemburu?"

"Eh engga, dia kan sahabat gua, ngapain juga cemburu, gua tuh cuman takut aja kalau Keyra deket sama cowok yang ga bener".

Dio dan Fahri keluar dari tempat persembunyiannya. Sejak tadi pulang sekolah mereka tidak langsung pulang melainkan nongkrong dulu di kantin, dan selepas dari kantin mereka justru melihat dua orang dengan satu orang yang sangat ia kenali.

Dio dan Fahri memilih mengikuti keduanya dengan alasan Dio takut jika Keyra di jahati oleh orang lain. Dan mau tidak mau Fahri pun mengikutinya.

"Seribu alasan setiap kali ku ajak jalan"

"Bacot" Lalu ia pergi meninggalkan temannya yang kini malah joget sembari bernyanyi seperti orang gila.

"Eh woy tunggu, ADA AJA ALASAN KAU TOLAK AKU DENGAN SENYUMAN.." Lanjutnya keras dan berlari mengejar Dio

"BERISIK" Jawabnya tak kalah keras.

***

Keyra tiba di depan gerbang ia berdiri disana sudah cukup lama untuk menunggu angkutan umum lewat. Ranata? Entahlah cowok satu itu kemana perginya, tadi ia sempat mengikutinya untuk menanyakan mengapa ia begitu marah jika dipanggil dengan nama Nata namun langkah kakinya ternyata sangat kalah jika di bandingkan dengan langkah kakinya yang begitu lebar, maka dari itu ia kehilangan jejaknya, dan ia rasa mungkin Ranata sudah pulang sejak tadi.

Jam sudah menunjukan pukul 5 sore namun dirinya masih belum menemukan angkutan umum satu pun, maklum sekolahnya ini memang masuk kedalam jadi agak jauh dari jalan raya yang ramai.

Jenuh,bosan itu yang gadis ini rasakan sekarang. Ia berharap ada malaikat baik yang ingin membantunya saat ini.

Tiba-tiba ada suara deru motor terdengar dari arah belakangnya tepat didepan gerbang sekolah kini terdapat seorang laki laki dengan helm full face nya menaiki motor beat berwarna hitam.

"Ngapain?"

"Nungguin angkot" Ucap Keyra hati hati karna ia sama sekali tidak tau siapa wajah dibalik helm tersebut, jadi ia menjawabnya dengan sedikit ragu.

Cowok itu mendekat kearahnya, Keyra mundur satu langkah memberi jarak takut terjadi sesuatu.

"Eh eh mau ngapain saya bisa teriak loh kalo anda macem macem" Ucapnya sedikit teriak dengan tas kecilnya yang ia layangkan keatas, jaga jaga jika cowok itu berniat jahat kepadanya ia bisa langsung melemparkan tas tersebut tepat kedepan wajahnya.

"Ck.." Terdengar decakan jelas dari mulutnya, iya membuka helm full facenya dan betapa kaget atau bahkan leganya Keyra saat tau jika orang tersebut adalah Ranata.

Ia kira cowok itu sudah pulang tadi, tapi jika dia sudah pulang dan tidak ada disini saat ini mungkin Keyra akan mulai menangis karna takut tidak mendapat angkutan umum sampai maghrib nanti.

"Cepet!"

"Eh.. Nga ngapain?"

"Pulang"

"Gue nebeng.. Gapapa?"

"Cepet!"

"Eh iya iya.."
Keyra menaiki motor tersebut dengan hati-hati takut si empunya berubah pikiran dan menurunkannya lagi.

"Kemana?"

"Rumah"

"Dimana?"

"Ditinggal" Jawabnya enteng dengan senyuman jail

"Ck.. Turun!" Ranata mulai kesal di permainkan seperti ini

"Iya iya maaf bercanda doang kok, rumah gue di perumahan Permai udah cepet jalan!" Ucapnya memerintah, mengapa sih cowok dihadapannya ini cepat sekali marah?!

Mendengar itu Ranata lagi lagi berdecak kesal dengan bola mata  yang memutar, entahlah menurutnya berbicara dengan cewek satu ini harus menggunakan kesabaran yang extra.

Tak menunggu waktu lama mereka berjalan meninggalkan sekolah, karna  sore sudah hampir berganti malam.

Tinggalkan jejak👣

KEYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang