#14

15 2 0
                                    

Happy reading...

Canggung. Ya sekiranya hanya itu yang bisa di deskripsikan di antara mereka. Ranata sejak tadi hanya diam duduk disamping ranjang yang di tempati oleh Keyra. Dan ya, ia benar benar menjaga Keyra dengan baik rupanya, hingga membuat si empunya nama mati gaya.

"Tidur" Tiba-tiba Ranata bersuara, mengintrupsi Keyra untuk tidur yang sejak tadi memainkan ponselnya.

Jujur sebenarnya sudah dari tadi ia menahan kantuk di matanya, namun jika ia tidur dengan ruangan yang hanya berisikan ia dan cowok berwajah tembok itu, di pikir pikir seram juga.

"Jangan takut" Ranata bersuara lagi. Seakan tau isi pikiran Keyra. Gadis itu hanya melotot tak percaya, bagaimana mungkin, ini sudah kedua kalinya ia mengetahui isi kepalanya. Satu kali lagi, fix Ranata dapet piring cantik.

"LO CENAYANG YA?!" Ucapnya sedikit berteriak

"Ga"

"JUJUR!" teriaknya, dengan mata melotot melirik objek yang bersangkutan.

"Ck.. Bukan" Jawab Ranata kesal dengan suara teriakan Keyra.

Gadis itu benar-benar menyusahkan pikirnya. Tapi entah mengapa langkah kakinya membawanya kesini tadi?

"Kok lu bis.."

"Nebak" Potong Ranata, kupingnya sudah memanas jika gadis itu melanjutkan ucapannya lagi.

"HA?!" Kaget Keyra melotot

Ranata melirik sekilas Keyra yang kini sudah seperti orang jantungan. Kenapa lagi gadis itu?!

"El..lo.. Tad..tadi nembak gue?!" Ucap gadis itu gugup, kenapa ia harus gugup? Jelas jelas ia tidak suka sama sekali dengan cowok tembok ini.

Sekarang gantian Ranata yang terkejut. Sejak kapan ia menembak cewek aneh di depannya ini? Namun untungnya ia pintar dengan namanya menyembunyikan keterkejutan. Jadi yang hanya Keyra liat masih seorang Ranata dengan wajah temboknya.

"Siapa bilang?" Tanyanya hati hati

"Tadi lo bilang nembak? Maksudnya lo mau nembak gue?" Tanya balik Keyra dengan sedikit ragu, Keyra memberanikan diri menatap mata Ranata yang masih mematung di tempatnya, memikirkan setiap kata yang terlintas di telinganya.

Namun seketika saja Ranata membalas tatapan mata Keyra dengan sedikit tajam membuat gadis berambut sedikit coklat itu pun menunduk ketakutan.

Keyra memainkan ujung kukunya yang sudah bersih namun sengaja ia bersihkan kembali untuk meminimalisirkan kegugupannya. Cukup lama Ranata menatap intens Keyra yang masih setia menunduk. Hingga akhirnya kekehan itu muncul dari mulut Ranata.

Cepat cepat Keyra mengangkat wajahnya, memastikan bahwa suara kekehan tersebut benar asalnya dari Ranata.

Dan ternyata benar cowok itu sedikit terkekeh dan menunjukan sedikit ekspresi juga. Ini merupakan kemajuan menurut Keyra. Gadis itu tersenyum tanpa sadar.

Sadar di perhatikan, Ranata pun menyudahi kekehan kecilnya yang bahkan jika mereka di tempat ramai sekarang, suara tersebut pun tidak akan terdengar.

"Kenapa?" Tanya Keyra lugu. Ia benar benar tidak mengerti dengan cowok dingin dihadapannya ini. Tadi dia sendiri yang ingin menembaknya, lalu tiba-tiba terkekeh pelan, dan sekarang wajahnya berubah lagi seperti biasa. Datar. Aneh memang.

"Saya tadi bilang nebak, bukan mau nembak kamu" Jelas Ranata dengan menekan kata nebak dan nembak.

Oh god rasanya Keyra ingin berteriak sekencang kencangnya. Reflex ia menutup wajahnya dengan bantal putih uks. Mau di taruh mana mukanya nanti, mengapa juga pikirannya bisa sejauh itu.
Usai beberapa detik ia terpaku dalam bantal merutuki kebodohannya yang ia buat sendiri. Entah bagaimana reaksi cowok itu nanti saat Keyra membuka mata.

"Sampe kapan mau begitu?" Suara dingin itu seakan menyudutkan Keyra dengan keadaan menyebalkan ini.

Keyra membuka perlahan bantal yang menutupi wajahnya sedikit demi sedikit. Ia melirik Ranata yang entah mengapa mukanya tambah menyebalkan sekarang. Ia memberikan senyuman manisnya dan mencoba untuk menjelaskan.

"Eum..gini, tadi itu gue..salah tanggap, jadi..."

"Lupain" Ranata memotong, cowok itu berdiri dengan satu tangan ia selipkan di kantong celana, dan mata menatap Keyra.

"Udah istirahat, saya tinggal" Ucapnya dan berlalu begitu saja dari hadapan Keyra.

Gadis itu menghembuskan nafas lega, setidaknya tidak membutuhkan waktu lama untuk menjelaskan soal tadi ke Ranata.

Lalu ia juga beranjak dari kasur tersebut dan berlalu untuk ke kelasnya, karna ia rasa sudah cukup tadi ia beristirahat.

Secara perlahan ia berjalan dengan hati hati, walaupun sudah istirahat tadi, tidak memungkinkan untuk badanya yang bisa tiba tiba saja lemas nantinya. Karna Keyra sendiri memiliki penyakit anemia, yang bisa tiba tiba saja merasakan pusing di kepalanya.

Sesampainya di kelas Keyra di sambut dengan wajah wajah temannya yang lesuh tak bergairah,terkecuali dengan Cinta, karna gadis berambut pendek itu memang jagonya untuk soal bahasa, apapun itu.

"Key udah sehat emangnya?" Tanya Anita khawatir saat dirinya melihat Keyra sudah di ambang pintu kelas, buru buru dituntunnya sampai tempat duduk Keyra.

Teman temannya yang lain pun juga begitu, ikut membantu memberi jalan dan menyiapkan tempat duduk Keyra.

Keyra hanya menjawab dengan sedikit anggukan dan senyuman singkat.

"Aduhh Keyra ku..kenapa kamu beb?"

Nina menjitak kepala cowok beralis tebal itu "Beb gigi lu gede, emang Keyra siapa lo hah?!"

Cowok itu mengusap kepalanya yang dijitak tadi "Yuyu kan calon suami Kekey gainget law?" Ucap cowok itu lebay, dengan nada yang menjijikan

"Najis Bay amit amit gue sama lo" Kali ini Tasya yang menoyor kepala Bayu, sembari mengusap perutnya sendiri.

"Yaudah iya jangan marah, abis ini kamu kok yang aku godain" Rayu Bayu mengedipkan sebelah mata kearah Tasya.

"PERGI LU SETAN!" Usir Anita yang jengah sekaligus jijik dengan tingkah Bayu. Memang cowok manis satu itu selalu saja menggodai Keyra disituasi manapun, entah Bayu memiliki perasaan kepada Keyra atau tidak, karna kelakuannya selama ini yang mereka lihat hanya sebatas untuk bercandaan saja.

"Yaelah ni lagi mak lampir, berisik!" Cowok itu mendelik tajam kearah Anita yang di balas cewek itu tak kalah seram.

"Yaudah aku mau ke kantin dulu ya girls. Daah Kekey cepet sembuh" Lanjutnya sambil melangkahkan kakinya keluar kelas dan tak lupa memberikan kiss bye kepada mereka, tepatnya Keyra.

"Iyuuhh" Spontan ucap mereka semua.

Keyra yang melihat itu hanya bisa tertawa tanpa mengeluarkan kata.

***

Tinggalkan jejak 👣

KEYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang