#5

29 6 0
                                    

Happy reading...


Lelaki itu melangkahkan kakinya berjalan memasuki ruangan osis. Ia melihat lelaki yang ia yakini kakak kelasnya yang bernama Bani disana, dan juga perempuan dengan rambut yang dikuncir seperti ekor kuda.

"Duduk Ran"

Ia menuruti dan duduk di sebelah gadis itu.

"Jadi gini, gue panggil kalian berdua kesini karna gue udah nyalonin kalian berdua sebagai calon ketos dan wakilnya." Jelasnya.

"Hah..kok sama dia sih kak" Protes Keyra.

"Iya, karna Ranata adalah murid pilihannya Bu Diyas untuk di calonin sebagai ketos."

"Lo tau sendiri kan kalau permintaan Bu Diyas semuanya harus di turutin" Lanjutnya lagi.

Bu Diyas adalah guru terkiller dan juga pembina osis di sekolah ini. Dan jika ia sudah meminta jangan harap untuk bisa menolaknya.

Kini siswa laki laki yang dirinya di panggil Ranata tadi hanya menyimak dengan wajah tanpa ekspresinya.

"Gimana gue bisa kerja sama, sama patung ini nanti ya tuhan.." Batinnya menolak.

"Yasudah kalian boleh keluar, udah bel tuh" Ucap Bani membuyarkan Keyra yang sedang membatin meratapi nasibnya nanti.

***

Sesampainya di kelas ternyata guru yang masuk hari ini izin tidak masuk karena sakit.

"Gila gilaa.. Kalian tau ga?" Tanya Keyra saat sudah sampai di tempat duduknya.

"Ga" Jawab Nina cepat.

"Ish.." Keyra mendelik ke arah teman sebangkunya itu.

"Masa gue di calonin jadi waketos sama Kak Bani" Lanjutnya.

"Trus kenapa? Bukannya emang sebelumnya lu udah di kasih tau ya?" Tanya heran Cynthia.

"Bukan ituu.. Masalahnya pasangan caketos gue itu si muka tembok" Kesalnya di barengi dengan kerutan dahi ke lima temannya itu.

"Hah..Siapa muka tembok?" Tanya Tasya.

"Gua ga tau namanya, intinya tuh orang aneh, ga pernah menunjukan ekspresi apapun, bahkan sampai sekarang gua belum pernah liat dia senyum!!"

"Heem.. Ini bukan Key orangnya?" Tanya Nina hati-hati sembari memberi isyarat agar dirinya tau.

Dan yap saat ia menengok kebelakang, langsung saja ia di hadiahi dengan tatapan horor itu..lagi.

"Eh.., Ke..kenapa ya?" Tanyanya hati-hati.

"Hp" Jawabnya singkat.

"Hp? Siapa? Ma..maksudnya?"

"Hp"

"Hah..?" Keyra tambah bingung sekarang.

"Ck, Hp kamu!" Setelah mengucapkan kata singkat itu ia pergi meninggalkan kelas saat sebelumnya meletakan Hp Keyra di atas meja.

Kelima temannya yang baru melihat seperti apa orangnya tentu saja langsung melongo tak percaya.

"Huftt tuh kan ga jelas, kalo ngomong yang jelas coba ish..!" Desisnya kesal.

"Sabar Key hidup emang keras" Ujar Anita yang di barengi dengan senyumannya yang menyebalkan. Dan ya tentu saja membuat seorang Keyra tambah kesal dengan temannya yang satu itu.

***

"Ck, kebiasaan nih anak" Ucap Bani saat melihat sebuah ponsel berwarna putih itu di atas meja kerjanya.

"Eeh.. Ran tunggu" Ranata yang tadinya hendak pergi dari ruangan itu menoleh dan memberhentikan langkahnya.

Ia menaikan satu alisnya tanda ia bertanya.

"Ini tolong kasihin Hp nya si Keyra ya di kelas XI. IPA 2, ketinggalan tadi" Ucapnya sembari memberikan ponsel berwarna putih.

Ia pun mengulurkan tangannya dengan ragu. Karna jujur ia sendiri sangat malas pergi ke kelas orang lain.

"Please tolong ya gua masih ada kerjaan soalnya" Lanjut Bani memohon.

Akhirnya ia terpaksa menerima ponsel itu. Dan mengangguk.

"Oke makasih Ran" Ujar Bani tersenyum dan kembali ke tempat duduknya.

Ranata pun mulai berjalan menuju kelas XI. IPA 2 seperti apa kata Bani tadi. Tak lama ia pun sampai di depan kelas itu, dan melihat bahwa tidak ada guru yang masuk saat ini.

Karena ia malas memanggil seseorang untuk meminta tolong, akhirnya ia memutuskan untuk langsung masuk saja.
Baru beberapa langkah ia memasuki kelas itu, namun..

"Bukan itu..masalahnya pasangan caketos gua itu si muka tembok"

"Hah..Siapa muka tembok?"

"Gua ga tau namanya, intinya tuh orang aneh, ga pernah menunjukan ekspresi apapun, bahkan sampe sekarang gua belum pernah liat dia senyum!!"

Ranata masih berdiri di belakang gadis itu, mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut gadis itu dalam diam. Ia tak peduli apakah itu dia yang telah di ceritakannya.

Hingga akhirnya gadis berkulit putih itu menyadari keberadaan dirinya.

Setelah mengasihkan ponsel itu ke si pemiliknya ia langsung pergi dari kelas tersebut dan kembali ke kelasnya. Karena bel pelajaran sudah berbunyi sejak tadi, dan juga karna dirinya malas sekali berlama-lama disana.

"Dari mana saja kamu Ranata Adiwijaya?!" Tanya bu Siti dengan nada naik 2 oktaf.

"Osis"

"Osis? Maksudnya apa? Kamu kan bukan anak osis. Tolong jangan berikan alasan tentang osis ke saya" Geram bu Siti.

"Maksud si Ran dia abis dari ruangan osis bu" Jelas Reyhan teman sebangkunya.

"Ada urusan apa kamu diruangan osis!" Tanyanya lagi yang membuat seorang Ranata memutar bola matanya malas.

"Hilah si ibu kepo bet dah" Gumam Reyhan, tetapi masih bisa didengar oleh seluruh kelas dikarenakan kini suasana kelas pun masih senyap karna kedatangan Ranata tadi.

"Siapa yang ngomong tadi!!" Geram bu Siti.

"Saya dicalonkan jadi ketos bu" Jawab Ranata tiba-tiba, membuat semua pasang mata kini mengarah kepadanya dengan terkejut.

Kecuali Reyhan ia malah menghela nafas lega karna tidak jadi ketahuan oleh bu Siti.

"Yasudah sana cepat duduk!" Ucap bu Siti membuyarkan keterkejutan semua siswa disana.

Ranata pun duduk di tempatnya. Dan setelahnya pelajaran berlangsung sampai bel istirahat berbunyi.

Sip absurd nih cerita:(((

KEYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang