#13

20 5 0
                                    

Happy reading...

"Kiri..kanan..kiri..kanan..kiri.." Gumam Keyra tanpa henti

Mereka sudah mengelilingi lapangan sekitar 4 putaran

"Udah berapa putaran?"

"Ck.. Empat." Jawab Ranata kesal, pasalnya ini sudah pertanyaan ke 20 kalinya yang Keyra lontarkan selama menjalankan hukuman.

Trus dan trus mereka mengitari pinggir lapangan hingga sampai 5 putaran.

Sudah banyak pasang mata yang menatap mereka kali ini. Ada yang menatapnya iri, ada yang menunjukan kekagumannya, dan ada juga yang menyorotkan kebencian.

Dia.. Dio cowok itu duduk dibawah pohon mangga dengan menggenggam hasil gambar yang ia buat asal saat tak ada kerjaan tadi. Dan kini gambar tersebut telah rusak, hancur di remuk habis oleh sang empunya gambar.

"Samperin kalo cemburu.." Dio melirik tajam orang yang menceletuk seperti itu.

Ya, setan itu datang lagi. Entah mengapa Fahri selalu datang di saat yang tidak tepat dan selalu saja memanas manasinya, jika saja dia bukan teman dekatnya sudah dipastikan Dio akan mencelupkan kepalanya di bak kamar mandi sekolahnya yang sangat kotor.

"Bacot, gua ga cemburu" Jawabnya membara

"Kalo ga cemburu gausah ngeremuk tuh kertas juga dong" Fahri menatap meremehkan

Seketika Dio melonggarkan tangannya sedikit demi sedikit.

"Wei wei si Keyra pingsan noh.." Teriak tiba-tiba salah satu murid yang lewat.

Dio dengan cepat melihat kearah lapangan. Dan benar saja disana peri kecilnya telah terkulai lemas tak berdaya. Namun saat dirinya tergerak untuk menggendongnya ke UKS ternyata sudah ada seorang cowok yang sejak tadi di hukum bersama gadis itu, menggendongnya dengan sangat hati hati dan tanpa ekspresi membawanya kearah UKS.

Ia menghembuskan nafas pasrah. Ya, pasrah dengan keadaan saat ini. Mau bagaimana lagi,tidak mungkin kan ia merebut Keyra yang berada di gendongan cowok itu hanya karna cemburu?.

"Kan..keduluan"

"BACOT"

Dio berdiri setelah mengucapkan itu. Daripada ia tetap disana dan terus terusan mendengar celotehan tidak penting dari temannya itu.

Dan juga..pastinya saat ini ia hanya ingin sendirian.

***

Kini seluruh ruangan terasa begitu sangat terang bagi Keyra. Ia baru saja membuka mata, dan saat ini ia di kelilingi oleh ke lima temannya. Mereka tadi menunggu Keyra selesai dari hukumannya supaya bisa makan bareng. Namun saat selesai memutari lapangan gadis itu malah jatuh pingsan.

"Key akhirnya lu sadar.." Ucap Anita gembira dan memeluknya sangat kencang hingga membuat Keyra sedikit sesak nafas.

"Uhuk.. Uhuk.."

"Woi lepas itu si Key hampir mati di peluk kek gitu" Nina menabok tangan Anita yang masih setia melingkar di leher Keyra.

Anita terjungkit kaget dan segera melepaskan kedua tangannya. Dan tersenyum canggung

"Mati mati lu aja sono yang mati" Tasya mencampuri.

"Amit amit ntar aja deh.."

"Ya abis ngomongnya suka aneh" Sinis Tasya

"Ya maap gausah ngegas" Jawabnya tak kalah sinis

"Gimana Key dah enakan?" Tanya Cynthia tak menghiraukan yang lain

"Udah si cuman masih pusing sedikit" Keyra memegang pelipisnya yang kini terasa sangat berat.

"Yaudah lu disini aja dulu sampe nanti agak mendingan, apa mau pulang aja?" Cinta memberi usul

"Eum..disini aja deh"

"Yah tapi kalo disini, maap nih ya kita gabisa nemenin, soalnya abis ini ada ulangan Bahasa Inggris" Ucap Nina menyesal.

Jika saja tidak ada ulangan, dengan mapel yang sangat tidak ia sukai dia sih mau mau saja disuruh menjagakan Keyra, itung itung bisa bolos. Tapi jika ia bolos sekarang dan mengikuti ulangan susulan, pastinya ia tidak bisa nyontek nanti. Begitu sekiranya pikir Nina

"Saya jagain"

Semua pasang mata kini menengok kearah pintu. Ranata berdiri dengan tangan dimasukan ke dalam saku celana sekolahnya dan tak lupa wajah datarnya.

Semua yang berada diruangan itu melongo terkejut. Pasalnya yang baru saja berbicara adalah Ranata, si cowok tanpa ekspresi yang bahkan satu sekolah pun tak berani mengajaknya berbicara.

"Eh.. Gausah Ran" ucap Keyra merasa tak enak.

"Gapapa"

"Tapi gue bisa sendiri" Keyra menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia mencoba mencari alasan agar Ranata tidak jadi menjaganya.

"Yaudah Key kita duluan ke kelas ya udah bel tuh" Anita berbicara sebelum Keyra kembali memprotes

"Eh gua ikut deh" Keyra mencoba turun dari ranjang namun seketika denyutan di kepalanya muncul kembali.

"Nah kan masih pusing udah si disini aja" Cynthia memperingati

"Iya Key lagian Ranata kan mau ngejagain" Cinta berucap seraya tersenyum penuh arti

Memang teman temannya itu begitu jahat padanya. Sudah tau ia tidak terlalu suka dekat dekat dengan Ranata, malah sengaja ditinggalkan berdua 

"Yuk eh..nanti keburu masuk, duluan ya Key, Ran jagain yah" Pamit Cinta menggiring keempat temannya agar cepat keluar.

Tinggalah mereka berdua diruangan serba putih ini. Keyra melirik Ranata dengan senyuman canggung, dan yang di lirik... Bisa ditebak bagaimana responnya?

***

Tinggalkan jejak 👣

KEYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang