-4-

188 26 6
                                    

Woojin duduk diam. Bersandar pada dudukan sofa, terpejam. Di atas meja terhidang secangkir kopi yang terabaikan sejam. Sesungguhnya ia tidak berminat menyentuhnya, apalagi isi cangkir hanya seduhan serbuk hitam.

Sesaat ia mengingat kalimat Daehwi tentang dirinya yang jatuh terlalu dalam pada Guanlinnya. Meskipun Jihoon menyebut Guanlin juga tak jauh beda. Menjadikan Park Woojin pusat dunia.

Lengkung bibir terlukis samar. Memori lama mendesak untuk berputar. Berjejal, merangsek, membangkitkan senyum lebar.

Sepanjang yang ia ingat, Guanlinnya yang tampan tak pernah menolak. Bahkan tak pernah ada satu pun kata tidak. Selalu, pria itu mengusahakan setiap Woojin punya kehendak.

Ia lalu geleng kepala menyadarkan diri. Matanya memicing pada jam dinding di samping lemari. Dua puluh menit sudah terlampaui.

Ah, mengapa kekasihnya pergi lama sekali. Woojin kan ingin Guanlinnya segera kembali. Tentu dengan pai buah yang ia ingini.
























Jujur saja pas ngetik ini aku lagi pengen pai buah :")
Dan notes aku sepertinya sudah tidak penuh lagi karna aku udah berhasil download platform baru untuk ketik mengetik yeay 🎉🎉 (thanks to my beloved sister-in-law lokalisatir)
Berhubung aku apdet pas penutupan asian games, kayanya ga banyak yang notis (tbh aku ga nonton sih ehehe) aku malah main game di samping adek aku yang nonton tipi 😅 (tolong jangan hujat aku)

Sampai ketemu di apdetan berikutnya
Seeya~

rhymed [pancham]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang