-9-

113 24 18
                                    

Minggu yang tenang. Tentu saja lebih damai ketika sang kekasih masih terbalut selimut dibelaian ranjang. Guanlin menatap lama rupa kekasihnya yang biasa menatapnya nyalang. Lalu terkekeh mengingat kantung mata yang kentara akibat semalam begadang.

Woojin sedang gemar bermain dengan Max, anak anjing baru tetangga. Guanlin tak paham jenis apa, yang ia tahu usia peliharaan tetangganya baru masuk bulan ketiga. Saking betah di rumah sebelah, Woojin bahkan melewatkan janji menonton kekasihnya berlaga. Beruntungnya Guanlin demam semalam, hingga membuatnya pulang lebih cepat karena tak tega.

Surai yang kini seterang sinar matahari yang menembus tirai itu kusut masai. Jemari panjang Guanlin membelai, merapikan helai demi helai. Mengingat laku anak itu yang membuatnya tak sanggup abai. Paras lembut kekasihnya membuat Guanlin terbuai. Lantas mendaratkan kecup pada bibir kekasihnya yang aduhai.

Nyatanya satu kecupan tidaklah membuatnya puas. Bibirnya beralih mengecupi pipi pacarnya gemas. Berkali kembali ia lakukan meski tak terbalas mengingat Woojin yang masih pulas. Pikirnya kapan lagi ia bisa mengecup Woojinnya dengan bebas? Tentu saja saat si kulit karamel dimanja matras.

Kekasih Woojin itu menggeliat bangun. Lengket kulitnya pasca demam membuatnya ingin segera jumpa sabun. Sayang sekali gerak badannya membuat pegas ranjang terayun. Berakibat kelopak karamel itu menampakkan iris sewarna zaitun.

"Tidur lagi saja, Guanlinmu ini hanya akan mengapel sabun sebentar." Kecup jauh yang ia kirimkan berbuah tampang sebal. Sepertinya paras tampan Guanlin sungguh membikin Woojin kesal. Jadi bukan salah Woojin jika anak itu dilempar bantal.

Tapi Guanlinnya adalah murid Kang Daniel yang banyak tertawa. Mana ada orang dilempar bantal malah terbahak layaknya penghuni rumah sakit jiwa. Bahkan handuknya saja lupa tidak ia bawa. Semoga saja Woojin punya cadangan nyawa. Karena ibarat mutiara, Guanlin itu biwa. Terlihat keren tapi aslinya tak punya wibawa.
































Hai.
Sudah lama sejak aku terakhir apdet buku ini. Akhirnya aku bisa selesein satu muehehe :D

Sampai jumpa.

rhymed [pancham]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang