-14-

31 6 3
                                    

Satu peluk dua peluk tiga peluk dan sayangnya keningnya terantuk.




Bibir menggumam serapah pada adiknya yang asyik makan sereal untuk sarapan. Ingin rasa Woojin pukul anak itu setelah buat mimpinya berhenti di tengah jalan. Padahal ia sedang senang jumpa sang terkasih walau hanya sekadar angan. Bukannya pelukan ia dapat, malah kening beradu dengan dipan.

Ia hanya rindu kekasihnya. Ia rindu bersusah payah memeluk leher kesayangannya. Ia rindu sensasi geli saat tiup iseng teman Daehwi itu menyapu tengkuknya. Ia hanya rindu Guanlinnya.

Kasar ia suap nasi masuk mulut, barbar. Peringatan kakaknya yang khawatir tak ia dengar. Kunyahnya terburu sampai pipi menggembung melar. Hingga bulir nasi ditelan ke arah lorong yang tidak benar.

Uhuk.

Segelas air diterimanya. Tak sampai sepuluh detik sudah tersisa setengahnya. Wajah memerah dan napas terengah dibuatnya. Dalam hati makian terlontar entah pada siapa tak jelas objeknya. Gelas lalu disingkirkannya saat dering familiar menyapa gendang telinganya.

"Woojin! Alin telepon! Sudah mas angkat, buruan!"

Teriakan mas Donghyun bak denting harpa dari surga. Cepat-cepat ia beranjak dari meja. Apa itu tersedak? Ia sudah lupa. Siapa itu Daehwi? Tak lagi dikenalnya. Saat ini pikiranya penuh dengan pria di ujung sambungan teleponnya. Guanlinnya yang lama tak ia jumpa. Kekasihnya yang ia rindukan peluknya. Hatinya yang terbang jauh dan siap untuk kembali menagih rasa.






















It's a long long time sejak aku terakhir update buku ini but yeah this ship is still my favorite and i will keep write about them even the group has been d word, so enjoy the show fellas~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

rhymed [pancham]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang