love~12

2.7K 166 5
                                    

Sorry if you found typo
Happy Reading
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

(Namakamu pov)

Lagu ulang tahun yang dinyanyikan oleh Wirda membuat Azwa memperlihatkan kegembiraan di wajah cantiknya.

Aku dan Ari menghadiri kumpul keluarga yang saat ini sedang merayakan hari kelahiran Azwa.
Memang selalu rutin seperti ini, jika saja aku masih mempunyai keluarga lengkap mungkin kedua orangtuaku juga akan ikut berkumpul. Namun itu hanya bayangan saja.

Pandanganku terarah pada Azwa yang dengan cerianya memotong kue dan menyuapi suapan pertama pada Mamanya yaitu Wirda, dan suapan kedua tentunya pada Papanya siapalagi kalau bukan Azka.

"Selamat ya sayang, semoga menjadi anak yang sholeha ya"
Ucap Wirda dengan mengelus kepala putrinya sayang. Ingin rasanya aku memiliki anak perempuan

"Jangan nakal lagi ya, terusin hafalannya sampai tamat juz 30"
Kali ini Azka bersuara.

"iya.... " jawab Azwa

Aku beralih pada Alqi yang sedari tadi terus saja berdiam diri sambil memeluk kaki Ayahnya, katanya dia malu memberikan hadiah ulangtahun untuk Azwa.
Anakku takut jika Azwa tidak akan menerima hadiah yang sudah dibelikan oleh Alqi.

"Alqi kok diem sih? Katanya mau kasih hadiah ke Azwa"
Kataku, dan Alqi semakin memeluk kaki Ayahnya dengan erat

"masa laki-laki malu gitu sih.... "
Tambah Ari dengan mengelus kepala Alqi

Pelukan Alqi pada kaki Ari mulai melonggar. Aku pun memberikan hadiah yang sudah dibungkus oleh kertas kado bermotif hello kitty pada Alqi.
"nih, kasih sana ke Azwa"

Alqi mengambil kado yang kuberikan. Dan langkah kecilnya mendekati Azwa yang sedang bercengkrama dengan kedua orangtua Wirda —Oma dan Opa Azwa—

Ayahnya Azka tidak bisa hadir karena sibuk sekali dengan bisnisnya di luar negeri. Terakhir kali aku melihatnya saja saat dulu Wirda melahirkan Azwa. Dan sampai sekarang belum bertemu lagi.

"eh Alqi, asiikk ah bawa kado buat Azwa yaa~"
Azka menepuk pelan bahu Azwa dan yang ditepuk bahunya menoleh pada Alqi.

Alqi hanya diam sambil menyodorkan kado di tangannya pada Azwa. Kulihat Azwa tersenyum dan mengambil hadiah dari Alqi.

"makasih ya Alqi" kata Azwa

Alqi tercengir lalu mengangguk dan berlari kembali ke arahku dan Ari.
Acara kumpul keluarga kali ini menyenangkan. Kak Prilly juga hadir namun hanya bersama dengan anak bungsunya yaitu April, Kak Ali tidak bisa datang karena sedang berlibur ke rumah orangtuanya di Jakarta bersama dengan Devan dan juga Dylan.

Kedua mertuaku pun juga ada, mereka sangat senang sekali mendengar kabar bahwa aku sedang mengandung lagi. Syukurlah mereka bisa menjadi keluarga untukku dan bisa menerimaku diantara mereka.

•••

Tak terasa sekarang sudah pukul 7.30 malam. Selesai sholat aku langsung membaringkan tubuhku ke kasur, Ari yang baru saja selesai bermain Play Station bersama Alqi masuk ke kamar dan mendekatiku yang sudah berbaring terlentang di kasur.

"Tuh lihat Bunda udah tidur aja"

"Mbun jangan bobo dulu"

Kedua orang yang tak jauh beda itu mengusik istirahatku. Mau tak mau aku bangun dari posisi tidurku menjadi duduk dan bersandar pada kepala ranjang

"Alqi kenapa engga ke kamar hmm? "
Tanyaku

"Alqi mau bobo sini, sama Ayah sama Bunda sama dede juga"
Ucapnya sambil memelukku

Aku tersenyum diikuti Ari yang juga sedikit tertawa. Alqi benar-benar sangat bahagia sekali akan mempunyai adik.
Apalagi aku dan Ari pastinya sangatlah senang dan tidak bisa kami ungkapkan dengan kata-kata. Aku sudah lama sekali ingin mengandung anak kedua, dan ternyata doaku terkabul.

"Alqi kenapa sih ganggu Ayah aja yang pengen peluk Bunda pas tidur"
Dasar menyebalkan

"apa sih ayah selow aja kali, ini juga Mbun punya Alqi"

Yaampun ternyata bahasaku menurun pada Alqi, ini salahku karena selalu berbicara pada suamiku dengan bahasa yang seperti itu.

Aku hanya tercengir saat suamiku menatapku dengan tatapan datarnya.

Aku merubah posisiku menjadi berbaring lagi.

"Alqi, mau ucapin selamat tidur buat dede ngga? "
Kata Ari yang langsung diangguki oleh Alqi.

Ari mengelus perutku yang sekarang sudah mulai terlihat menonjol, usia kandunganku sudah hampir 3 bulan.

"Selamat tidur adiknya Alqi, jangan nakal di dalam sana ya"
Lalu Ari tersenyum ke arahku.
Dasar menyebalkan bisa saja membuat bumil baper

"sini deh tangan Alqi pegang perut Bunda"
Ari menuntun tangan Alqi untuk mengelus perutku

"bobo yang nyenyak ya dede, jangan nakal yah"
Aku tertawa pelan, tingkah Alqi sangat menggemaskan.

"cium dulu dong perut Bunda nya, kaya Ayah gini nih"

Lalu Ari mencium perutku. Dan yaampun ini sudah baper sekali....

"oh cium ya, oke~"

Alqi juga mencium perutku.

"mmuuaahh.... Bobo ya dede"

Alqi berbaring diantara aku dan Ari. Dengan gemas aku memeluk Alqi dan mencium pipinya.

"bobo ya udah malem" kataku pada Alqi, dan dengan cepat Alqi langsung menutup matanya.

Kulihat Ari belum berbaring, dan pergerakannya sekarang mendekatiku lalu kurasakan sesuatu mendarat pada keningku

Cup

"have a nice dream, sayang"

Ari menciun keningku, lalu dia langsung membetulkan posisinya dan tertidur.

Dengan perasaan yang masih dag dig dug aku pun ikut tidur juga.





































TBC!

vote and comment ya please

Nih gue kasih Alqi aja ya buat ucapan selamat bobo hehe...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LOVE [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang