love~10

2.8K 173 3
                                    

Sorry if you found typo
Happy Reading
.

.

.

.

.

(Namakamu pov)

Hari ini aku bersama Ari sedang membereskan beberapa buku yang menumpuk di perpustakaan kecilku.

Buku-buku novel dan juga komik naruto yang sudah aku baca semua akan ku bereskan dan aku rapikan.

Sebenarnya sudah semingguan ini Ari tidak membuka kliniknya di sebelah.
Aku pun sempat terheran dan juga menanyakan pada Chelsea, namun jawaban yang aku dapatkan dari Chelsea katanya tidak ada apa-apa.
Mungkin Ari belum mau menceritakan apa yang sedang terjadi dengan pekerjaannya.

"sayang? "

"hmm...."

Ari mendekatiku dan menyuruhku lebih dekat ke arahnya yang sedang duduk di sofa.
Aku menurut dan duduk di sampingnya.

"jangan duduk disitu, duduk sini... "
Dia menyuruhku duduk di pangkuannya. Aku menurut saja

Aku duduk di pangkuannya, dan sekarang tangan kekarnya sudah memeluk perutku.

"kenapa? " tanyaku
Biasanya kalau sudah begini Ari akan mulai curhat

"dua hari lalu aku ketemu Papa kan"
Katanya

"iya, terus kenapa? "

Ari sekarang menelusukkan wajahnya ke ceruk leherku dan menciumnya singkat

"Papa nyuruh aku berhenti jadi dokter"

Apa katanya? Lalu kalau dia berhenti dari pekerjaannya nanti bagaimana bisa dia menafkahiku dan Alqi

"kok gitu? Emang kenapa? "

Ari malah tertawa pelan
"Papa nyuruh aku megang perusahaannya"

Aku terkaget. Karena perusahaan Papa mertuaku itu perusahaan yang bisa dibilang besar, dan juga sudah bekerja sama dengan beberapa perusahaan lain juga memiliki cabang dimana-mana

"maksud kamu jadi presdir?! "

Ari dengan santainya mengangguk saja. Memangnya dia bisa menjadi presdir?

"tenang aja, aku bisa kok jadi presdir"
Dia sudah membaca pikiranku duluan

Sekarang dia mengecup pipi kananku
"gapapa kan kalau aku jadi presdir? "

Aku terdiam sesaat, jika Ari akan menjadi presdir lalu bagaimana dengan kliniknya?

"terus kliniknya gimana? "

"rencananya aku mau jual rumah klinik itu"

Lihat kan, Ari begitu mudahnya akan menjual rumah itu. Padahal rumah itu harganya lumayan

"terus nanti Chelsea gimana? "
Tanyaku, aku baru teringat dengan Chelsea. Sekarang anak itu sedang mengurus bayinya yang baru lahir

"Chelsea mah gampang, dia itu multi talent segala bisa, jadi aku niatnya mau jadiin dia sekretaris"

Aku diam saja lalu bangkit dari pangkuannya dan meneruskan meletakkan beberapa buku baru ke rak. Baguslah kalau Chelsea yang menjadi sekretarisnya, jika oranglain aku tidak akan mengijinkannya menjadi Presdir.

"aww... Shh duh sakit"

Mendengar aku merintih kesakitan Ari langsung menghampiriku dan mendudukkanku di sofa.
Kepalaku tiba-tiba pusing dan juga aku selalu mual karena masuk angin.

"pusing lagi? "

Aku mengangguk, lalu Ari mengusap kepalaku lembut

"wajar, itu biasanya dialami sama wanita kalau lagi periode"

Aku seketika diam. Memang sudah hampir semingguan ini aku merasakan pusing.

"Ri, tapi sekarang aku ngga lagi haid"

Ari menatapku serius, raut wajahnya nampak susah ditebak.

"kamu sakit? "

Aku menggeleng

"tapi kemarin kamu masuk angin"
Kata Ari yang sekarang memegang tanganku

"iya emang, tapi aku ngga sakit, terus mungkin masa periode aku ngga lancar lagi, udah dari bulan kemarin aku ngga haid"

Ari menunduk lalu terlihat senyuman kecil. Suamiku ini kenapa?

"mau coba periksa sesuatu? "

"perisksa apa? "

Aku tidak mengerti dengan perkataannya. Padahal aku tidak sakit tapi kenapa harus di periksa

Ari kemudian menarik tanganku untuk berdiri dan seketika aku kaget karena dia menyingkap dasterku sampai ke atas perut.

"eh apaan sih, jangan modus! "

"bukan gitu, kamu diem aja deh jangan sok tau dulu, lagian aku ngga lagi pengen kamu"

Dasar nyebelin

Dasterku kembali disingkapnya. Lalu Ari meraba bagian bawan perutku dan sedikit di tekan tekan lembut.

Dan kulihat lagi dia tersenyum.
Suamiku ini masih waras kan?

"ikut aku yuk"

Tiba-tiba aku ditariknya menuju keluar rumah, dan ternyata aku dibawa ke kliniknya.
Ari membuka kunci rumah yang menjadi klinik ini, dan membawaku ke ruangan atas yang menjadi ruang pemeriksaan Chelsea.

"tidur disitu"

Aku menurut dan membaringkan diriku di samping monitor berlayar tipis itu.
Ari mengoleskan sesuatu pada perut bagian bawahku. Ini seperti tes USG saja. Lalu Ari mulai menempelkan alat itu pada perutku

"lihat... "

Ari menyuruhku melihat ke arah monitor. Dan kalian tau segumpal daging yang ada di rahim....

"Congratulation Mrs. Irham, anda mengandung anaknya tuan Irham sekaligus adik untuk Alqi"

Aku tertawa dan menutup mulutku dengan kedua tanganku, aku masih tak percaya akhirnya aku bisa mengandung lagi.

"ini beneran kan? Kamu gak bohong kan?"

Kulihat Ari tersenyum lalu sedetik kemudia dia memelukku erat.

"makasih untuk kedua kalinya"
Ucapnya

Aku menangis bahagia dalam pelukan ternyaman ini. Lalu kurasakan puncuk kepalaku dikecupnya.

Ari melepaskan pelukan kami dan wajahku direngkuhnya.
Bibirku sudah diciumnya, dan kami saling memberikan lumatan yang lembut dan berbagi kebahagiaan yang baru saja datang.

Ciuman kami terlepas, dan senyuman yang ada di bibir Ari tidak pudar.
Dan sebuah kalimat diucapkan oleh Ari

"I love you sayang"























TBC!

Vote and Comment please

Don't be a dark readers!

LOVE [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang