love~3

4.7K 229 10
                                    

Sorry if you found typo
Happy Reading
.

.

.

.

.

.

.

.

(Namakamu Pov)

Hari ini Ari cuti kerja. Dan katanya mulai senin minggu depan Ari akan membuka klinik di rumah.
Aku sabagai istri hanya menurut apa yang akan dilakukan oleh suamiku asalkan itu bermanfaat.

Ari membeli sebuah rumah yang cukup luas untuk dirinya membuka klinik, dan syukurnya rumah itu bersebelahan dengan rumah kami. Seminggu yang lalu tetanggaku itu menjual rumahnya dengan alasan akan pindah ke luar kota.
Ari berinisiatif membeli rumah itu dan akan dijadikan klinik umum.

Soal pekerjaannya di rumah sakit memang selalu lembur. Dan itu membuat aku dan Alqi menjadi kurang mempunyai waktu banyak dengan Ari, jadi Ari mengatakan akan membuat cara apapun itu asalkan bisa terus ada waktu bersama keluarga kecilnya.

"Sayang.... "

"hmm"

Aku hanya menjawab deheman.

Saat ini kami sedang menonton televisi.
Waktu berduaan kami jadi berkurang semenjak Ari bekerja lembur di rumah sakit, dan belum lagi anak kami yang selalu saja mengganggu kemesraan aku dan Ari.

Ari menyandarkan kepalanya di bahu kananku, dan tangannya memeluk pinggangku erat. Pasti selalu seperti ini

"nanti aku aja yang jemput Alqi pulang sekolah"
Katanya

Baguslah, selama ini yang sering menjemput Alqi pulang sekolah hanya aku.
Ari mulai menciumi puncak kepalaku, tidak peduli dengan acara TV kesukaannya yaitu serial Naruto sedang tayang. Ari sangat gila dengan anime itu.

Ciumannya semakin menjalar ke pipiku. Jika sudah begini Ari akan semakin manja, bayi besarku itu kadang selalu tiba-tiba seperti ini.

"Kenapa sih? Dari tadi cium cium terus, pengen apa? "
Tanyaku

Ari menjauhkan sedikit tubuhnya dariku dan tercengir. Tangannya kali ini mencubit pipiku pelan, dan sekarang dia tidur di pahaku.
Benarkan, tingkahnya aneh lagi

"Ayahnya Alqi kenapa sih, hmm? "
Aku mengelus rambutnya

"Menurut kamu, nanti aku buka klinik dari jam berapa sampe jam berapa? "
Ucapnya yang kini sambil mengelus pipi kiriku

Aku berpikir sejenak. Biasanya klinik buka sore maka akan selesai malam. Aku tidak mau Ari pulang malam meskipun nanti akan bekerja di rumah sebelah.

"bagusnya sih dari jam 9 pagi sampe jam 5 sore, itu sih menurut aku, tapi terserah kamu aja"

Ari mengangguk, kemudia menelusupkan wajahnya ke perutku. Geli, Ari selalu saja seperti ini. Sikapnya sekarang manja

Aku menjewer telinganya
"geli ih, diem"

Ari terkekeh dan mencium bibirku singkat.
Pergerakannya sekarang meraih remote TV dan mematikannya

"kenapa dimatiin tv nya? "
Tanyaku, tapi bukan jawaban yang aku dapatkan.
Ari mengeluarkan ponselnya dan melihat kalender yang sudah wajib adanya di setiap ponsel

Kemudian kudengar suamiku itu mendengus sebal

"kenapa? "
Aku bertanya lagi

"kamu lagi masa periode"

Aku tertawa pelan, jadi itu gara-gara dia mendengus kesal barusan.
Aku tahu Ari ingin sesuatu sekarang.
Ari sudah mengetahui tanggal berapa aku selalu dalam masa periodeku

"iya aku masih datang bulan, mungkin tiga atau empat hari lagi beres"

Lagi-lagi Ari mendengus
"itu masih lama"

"iya maaf aku belum bisa ngelayanin kamu, tapi mungkin bulan ini bakalan keluar banyak. Bulan kemarin kan aku engga datang bulan"

Ketahuilah aku tidak begitu subur dalam periodeku, biasanya wanita pada umumnya akan datang bulan sebulan sekali.

Tapi tidak denganku

Aku biasa datang bulan dua bulan sekali, dan itu membuktikan bahwa aku tidak begitu subur. Tapi Ari mengatakan ini normal saja, karena banyak juga wanita yang sama sepertiku

Maka dari itulah aku sedikit sulit untuk hamil lagi. Saat dulu sebelum mengandung Alqi pun aku sempat kesal karena periodeku yang tidak subur.
Tapi aku mengikuti saran dari Ari supaya jangan terlalu lelah, maka dari itu aku berhenti bekerja di cafe dan menjadi ibu rumah tangga saja.
Dan itu berjalan lancar, aku akhirnya bisa hamil Alqi.

"kamu tau ngga, bulan kemarin aku berharapnya kamu udah hamil lagi"

Aku menunduk, merasa menjadi istri yang menyusahkan untuk Ari.

"maaf, aku juga berharap gitu tapi—

"udah gapapa, selagi kamu masih menjalankan terapi dan sering kontrol pasti nanti periode kamu lancar"

Aku mengangguk lalu melirik jam dinding yang menjukkan pukul 10 siang.
Berarti ini sudah waktunya Alqi pulang sekolah

"udah jam 10, katanya mau jemput Alqi"

"iya mau, kiss dulu sekali lagi"

Aku mencibir, tapi akhirnya aku mencium bibirnya juga. Dan Ari malah memperdalam ciuman kami
Lumatannya lembut dan aku sedikit melenguh.
Kurasakan oksigen mulai habis dan kami pun melepaskan tautan kami

Ari mengelap bibirku dengan ibu jarinya
"Aku jemput Alqi dulu ya"

"iya, sekalian beliin susu buat Alqi ya, soalnya udah habis"

Ari mengangguk lalu memakai jaketnya dan meraih kunci motor

"ah iya, aku rencananya mau ngajak kerja Chelsea disini"

Aku membulatkan mataku

"serius?! "

"iya serius, buat bantu aja, masa aku sendirian sih dokternya"

Aku sangat senang, jadi aku akan sering bertemu dengan sahabat lamaku itu.
Chelsea benar-benar sudah berubah sekarang. Dulu saat masa SMA dia yang bawel dan centil sekarang sudah menjadi anggun dan sopan. Dan sekarang pun Chelsea sedang mengandung anak keduanya. Sungguh aku sangat iri dengannya, padahal aku yang lebih dulu menikah, tapi sekarang Chelsea sudah akan mempunyai anak kedua

"aku pergi dulu ya"

Ari menutup pintu dan dapat kudengar mesih motor menyala dan melaju seiring menghilangnya suara mesin motor yang menjauh

Semoga saja keinginan Ari untuk membuka klinik bisa berjalan lancar, dan juga mempunyai banyak waktu untukku dan Alqi tentunya

















TBC

LOVE [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang