love~6

3.2K 187 4
                                    

Sorry for typo
Happy Reading
.

.

.

.

.

.

.

.

(Ari pov)

"Dylan bisa kan bantuin Ayah bikin susu sendiri? "

"iya Ayah, bisa"

Sekarang gue sedang mempersiapkan susu untuk Alqi, April, Devan. Dylan terbilang anak yang mandiri, seperti Kak Ali Ayahnya.
Dylan memang memanggil gue dengan sebutan 'Ayah'. Itu karena panggilan tersebut lebih nyaman dari pada harus Paman, Om, atau Uncle. Gue lebih baik disebut Ayah saja.

Dylan memasukkan susu bubuk itu ke dalam gelas berukuran sedang menggunakan sendok, dengan hati-hati si tampan itu memasukkan tiga sendok susu bubuk ke dalam gelas. Lalu mengisinya dengan air hangat dari dalam dispenser

"Dylan bentar lagi mau ujian Nasional ya? "

Gue lihat respon Dylan hanya mengangguk saja. Kelewat dingin sekali. Tapi jika Dylan sudah tersenyum atau tertawa akan terlihat sangat lucu sekali.

"nah kalau gitu Dylan harus belajar yang rajin, biar nanti nilainya gede. Terus masuk SMP favorit"

"iya Ayah, Dylan kan mau jadi dokter sama kaya Ayah Ari"

Perkataan itu membuat gue tersenyum, dan tangan gue secara refleks mengelus kepalanya.

Gue membawa dua gelas susu sementara Dylan membawa satu gelas susu.
Kami membawanya ke ruang tengah, dan disana sudah ada (NK) dan juga April serta Devan. Alqi pasti masih tidur, apalagi sekarang adalah hari minggu dan Alqi akan susah dibangunkan.

"Alqi masih tidur, Bun? "

(NK) mengangguk
"harus dibangunin sama Ayahnya"

Gue tertawa lalu menuju kamar Alqi sambil membawa segelas susu untuknya.
Sampai di depan pintu kamar Alqi, gue membaca tulisan yang entah sejak kapan terpampang di pintu kamar Alqi

'Love you Ayah and Mbun'

Begitulah tulisannya. Entah dari mana Alqi belajar menulis kata seperti itu, padahal usianya masih lima tahun untuk menulis kaliamat bahasa inggris.

Gue membuka pintu kamar, dan terlihat jelas Alqi masih tidur dengan posisi terlentang. Piyama tidur bermotif batmannya terangkat sehingga memperlihatkan perutnya.

"Alqi, bangun~ udah siang"

Alqi menggeliat dan mengerjapkan matanya berkali-kali lalu menguceknya

"Ayah.... Tadi Alqi mimpi"

Gue mengangkat alis, lumayan tertarik untuk mendengarkan mimpi anak kecil itu

"mimpi apa hmm? "

Alqi tercengir
"Alqi mimpi Mbun hamil, terus Ayah ngelus perut Mbun, terus Alqi megang perut Mbun ada yang nendang. Kaya waktu Alqi megang perut Aunty Chels"

Gue tertegun. Apa mimpi Alqi kali ini akan menjadi kebenaran lagi?

Sebenarnya Alqi mempunyai kemampuan. Mungkin kemampuan anak ini anugerah dari Tuhan.
Sama seperti gue, Gue bisa menebak isi pikiran orang lain. Dan kemampuan ini sudah gue miliki sejak kecil, sama seperti Alqi.

Namun anugerah yang diberikan Tuhan kepada Alqi terbilang sangat indah.
Terkadang apa yang dimimpikan oleh Alqi bisa menjadi kebenaran. Pertama kali gue mengetahui kemampuan Alqi saat aku akan pergi bekerja ke rumah sakit tiba-tiba Alqi menghalangiku pergi. Anak itu mengatakan bahwa dia bermimpi hari itu gue bakal tertabrak oleh mobil.

Awalnya gue ngga percaya, dan berusaha menjelaskan pada Alqi bahwa itu adalah mimpi buruk saja.
Dan gue pun bekerja saja.

Dan ucapan anak gue benar.
Pada saat perjalanan menuju rumah sakit, ada sebuah mobil yang blong dan menabrak mobil gue dari depan. Gue pun membelokkan stir ke arah kiri secara mendadak dan alhasil gue menabrak pohon, dan gue mendapat luka di bagian kening. Untung saja lukanya ngga separah pengendara mobil yang remnya blong.

Dan sejak saat itu gue percaya kepada Alqi. Walaupun tidak semua mimpinya menjadi kebenaran. Tapi mimpi Alqi lebih sering terjadi

Alqi merupakan titipan Tuhan kepada gue dan istri gue yang paling berharga sekali.

"ini susu buat Alqi ya Ayah, makasih"

Alqi meraih segelas susu yang gue bawa sedari tadi. Ternyata gue sempat melamun memikirkan mimpi Alqi barusan

"Alqi baru sekarang mimpi Bunda hamil? "
Tanya gue memastikan lagi

Alqi menggelang sambil terus meminum susunya. Lalu Alqi memberhentikan sejenak aktifitasnya meminum susu

"Alqi udah tiga kali mimpi Mbun hamil, tapi Alqi ngga bosen mimpi kaya barusan"
Kali ini jagoan gue tercengir, lalu melanjutkan meminum susunya

Gue tersenyum, lalu mengelus rambut Alqi
"kita berdoa aja, semoga mimpi Alqi bener lagi.... "

Alqi mengangguk dan senyuman tak pudar dari bibir mungilnya.























TBC!

Vote and Comment

LOVE [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang