Hujan..
Air laut yang menguap dan mengalami kondensasi, lalu ia turun menjadi titik-titik air. Tetapi bukan hal itu yang ingin aku ceritakan. Bukan sebuah proses terjadinya hujan. Melainkan cerita tentang aku dan kamu dibalik hujan. Begitu indahnya ketika hujan datang. Bak bidadari surga yang berterbangan. Senang, sedih, suka, duka, rindu, dan benci berpadu menjadi satu dan berbaur di darahku.
Banyak cerita dibalik hujan. Hujan itu romantis. Walau berkali-kali ia sudah terjatuh dan merasakan sakit, tetapi ia selalu turun untuk membasahinya.
Untuk kamu yang di sana..
Pernahkah kau rasakan hal yang sama?
***
Siang ini mentari bersinar dengan teriknya hingga membakar kulit. Jarak pandang terbatas dan tingkat emosional pun jadi meningkat. Entah ada angin apa. Ketika cerah berganti kelabu. Langit pun menghitam legam. Gemuruh guntur pun saling bersahutan disertai angin kencang. Ada apa gerangan?
Sungguh ku tak mengerti dengan keadaan ini. Rintik hujan mulai turun satu persatu membasahi muka bumi yang sudah ternodai. Kini bukan sekedar rintik hujan, tetapi ini benar-benar hujan. Hujan yang begitu deras. Sungguh menakutkan.
Pertemuan singkat yang kualami siang itu bagai sebuah mimpi. Kita belum pernah bertemu sebelumnya. Tetapi hatiku berkata engkau ada di sana. Sulit tuk dipercaya. Walau hanya sekilas saja, tetapi aku bisa merasakannya. Engkau yang sedang berdiri di sana, kuperhatikan dengan seksama dengan sudut mata yang tajam. Seorang laki-laki yang memiliki postur tubuh yang tidak begitu gemuk, tinggi, berkulit khas Indonesia, serta mengenakan jaket berwarna biru. Aku berusaha menegaskan apakah itu benar engkau atau orang lain yang seperti engkau. Pikiranku penuh dengan tanda tanya. Hingga membuatku sakit kepala.
Aku pun segera merebahkan diri di ranjang untuk merenggangkan otot-ototku yang tegang. Kupejamkan mata sejenak tuk lepaskan letih. Tetapi memori itu terulang lagi. Aku pun terbangun dari bayangan itu.
‘’Aku masih tidak percaya dapat bertemu dia tadi. Walau sekilas saja, tetapi apa yang sudah kurasa sebelumnya kini menjadi nyata !
Akhh.... Mungkin ini hanya kebetulan belaka. Ahh.. Sudahlah !‘’ Ucapku dalam hati.
***
Hujan pun belum kunjung usai. Mereka turun dengan semangatnya. Mendukung suasana hati yang sedang gundah gulana. Udara di sekitar semakin dingin. Hingga membuat sekujur tubuhku membeku. Kutarik selimut untuk menghangatkan raga ini. Walau bukan itu yang kumau. Kepiluan hati yang terpendam, membuatku terasa sesak. Aku sendiri pun tak mengerti dengan jalan pikiranku saat ini. Sungguh aneh... Tapi, inilah yang terjadi.
Tanpa terasa aku tertidur dengan lelapnya. Semilir angin itu membuatku mengantuk. Kini rohku berada di alam lain. Aku terjun ke alam mimpi. Banyak hal yang kujumpai. Namun apa yang ku cari tidak ada di sini. Aku berlari ke sana ke mari untuk mencari jalan keluar, namun tidak kutemukan. Tiba-tiba gemuruh guntur itu datang kembali dan membangunkanku hingga aku tersontak kaget. Aku pun duduk terdiam di ranjang dan dibalut selimut tebal. Lalu kuraih handphone-ku untuk melihat jam dan berharap ada pesan darinya.
‘’Baru jam 16:01 -,-
Tak ada pemberitahuan satu pun-,-
Sungguh membosankan !‘’ gerutuku.
Harapan itu berubah menjadi kehancuran. Karena semua bertolak belakang dengan apa yang aku inginkan.
Seperti biasa, aku mendengarkan musik untuk menghilangkan kejenuhan. Kubuka playlist dan mulai mencari lagu yang tepat.
‘’Nah... Ini dia lagunya ketemu. Taylor Swift-Blank space’’ kataku.
Kunikmati iramanya dan kupahami isinya. Aku pun terbawa suasana dan mulai mengikuti liriknya.
Entah apa yang kurasa saat ini. Perasaanku jadi tak beraturan. Rasa cemas, rindu, senang, sedih telah berpadu menjadi satu. Apakah hujan ini telah mewakili perasaanku? Atau mungkin hal ini hanya kebetulan semata? Entahlah...
Terdengar suara petikan dari senar gitar itu yang berpadu menjadi harmonisasi nan merdu dari galeri musik yang ada di handphone-ku. Jemari-jemari yang terlatih itu memainkannya dengan lembut. Dan kini aku mulai merdengar suaranya.
‘’ When you try your best
But you don’t succeed....
................. And I’ll try to fix you’’
Ternyata lagu Fix You. Walau suaramu tak seindah burung yang berkicau di pagi hari, tetapi kehangatan itu terasa hingga ke hati.
***
Hari telah berganti seiring berjalannya waktu, tetapi keadaan semakin tak menentu. Ingin kuhentikan waktu dan memutarnya kembali serta berusaha membenahi semuanya. Namun, itu tidak mungkin terjadi. Hal itu hanya ada pada dunia imajinasi bukan pada realitanya. Kehidupan ini akan terus berjalan seperti bumi yang terus berotasi selama 24 jam. Pikiranku kini benar-benar buntu. Tak ada sedikit pun celah yang dapat dilewati untuk mencari teka-teki hidup ini.
Malam ini cuaca cukup cerah. Aku memutuskan untuk keluar mencari udara segar. Kulangkahkan kaki menuju sebuah kafe di pusat kota. Tempatnya cukup bagus begitu pula dengan suasananya. Aku memilih duduk di lantai dua dengan alam terbuka. Di sini aku dapat melihat gemerlapnya dunia. Langit terbentang luas tak bertepi dengan bintang bulan yang menyinari. Lampu hias yang berkilauan menambah keindahan malam ini.
Hanya ada segelas rootbeer dan steak di atas mejaku. Tak ada sejiwa pun yang menemani. Hanya sendiri. Ya tentu, hanya aku seorang diri. Seperti hatiku yang selalu sendiri tak ada yang menemani. Walaupun rasa sepi ini sedikit terobati, karena suasana yang cukup mendukung malam ini.
Aku mengambil secarik kertas dan pulpen di dalam tasku. Aku terdiam sejenak dan menutup mata dengan perlahan. Mencoba meresapi keadaan sekitar. Perlahan pulpenku mulai menari-nari diatas kertas itu. Hingga akhirnya seluruh kertas itu terisi penuh tanpa celah.
‘’Kesepian’’
Malam ini tak seperti biasanya
Tak terdengar kehidupan diluar sana
Yang ada hanya gemericik air
Serta alunan lagu yang ada
Tak ada bulan dan bintang
Hingga dunia menjadi gelap gulita
Sepi...
Sunyi...
Senyap...
Hanya itu yang tersisa setelah hujan
Kepiluan hatiku pun tak kunjung sirna
Yang ada semakin menjadi-jadi
Hingga ku tak tau arah pikiranku ini
Tak ada sejiwa pun yang dapat menghiburku
Hai...
Apakah kalian mendengar jeritan hatiku ini?
Kenapa kalian tidak menjawab?
Hingga pepohonan pun menutup telinga
Aku tak tahu kepada siapa harus mengadu
Kucoba berlari sekuat tenaga
Mencoba lari dari semuanya
Tapi mereka tak kunjung pergi
Lucu tapi aneh ya?
Kenapa ku harus rasakan ini semua?
Perasaan yang mungkin terlalu cepat
Yang tak mungkin kudapatkan dengan satu genggaman
Hal yang selalu menyiksaku hingga seperti ini
Dan kau pun tak mengerti akan hal ini
Aku pun berteriak tuk hilangkan penat di dada
Hingga perlahan air mata ini jatuh jua
Serta membasahi parasku
Deras...
Semakin deras...
Sesak yang kurasa hingga ku tak dapat berkata apa
Aku tak berdaya bagai makhluk tak bertulang
Aku benci akan hal ini
Hal yang telah menyiksa batin ini
Yang aku sendiri pun tak mengerti
Biarlah rasa pahit ini ku rasakan sendiri
Karna tak ada yang mengerti tentang diriku saat ini
Kamis, 13 november 2014
21:17 _Nge’Andaikan kau mengerti apa yang kurasakan saat ini, walau rasa itu hanya seberat debu. Seketika diriku rindukan dikau di sini. Tak ada kabar darimu satu pun. Akupun tak tahu apa yang kau lakukan di sana. Harus kusadari, bahwa tak ada ikatan antara kita. Mungkin aku yang harus relakanmu untuk pergi. Dan kupendam rasa ini walau amat perih.
Pertemuan itu telah menyadarkanku. Ada makna di balik pertemuan. Mungkin ini bisa jadi pertemuan pertama dan terakhirku padamu. Tetapi bisa jadi sebaliknya. Aku tidak tahu kapan waktu dapat pertemukannya kembali. Mungkin nanti, besok, lusa, atau seterusnya. Entahlah... Ini sebuah misteri yang tak dapat terpecahkan.
Setiap hujan datang aku tersenyum senang. Aku menikmati setiap tetes air yang jatuh membasahi raga ini. Aku banyak belajar dari hujan. Aku harus kuat dan terus berjuang walau beribu-ribu panah yang menghantam. Tak peduli seberapa besar rintangan yang datang menerjang. Dengan keyakinan, doa, dan ikhtiar semua akan indah pada waktunya. Mungkin bukan sekarang Tuhan izinkan aku dan kamu untuk dipertemukan. Tuhan punya rencana lain yang lebih baik dan aku percaya itu. Akan ada keajaiban dibalik penderitaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diorama Hujan (COMPLETED)
Short StoryHujan kala itu membawamu kembali padaku. Menelusuri setapak demi setapak jalanan yang berliku. Saling bercerita perihal apapun mengenai rindu. Bagaimana mereka dapat merajut kepercayaan yang dulu sempat runtuh. Mewarnai hari-hari yang sempat kelabu...