Diorama Hujan

14 0 0
                                    

Tik..Tik..Tik..
Suara tetesan air yang jatuh satu persatu membasahi muka bumi.
Aku terdiam membisu. Tak sepatah katapun terucapkan. memandang rintik hujan yang turun dengan begitu semangatnya. Mengabaikan hembusan angin serta kilat yang berusaha menakutiku.
"Hufft... " aku hanya menghela nafas.
Aku yang sedari tadi duduk menghadap jendela kamarku.  tak ada yang berubah. Awan menghitam legam bak badai akan segera datang. bau ini..
sungguh ku kenali..
rindu, benci, cinta, suka, amarah, semua tercampur menjadi satu. Ada yang ingin mereka sampaikan. Entah apa..
"Hey kalian jangan bertengkar terus !!
apasih yang kalian perebutkan? blablabla.. " suara keributan itu timbul dari bawah disertai tangisan anak kecil yang manja.
***
Aku bosan dengan ini semua. arrrgggh... kenapa? kenapa setiap hari begini terus? aku muak, muak dengan semua ini. Mereka tak pernah peduli tentang perasaanku. Aku hanya ingin bahagia. dapat berinteraksi dengan teman sebaya lainnya. bukan seperti di penjara zaman belanda. air matapun jatuh berlinang tak terasa. sesak di dadapun membuatnya sulit bernafas dengan normal.
suara guntur itu semakin keras bak meretakkan alam semesta. hembusan angin diiringi hujan yang semakin semangatnya membanjiri isi bumi. akupun tak mengerti mengapa mereka murka seperti ini?
kau..
anak perempuan..
seorang gadis yang manis..
berhati lembut bak kapas beterbangan
air mata itu..
aku sungguh ingin menghapusnya.
tak ingin mereka menodai wajahmu yang indah itu
ingin ku memelukmu.
mendekapmu disisiku..
agar kau tak bersedih..
membelai setiap helai rambutmu yang lembut itu
ingin ku lakukan itu semua..
sayangg..
apa kau mendengarku?
aku sangat menyayangimu..
sangat mencintaimu..
ku tak mau kau berkeras hati seperti itu sayang.
kau anak baik..
jangan kau turuti semua hawa nafsumu..

selasa, 26 juli 2016
22:35

Diorama Hujan (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang