2. Memori

2.5K 131 31
                                    

Keisya's pov

Hari demi hari berlalu dengan kondisi yang sama, masih dalam kondisi keterpurukan.

Hidup seakan terasa sunyi tanpa kehadirannya. Oh tuhan! Kirimkanlah isi hatiku padanya! Sampaikan padanya bahwa,

Aku rindu dia
Rindu suaranya
Rindu senyum dan tawanya
Rindu omelannya
Rindu lelucon garingnya
Rindu curhatannya
Rindu nasehat dan sarannya
Rindu tangisannya
Rindu pelukannya
Rindu genggamannya
Rindu segala hal tentangnya

Sampai kapanpun aku tidak akan pernah melupakan setiap moment bersamanya, walau itu hanya akan menjadi sebuah kenangan.
Moment kami mungkin adalah kenangan, tapi dia tidak akan pernah menjadi kenangan dalam hidupku. Bagiku dia selalu ada di sampingku, mengikutiku kemanapun aku pergi, dan memantau setiap gerak-gerikku.
Dia memang tidak nampak namun dia juga bukan ilusi.

Semua moment itu masih tersimpan rapi di memoriku. Memori indah yang pernah menghiasi hidupku, memori indah yang akan selalu permanen di ingatanku.

"Baiklah. Aku berjanji akan mengajakmu liburan ke Korea bulan depan."

Kau berjanji padaku untuk liburan bersama, kau tidak boleh mengingkari janjimu, bukan?

"Kau yang terbaik, Kei.."

Ya! Kau bilang padaku bahwa aku yang terbaik, lalu mengapa kau pergi dariku?

"Kau orang yang akan tau semua tentangku."

Kalau begitu, aku ingin bertanya apa ada yang kau sembunyikan dariku?

"Aku beruntung mempunyai sahabat seperti kalian berdua."

Dan kau tau hal terindah yang pernah aku dapatkan didunia ini adalah sempat BERSAMAMU.

Berbagai macam suaramu menghantuiku Sya! Apakah kau masih mengingatnya seperti aku mengingatnya? Bahkan aku masih ingat dengan jelas saat kau mengatakan,

"Mau kah kamu menjadi sahabat terbaikku? Aku sangat bahagia jika kamu menerimanya."

Andai kau tau bahwa aku lebih bahagia menjadi sahabatmu, Sya.

Tuhan! Jika dia bisa tiada, maka aku mohon jagalah memori ini untuk tetap ada pada ingatanku,menandakan bahwa kami pernah bersama di dunia indahmu ini.
Jaga juga dirinya di alam sana! Karena aku sudah tidak bisa menjaganya lagi seperti dulu. Bahagiankanlah dia seperti dia membahagiakanku.

Jika mengikhlaskan adalah jalan terbaik untuk ketenangannya,maka aku akan melakukannya. Dan jika kebahagianku adalah kebahagiannya, maka aku akan berusaha untuk bahagia walau tanpa dirinya.

Aku berjanji padamu, Sya! Bahwa aku akan menjaga persahabatan kita bertiga selamanya. Aku sudah kehilanganmu, Sya! Dan aku tidak mau kehilangan Tari hingga mautlah yang memisahkan.

Bahkan jika takdirpun menghalangi kebersamaan kita, maka aku akan menentangnya dengan keras. Tak perduli apa jadinya kehidupan ini setelahnya. Karena tak selamanya aku akan terus membiarkan kehidupanku dipermainkan oleh sang takdir.
Setiap hal pasti 'ada kalanya'. Begitu juga dengan kehidupan, ada kalanya kau akan menentang hal yang seharusnya tak kau tentang.

~tbc~

The Mission Bled [Pre-Order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang