38. Lebih Sakit Dari Kematian

941 59 20
                                    

Aldo dan Gita berjalan menuju mobil. Ia sudah menelpon Reno untuk bertemu di parkiran taman wahana.

Sesampainya di tempat parkiran, mereka berdua di kejutkan dengan penculikan Rey.

Aldo ingin bergerak, namun Gita menahannya. "Kita ikuti saja ke mana mereka membawa, Rey. Aku yakin mereka akan membawanya ke tempat yang sama dengan Keisya."

Aldo menyetujui pemikiran Gita. Mereka berdua bergegas memasuki mobil, dan mengikuti si penculik yang Aldo sendiri tau orang itu adalah si pimilik toko batu permata.

Sampailah mereka di sebuah perumahan tak berpenghuni. Keduanya turun dari mobil, dan mengendap masuk mengikuti para penculik itu.

"Awas!" Aldo menarik Gita agar keberadaan mereka tidak diketahui oleh musuh.

Dugaan mereka benar, para penculik itu membawa Rey ke tempat, di mana Keisya juga di sekap oleh Rubiqua.

Dari balik jendela kaca yang besar, Aldo dan Gita tetap dapat melihat dengan sempurna kejadian di dalam sana.

"Ternyata itu wajah asli si keparat Rubiqua," umpat Gita sedikit emosi. "Ganteng, tapi sayang nggak punya hati," lanjutnya menilai sosok psikopat itu.

Sementara Aldo hanya diam, ingin sekali ia bergerak masuk dan menyelamatkan kedua temannya. Namun ia tak ingin gegabah. Ia langsung mengirimkan lokasi ke pada pak Alpian.

Gita mengepal tangannya ketika melihat Keisya menangisi Rey yang tersungkur akibat pukulan Rubiqua.

Semua adegan di saksikan oleh Aldo dan Gita. Sampai pada ketika Gita tidak kuasa lagi melihat tangisan Keisya, atas penghianatan yang dilakukan sahabatnya, Tari. Gita sungguh tidak habis pikir dengan Tari, persahabatan mereka berdua selama ini terlihat baik-baik saja, namun berakhir seperti ini.

"Kemana para polisi itu? Apa mereka tidak tau ini darurat. Nyawa Keisya dan Rey bisa melayang saat ini." Hati Gita dan Aldo sama-sama tidak tenang.

Rubiqua yang mereka ketahui adalah sosok laki-laki di masa lalu Keisya, kini sudah menodongkan pistol ke arah Keisya.

Di dalam sana mereka berdua melihat Rey yang bersaha melawan. Aldo yang hendak masuk dan membantu Rey, lebih dulu di tahan oleh kedatangan Reno dan pak Alpian, serta para polisi lainnya.

Mereka semua bergegas memasuki ruangan itu, dan mengepung Rubiqua berserta anak buahnya.

Diam-diam Reno mengepal tangannya, melihat kekasihnya ada di antara kawanan Rubiqua. Dia tidak seterkejut itu, karena ketika beberapa jam yang lalu Aldo mengiriminya foto Keisya bersama seorang gadis, Reno langsung bisa menangkap bahwa Zara berpihak pada musuhnya sendiri. Iya, gadis yang bersama Keisya di foto itu adalah gadis yang Zara perkenalkan sebagai sepupunya ketika di rumah sakit jiwa.

Zara pun menangkap tatapan Reno dengan ekspresi yang tidak dapat di tebak. Semuanya akan berakhir sekarang, pikirnya.

###

Angga tidak perduli akan kedatangan para polisi yang sudah mengepungnya. Sedikitpun posisinya tidak berubah. Tangannya masih diam menodong pistol ke arah Keisya, yang masih terduduk dengan jasad Tari dipangkuannya.

Tangan Angga kembali bergerak menekan  pelatuk pistol begitu pelan. Ia tersenyum penuh makna ke pada Keisya, sembari berucap, "aku sungguh mencintaimu, Kei."

Sepersekian detik, pistol yang berada di tangan Angga terjatuh ke lantai, bersamaan dengan dirinya yang tumbang akibat tusukan pisau di perutnya.

The Mission Bled [Pre-Order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang