8. Pelacakan

1.1K 76 20
                                    

"Batu garnet?"

Tangan Keisya tergerak untuk mengambil plastik kecil berisi batu itu.

"Iya. Rencananya aku ingin menyusul Reno untuk menyelidiki sidik jari yang ada pada batu itu."

Keisya masih teliti melihat benda yang ada di tangannya.

"Pembunuh ini meninggalkan jejak yang sama seperti kasus Rangga," ujarnya tiba-tiba. Dia terus berpikir berbagai kemungkinan yang terjadi pada kedua kasus ini.

Drtttt drtttt.

Terdengar suara getaran yang bersumber dari ponsel Keisya. Dengan cepat, ia langsung mengeceknya.

Hi beautiful girl!
Apakah kau menyukai permainanku? Haha tenang saja, semakin ke depan permainan ini akan semakin menyenangkan.

~Rubiqua~

"Berengsekk!!" Keisya menggenggam ponselnya dengan sangat kuat, menahan emosinya yang akan melonjak.

"Ada apa Kei?" Ekspresi bingung tergambar dari raut wajah Ferdi.

Bibir Ferdi dan Gita berhasil terbuka setelah melihat isi pesan itu.

"Sudah sangat jelas bahwa Rangga dan korban yang kalian anggap Aldo dibunuh oleh pembunuh yang sama," tegas Keisya mantap.

Ferdi dan Gita setuju dengan pendapat Keisya, kecuali saat Keisya mengatakan korban yang kalian anggap Aldo. Entah kenapa Keisya masih belum percaya bahwa korban itu adalah Aldo.

"Git! Kamu kerjakan apa yang sudah kamu rencanakan tadi. Aku dan Ferdi akan coba melihat CCTV area ini,"

"Baiklah."

###

"Arghhhh shit!" Ferdi menyisir rambut kepalanya menggunakan jari tangannya dengan kasar hingga membuat rambutnya sangat berantakan. "Pembunuh ini cerdik, kita tidak bisa menemukan jejak apapun dari CCTV ini."

CCTV itu hanya mengeluarkan gambar hitam, sepertinya pembunuh itu telah menghancurkan CCTV yang berada di sana terlebih dahulu.

Keisya sama frustasinya dengan Ferdi. Selalu saja sama seperti pada kejadian Rangga waktu itu. CCTV tidaklah berguna lagi, pembunuh itu selalu memiliki banyak cara untuk menghilangkan jejak. Hanya clue yang dapat tertinggal.

Keisya menarik napas kemudian menghembuskannya dengan kasar.

"Oke sekarang kita bagi tugas saja, Fer. Coba kamu lacak nomor ponsel orang yang bernama Rubiqua itu! Sementara aku akan ke rumah Aldo untuk meminta keterangan dari ibunya." Keisya memutuskan hal yang dilakukan selanjutnya.

"Baiklah. Aku akan kembali ke kantor dan melacak nomor ponsel itu di sana," timpal Ferdi.

Kemudian Keisya melangakahkan kakinya keluar dari ruangan pengecekan CCTV.

Aku harus bisa melacak nomor ponsel itu. Kali ini tidak akan kubiarkan kau lolos Rubiqua, batin Ferdi sambil berjalan menuju tempatnya memarkirkan mobilnya.

Tidak butuh waktu lama bagi seorang Ferdi melajukan sebuah mobil. Dalam waktu cepat dia sudah berada di depan gedung Kantor Kejaksaan Pusat, tempatnya bekerja saat ini.

Setelah memarkirkan mobilnya, dia pun langsung memasuki gedung itu dan berjalan menuju ruangannya.

Lantai Tiga, adalah tujuannya saat ini. Ia pun menekannya pada lift.

The Mission Bled [Pre-Order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang