The Darkness: Dracula

1.3K 101 0
                                    

Membawa ku melalui malam
Jatuh kedalam kegelapan
Kita tidak perlu cahaya
Kita kan tinggal disisi gelap

Aku terbangun dalam keadaan lemah, keringat  membanjiri tubuhku, kulirik sekitar ruangan dan semua masih sama tak ada yang berubah, mataku menatap nyalang kelangit-kelangit kamar, pikiranku berputar di kejadian dimana Alex mengigit leherku, pelan-pelan kuraba sekitar leherku dan tak menemukan bekas gigitan apapun “nona” suara itu terdengar aku menoleh dan menatap maid yang berdiri menatapku dengan handuk kecil ditangannya.

“syukurlah anda sudah sadar, tuan pasti akan senang” aku tidak bisa bersuara, tengorokanku terasa kering membuatku susah untuk mengeluarkan satu kata saja.

“anda sudah tertidur selama seminggu dan belum juga sadar, tuan benar-benar menghawatirkan anda” seminggu? Selama itukah!?, aku segera bangkit dan merasakan leherku panas kulirik maid tadi melangkah meninggalkanku.

Kulangkahkan kakiku menuju cermin dan mendapati perubahan besar dalam diriku, mata berwarna merah, kulit pucat, rambut hitam dengan taring mencuat dari mulutku, aku mundur selangkah mengeleng tak percaya dan menutup telingaku tak ingin mendengar kenyataan bahwa aku menjadi monster, benar-benar tidak ingin.

“tidak!, itu bukan aku!!” teriakku susah payah dan cermin itu hancur berkeping-keping, sakit dileherku berubah menjadi rasa terbakar membuat tubuhku lemah dan terjatuh di lantai, rasa tercekik dan panas membuatku tak dapat berteriak meminta tolong. Siapapun tolong aku!!...

Alex muncul begitu saja ia segera mengangkatku dan membaringkanku diatas ranjang, “maafkan aku meninggalkanku disaat seperti ini” ucapnya cemas, menatapku yang mengerang kesakitan, diraihnya pisau yang berada diatas nakas segera ia menyayat pergelangan tangannya membuat mataku menajam merasakan tetesan darah jatuh diwajahku, nafasku memburu takkalah melihat darah manisnya jatuh di atas bibirku.

“ini akan menyembuhkan sakit dilehermu” aku mengeleng setengah sadar, nafsu liarku mendorongku untuk mengisap darahnya tapi setengah akal sehatku menolak dengan keras, aku bukanlah monster penghisap darah, aku tidak ingin melakukan hal itu.

“sakit dilehermu akan semakin menyiksa, kau tidak meminum darah selama seminggu disaat kau menjadi Dracula dan aku yakin itu sangat menyiksa” ucapnya pelan setengah frustasi akan kekeraskepalaanku dan entah mengapa aku tidak bisa membantah, tubuhku secara tiba-tiba mematuhi setiap katanya, aku bangkit dan memadangi darah ditangannya, apa aku akan baik-baik saja?.

“tenanglah ini akan menyelamatkanmu” yakinnya menatapku, taring dimulutku muncul begitu saja, mataku menatap ragu Alex yang menyodorkan tangannya kewajahku.
 
“aku salut padamu, kau masih bisa melawan rasa hausmu di saat kau melihat darah” aku tidak bisa mendengarnya dengan jernih aroma darah itu membuatku gila dengan cepat aku mengigit pergelangan tangannya tak peduli dengan rintihan tertahannya ketika aku mengigit tangannya.

Bagai terlahir kembali, rasa sakit dileherku sudah hilang terganti dengan rasa nikmat darah yang kuminum, tak ada rasa sesegar dan semanis ini membuatku nyaris kecanduan jika saja aku tidak menyadari bahwa darah yang kuminum adalah darah Alex.

“sekarang kau sama sepertiku. Maaf aku membawamu dalam dunia kejam para Dracula” ucapnya dan aku tidak dapat mengatakan apapun padanya, hanya melihatnya yang asik mengusap wajahku dengan lembut, ada apa ini Ana? Kenapa kau tidak bisa melawannya?, aku ingin sekali memaki dan memarahinya tapi kata-kata itu tidak dapat kuungkapkan.

“kau menjadi Dracula dan sebagai Dracula clan darah suci kau tidak dapat menantang  Dracula clan darah murni sepertiku, aku tuanmu dan kau tidak bisa melawanku ataupun melakukan sesuatu yang tidak kusukai, jika itu terjadi maka aku bisa saja membunuhmu” ucapnya pelan namun kilat merah dimatanya membuat kepalaku berat dan dengan gerakan reflex aku menunduk.

Sentuhan dikepalaku terasa “tapi tenang saja, aku sudah berjanji padamu bahwa kejadian seminggu yang lalu adalah yang terakhir kalinya aku menyakitimu” ucapnya lalu menghilang entah kemana meninggalkanku yang masih tertunduk, jadi ini kekuasaan clan Dracula murni? Pantas saja niki dan anggota elit yang lain begitu mematuhi dan menghormati dirinya, dan sekarang aku salah satunya.

(•ω•)

Aku melangkah bolak balik dengan cemas menunggu kedatangan alex, lama berdiri membuatku duduk dan menunggu kedatangannya namun pintu kamarnya belum juga terbuka. Aku kesal dan dengan memberanikan diri mengetuk pintu coklat itu pelan dan suara alex mengintrupsiku untuk masuk. Aku masuk dan langsung bertatapan dengan tatapan bingung dari alex yang tak percaya jika aku berisiatif masuk kekamarnya.

Aku menatap alex dan berjalan  mendekatinya, “jangan menanyakan hal itu Anna, aku tidak ingin mengatakannya” ucapnya menghindariku sebelum aku sempat mengucapkan satu kalimat pembukaku.

Dia membaca pikiranku dengan mudahnya dan aku?, aku sama sekali tidak bisa membaca apa yang berada diotaknya itu, “kenapa?, aku benar-benar tidak menyukaimu. Kau membunuh orang tuaku dan aku tidak bisa marah atau mencaci makimu. Aku ingin kau mengatakan semua yang terjadi, atau aku harus mencari tahunya sendiri” ucapku dan aku yakin dia tidak akan mudah mengijinkaku pergi dari kastil ini.

Mata merahnya menggelap sempurnya nyaris menghitam mendengar ucapanku, ia berdiri dari duduknya dan mendekatinya dengn kilatan cahaya dan kini berdiri didepanku, jemari dingin dan panjang itu mengusap leherku, “jangan pernah berpikir untuk pergi dari sini anna” ucapnya pelan nyaris berupa bisikan “sekarang kau milikku” ucapnya penuh tekanan samar. “dan terlalu menyakitkan jika aku menceritakan semuanya, dan aku tidak ingin menyakitimu” ucapnya lagi pelan, hembusan nafas hangatnya menggelitik telingaku membuatku mundur menjauh dan menepis sentuhan jemarinya dileherku.

“aku tidak peduli jika kau harus menyakitiku berulang kali sebab yang aku inginkan adalah kebenaran yang selama ini kau tutupi dariku!” ucapku kesal dan untuk kesekian kalinya kilat merah dimatanya itu menghujam penglihatanku membuatku kembali mundur ketakutan, dia diam menatapku dan berjalan kearahku dengan langkah santai namun pasti, tanpa kusadari ia merengkuh tubuhku dan memeluk erat badanku. Aku terus menggeliat namun ia semakin mengeratkan pelukannya.

“bersabarlah, disaat yang tepat aku akan mengatakan semuanya” bisiknya, aku hanya bisa diam mematung membiarkannya memelukku erat dan hembusan nafas cepat dileherku terasa membuatku menoleh namun rasa sakit terasa dileherku dan bibir basahnya menyentuh leherku.

“alex..” rintihku tertahan saat tangan besarnya menutup bibirku erat lalu melanjutkan apa yang dilakukannya terhadap leherku.

Aki tidak bisa menolaknya...

Publis: 18oktober2018
Revisi: 8mei2019

Don't forget

👇👇 👇👇

and 💬

Dracula's: The Darkness (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang