Happy reading guys!
Bahkan masa depan pun tak berhak untuk menghapus masa lalu.
****
Bintang, Haikal, dan Edo duduk bersama Bulan dan Ocha.
Ini semua kehendak Bintang yang terus memaksa Bulan agar istirahat bersama.
"Bulan cantik, makannya jangan di bejek bejek gitu dong" ucap Bintang.
"kenapa sih lo ganggu hidup gua mulu" omel Bulan. Bintang tersenyum.
"Bintang ga ganggu Bulan, Bintang cuma berusaha ngambil hati Bulan" ucap Bintang.
"ahhh bisa aja lo kutu dugong" Ucap Edo sambil menyitak Bintang. Semuanya tertawa kecuali Bulan yang menatap Bintang tajam.
"Bintang gua kasih tau lo ya dari awal mending lo stop deketin gua" ucap Bulan dengan suara yang mulai meninggi.
lalu Bulan bangun dari duduknya hendak pergi namun Bintang mengejar dan menahan Bulan.
"kenapa? Kenapa gua ga bisa deketin lo?" tanya Bintang.
"karena di hati gua udah ada orang lain dan bukan buat lo" jawab Bulan.
Bintang terkekeh, lalu mengacak rambutnya dengan frustasi.
"Fabian maksud lo?" tanya Bintang.
"Iya dia orangnya" jawab Bulan.
"Bulan, Fabian udah meninggal lo harus sadar" ucap Bintang sambil memegang kedua bahu Bulan.
Bulan mundur menjauhi Bintang, air matanya mulai mengalir.
"Fabian masih hidup di hati gua dan lo ga bakal bisa ngantiin dia kapan pun" ucap Bulan.
"Sadar Bulan sadar, orang yang lo harapkan ga bakal bisa bales perasaan lo. Fabian udah meninggal Bulan. Lo harus sadar" ucap Bintang.
Plak.
Bulan menampar Bintang, air matanya semakin deras dan tangannya bergetar.
Bintang memegang pipinya sejenak, lalu memeluk bulan sambil mengelus punggung Bulan. Bintang melepaskannya, lalu memegang bahu Bulan.
"Ga boleh nangis ntar cantiknya ilang" lalu Bintang mengapus air mata Bulan. Bulan menatap Bintang sendu.
"Gapapa kamu lagi capek aja tadi, istirahat ya. Jangan nangis, Bintang Pamit dulu" ucap Bintang sambil mengacak rambut Bulan.
"Kal, do ayo" ajak Bintang.
Keduanya tercengang lalu langsung mengikuti Bintang.
"Tang kok lo ga marah sih di tabok di depan banyak orang" Omel Haikal sambil berjalan.
"iya harusnya lo bentak tuh si Olivia, kita cowok bro" sambung Edo.
"Gua bukan banci yang ngebentak cewek" ucap Bintang.
"hah elo, mulai jadi Bucin ya" ucap Edo.
Bintang menghentikan langkahnya lalu menatap Edo tajam.
"Do mending diem deh, gua takut ngegebukin lo" ucap Bintang sambil tersenyum.
Edo dan Haikal terdiam.
"Gua cabut duluan deh, lagi ga mood belajar" Pamit Bintang.
"Hati hati bro" ucap Haikal.
Bintang berjalan menuju kelas, lalu mengambil tasnya.
"tasya, izinin Bintang ya" ucap Bintang sambil tersenyum.
"i iya Bintang" ucap Tasya dengan gugup.
Tasya adalah sekretaris 11 Ips A, yang menyukai Bintang. Setiap Bintang bolos pasti tidak di catat oleh Tasya.
"makasih" ucap Bintang.
Lalu Bintang pun bergegas ke parkiran, setelah mengambil motor. Bintang tidak bisa keluar karena gerbang yang di kunci.
"Mau kemana tang? Jangan keluar deh takut di marahin kepala sekolah" ucap mang Udin, satpam sekolah.
"gapapa mang atau video pas itu mau Bintang kasihin ke kepala sekolah?" tanya Bintang.
Bintang memiliki senjata pamungkas yang memancarkan aksinya untuk bolos. Video yang berisi mang Udin sedang tidur dan gerbang sekolah yang tidak terkunci. Alhasil para siswa bandel berbondong bondong untuk bolos.
"yaudah deh, ah Bintang nih" ucap Mang Udin kesal.
"ini mang buat syifa jajan" ucap Bintang sambil memberikan uang dua puluh ribu pada mang udin.
Setiap bolos Bintang memberikan uang pada Mang Udin, namun bukan sogokan itu Bintang berikan dengan ikhlas untuk anak mang Udin yang berumur lima tahun.
"makasih tang, Hati hati ya"
Bintang pun langsung melajukan motornya ke sebuah cafe, tempat biasa dia bolos di Sma lamanya. Sudah lama semenjak Bintang pindah ia tak mengunjungi cafe itu.
Setibanya di Cafe Bintang langsung masuk dan benar banyak anak Sma nya dulu yang bolos.
Bintang menghampiri meja yang berisi dua orang.
"Hai semuanya rindu Bintang ga?" ucap Bintang dengan ceria.
Semuanya langsung melihat ke arah Bintang dan langsung berdiri.
"Bintang" ucap Edgar dengan tampang terkejut.
Mereka pun langsung bertos ria.
"sombong lo ya, ga pernah main sama kita kita lagi" ucap Kevin.
"Bukan sombong bro, gua sibuk dengan kegiatan yang baru" ucap Bintang.
"najis gaya lo" cibir Edgar.
"mana si Jason? Pasti jawabannya di sekolah" ucap Bintang.
"Bego lo, nanya sendiri jawab sendiri" ucap Kevin.
Dulu Kevin, Edgar, Jason adalah sahabat karib Bintang di sma yang lama, karena mereka sudah kenal dari jaman Smp.
Yang paling benar di antara mereka hanya Jason, pernah sekali semasa Sma Jason ikut bolos. Alhasil ia tidak nyaman dan terus berguman "aduh di marahin ga ya" maka dari itu Jason tak pernah ikut bolos lagi.
"Gimana lo di Sma baru? masih jadi bocah inceran Bk ga? Awas di keluarin lagi, kelar ntar idup lo" ucap Edgar.
"Kaga lah, jadi anak baik gua mah. Gua masih bingung deh kenapa cuma gua coba yang di keluarin" ucap Bintang.
"ya gila lo, kan lo ngempesin ban motor pak husen, trus lo nyanyi pake speaker masjid pas jam pelajaran. Mana mungkin lo ga di DO" ucap Edgar.
Bintang dan kevin tertawa, mereka mengingat kenakalan mereka saat kelas sepuluh yang sangat menyenangkan.
Ya, Bintang pindah sekolah karena di keluarkan dari Sma lamanya. Karena kenakalan yang sudah tak bisa di maafkan lagi.
"Gimana nih progress sama Bianca?" tanya Kevin.
"Hah Bianca, kaga gua ga pernah ladenin tuh bocah" jawab Bintang.
"padahal mah ladenin aja tang, lumayan minta beliin helm keluaran terbaru" ucap Kevin.
"Bangsat lo manfaatin anak orang" ucap Edgar.
"Sorry boys gua masih punya duit, kaga perlu manfaatin anak orang" ucap Bintang.
"Boleh boleh bayarin makan kita yak" ucap Kevin.
"Kok bangsat ya" ucap Bintang.
Lalu mereka tertawa dan mengobrol sampai lupa akan masalah masing masing.
****
Hayo Bianca siapa ya?
Mari di tebak siapa sih Bianca itu.
Jangan lupa vote dan komen ya!
Thank you.
![](https://img.wattpad.com/cover/158828763-288-k818456.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan & Bintang.
Roman pour AdolescentsAwalnya kehidupan Bulan Amanda Olivia di SMA berjalan damai layaknya anak SMA lainnya, namun kemunculan anak baru di SMA Merdeka merubah kehidupan Bulan Amanda Olivia yang damai menjadi kacau dan mengungap cerita Bulan di masa lalu. Tahankah Bulan...