CHAPTER 18

234 26 1
                                    

( CHAPTER 18 )

THE SECRET
BY : ANNELL CJROSEY ADOREY

" Masuklah, jangan banyak songeh.. " Donny

Dengan perasaan yang tidak puas hati, Jorgy tetap masuk juga ke dalam kereta. Duduk sahaja Jorgy, Donny terus memandu meninggalkan tempat itu. Jorgy sekali sekala mengerling ke arah Donny yang berada di sebelahnya.

" Puas sudah kau renung saya? Hensem kan saya bila jadi lelaki sejati.. Bikin tergugat iman kau jugakan? " Terlihat senyuman nakal di hujung bibir Donny.

" Eleh.. Perasan betul kau ni Don, kau tukar penampilan tetap juga nda buli lawan si Archilles.. " Dengan penuh sinis Jorgy membalas.

" Yalah, kalu mata sudah kabur oleh cinta yang nda berbalas.. Yang hodoh tupun kau cakap hensem. Yang hensem depan mata kau selama ini kau nampak jelik kan? " Donny

" Archilles mulai sayang saya sudah, Don... " Riak wajah Jorgy tiba-tiba berubah suram.

" Kalau dia sayang kau, kenapa pula kau tiba-tiba minta ambil Si Linda, bukan kau honeymoon sama Husband kau kah? " Donny

" Dia ada hal, tulah kami balik asing-asing.. " Jorgy

" Nonsense.. Kau ingat saya buduh kah! Mau percaya alasan kau ni.. Mulai sayang kunun! " Donny

" Yalah! Kau nda tau apa-apa jangan cakap sembarangan lah.. " Jorgy

" Kau jangan jadi buduhlah Jorg... Kau ndakan pernah dapat memiliki hati Archilles.. Kalu badan dia, yes maybe kau sudah berjaya tawan.. Tapi cinta dia? " Kali ini Donny pula yang tersenyum sinis.

" Don, kau kawan sayakan.. Please jangan buat kepala serabut lagi.. " Jorgy

" Ya kawan.. Tapi saya nda buli diamlah nampak kau kasi buduh diri kau sendiri... Bila lagi kau mau sedar Jorg? " Donny

" Apa juga salah saya? " Jorgy

" Banyak... " Donny

" Apa? " Jorgy

" Sendiri mau ingatlah, and one more thing... Kenapa kau mengelak dari saya? Kau ada sembunyi something kah? " Donny

" Sembunyi apa lagi pula ni? Kau ni.. Ada saja isu mau bikin bergaduh.. " Jorgy

" Kau terus terang sama saya Jorg... Kau pregnant anak sayakan? " Donny

" Gila! Macam mana kau buli fikir begitu.. Itu baby saya dengan Archilles lah! " Jorgy cuba menafikan.

" Yakah? " Donny

" Yalah... " Jorgy

" Tapi, saya rasa kau tipulah Jorg. Kalau itu anak kau dengan Archilles.. Saya rasa kau ndakan sampai hati mau, jatuhkan diri kau dari tangga kan? " Donny

" Apa yang kau merepek ni Don, apa bukti kau yang saya buat begitu? " Jorgy

" Saya ada saksi Jorg... " Donny

Tiba-tiba Jorgy seperti cacing kepanasan. Sekejap dia menoleh ke depan dan sekejap lagi dia menoleh ke arah Donny.

" Don, please... Jangan bagitau Archilles pasal ni, saya merayu sama kau.. " Jorgy

" Jadi betullah kau preggy anak saya? " Donny cuba meminta kepastian.

" Ya, Don... Itu saja jalan yang saya ada supaya Archilles nda kasi tinggal saya.. " Jorgy

Donny memberhentikan kereta, di tepi jalan. Keadaan senyap ketika itu.

" Kau kasi tinggal Archilles, baru saya simpan rahsia ini.. " Donny

" Kau mau ugut sayakah ni Don? " Jorgy

" Nda kisahlah kau mau fikir apa Jorg.. Yang penting sekarang ni saya mau kau fikirlah masak-masak... " Donny

" Bagi saya masa Don, Please... " Jorgy

" Okay, saya bagi kau 3hari masa untuk berfikir... Kalau teda jawapan atau kau tetap mau stay sama Archilles.. Kau mesti tau apa akibatnya kan? And one more thing... Jangan cuba-cuba mengelak dari saya " Donny

" Saya nda sangka kau sanggup buat saya begini Don.." Jorgy

" Saya buat ni semua sebab saya sayang kau Jorg.. Saya nda mau kau buat silap lagi.. Cukuplah dengan apa yang kau buat selama ini... Kau bukan bahagia pun sama Archilles.. " Donny

Jorgy hanya diam membisu. Donny pula mula memandu semula. Masing-masing melayan perasaan sendiri. Beberapa jam kemudian mereka sampai di depan pagar rumah Tuan Gordon. Jorgy keluar dari kereta tapi sebelum pintu kereta di tutup. Donny sempat mengingatkan lagi Jorgy tentang hal yang mereka bincangkan tadi.

Jorgy berjalan masuk ke dalam rumah dengan wajah yang tegang. Sehinggakan ibunya panggil pun tidak diendahkan.

BANG!!

Pintu biliknya di hempas dengan kuat.

" Sial!!! Sial!! " Jorgy berteriak di dalam biliknya.

Kara yang baru keluar dari biliknya, terkejut dengan hempasan pintu bilik Jorgy yang ditutup dengan kuat. Kara baru hendak melangkah untuk ke bawah. Tiba-tiba pintu bilik Jorgy dibuka semula dari dalam.

Kelihatan riak wajah Jorgy seperti terkejut bila melihat kelibat Kara di depannya ketika itu. Mata mereka bertembung. Terlihat renungan api kemarahan terpampang pada mata mereka berdua.

" Puas hati kau sekarang? " Jorgy

" Hurm.. Kind of, walaupun saya sebenarnya nda tau kau mengamuk pasal apa... " Kara tersengih.

" Mesti kau yang plan semua ni kan? " Jorgy

" What? Pasal kau gaduh dengan Archilles? " Kara

" Yes!! Yes Kara!! " Jorgy

" Enough Jorg!... Saya malas mau tengok drama gaduh kau sama Archilles.. " Kara

Kara ingin beredar dari sana. Tetapi Jorgy dengan pantas berlutut dan memeluk lutut Kara sambil menangis.

" Kara.. Please, please help me... " Jorgy

" Apalagi ni Jorg... Jangan kacau hidup saya lagi... " Kara

" Please Kara... Pujuk Archilles untuk sayang saya.. Please " Jorgy

" Are you out of your mind Jorg!! Kau nda ingatkah apa yang sudah kau buat sama saya dulu.. ? " Kara

" Saya ingat Kara, forgive me... " Jorgy

" Just like that? Macam petik jarikan? No, Jorg... Walaupun saya tiada apa-apa perasaan sama Archilles lagi, tapi saya tetap nda dapat tolong kau... Please, leave me alone! " Kara terus menepis tangan Jorgy yang sedang memaut lututnya.

Walaupun terdetik rasa kasihan di hati Kara. Tapi bila mengingatkan apa yang Jorgy dan Archilles buat di belakangnya sebelum ini, membuatkan hatinya bertambah sakit.

" Kalau saya nda bahagia, kau pun nda akan bahagia, Kara.. " Jorgy

" Kau salah Jorg.. Kau bukan tuhan, kebahagian saya bukan terletak pada tilikan kau!! Satu saja yang suka saya ingatkan sama kau... Karma itu wujud.. " Kara terus beredar dari sana.

" Kau silap Kara, Karma tidak wujud untuk orang bernama Jorgy.. " Jorgy berbisik sendiri.

Jorgy bangun dari keadaannya yang melutut tadi. Dan masuk ke dalam biliknya semula.

" If you die... Archilles will come back to me again! " Jorgy mengenggam tangannya, seperti menahan amarahnya.

THE SECRETWhere stories live. Discover now