[46] Sakit?

2.5K 199 13
                                    

Lisa buru-buru membuka gorden kamarnya saat mendengar suara mesin motor.

"Aish! Udah malem gini, juga. Hanbin mau kemana itu?" Gumamnya khawatir.

Lisa segera keluar kamar dan berlari ke pintu utama. Berniat menyusul puteranya.

"Hanbin! Yaaa!!!" Serunya.

Terlambat.

Langkah kaki Lisa kurang cepat dari laju motor puternya.

"Astaga. Mau kemana anak itu?"

Lisa menghela nafas dan menutup pintu kembali. Perasaannya campur aduk.

Ia memang benci atas hal tadi. Tapi, kenapa rasa bencinya selalu saja diiringi bayangan tentang dirinya yang malah menikmati sentuhan tangan Hanbin? Parahnya, itu adalah putera kandungnya sendiri!

Wanita agak paruh baya itu mengusap wajah dengan kasar. Ia tak waras.

Tring~Tring~Tring~

Lisa terhenyak saat suara alarm di handphone nya berbunyi. Dahinya mengerenyit bingung.

Kapan ia menghidupkan alarm?

Diambilnya benda pipih dari saku celananya. Sedetik kemudian, matanya membulat sempurna.

Satu jam menuju hari lahir suamiku ❤

Lisa meringis. "Aku sampai lupa kalau besok Jaewon ulang tahun." Gumamnya sedih.

Jaewon.

"Seharusnya, kalau kamu mau pisah. Kamu harusnya biarin aku buat ngerayain ulang tahun kamu buat yang terakhir, Jae." Lirih Lisa.

Kepalanya ia dongkakkan guna menahan air mata yang hendak mengalir dari matanya. Dipukulnya bagian dada dengan tak teratur. Berharap, bahwa itu bisa sedikit saja menghilangkan sakit di hatinya.

"Aku gak berhak buat kasih Jaewon kado itu lagi." Gumam Lisa.

Ah, sebenarnya Lisa udah nyiapin kado buat Jaewon. Dari jauh-jauh hari.

Lisa bahkan berniat buat kasihin kado itu malam ini. Tepat jam 12 malam.

Tapi, Jaewon malah ngelakuin hal yang ngebuat Lisa mati rasa. Bahkan, gak inget apapun soal hari lahir lelaki yang udah jadi suaminya selama 15 tahun itu.

Cerai.

Astaga. Lisa muak mendengar kata itu!

Lisa benci Jaewon!

Sungguh!

Lisa gak peduli bahkan jika sekarang lelaki yang pernah berjanji akan membahagiakannya itu tengah merayakan ulang tahunnya sendirian.

Lisa gak peduli!

***

Hanbin memasuki rumahnya dengan perlahan. Takut menimbulkan suara yang bisa aja ngebuat Mommy nya terbangun.

Hanbin pulang tepat jam 1 pagi. Dan pasti, Mommy nya udah tidur. Mengingat hari sudah melewati tengah malam.

Kaki remaja itu melangkah masuk ke dalam kamarnya dan langsung merebahkah tubuhnya di atas ranjang.

"Ahh-ahh-ah-Hanbin-eumhh"

Hanbin segera menutup kedua telinganya dengan headphone kala suara sang Mommy terlintas di telinga dan benaknya.

Sadarlah, Hanbin!

"Ah-eumhhh-euh--"

Hanbin berdecak. Kenapa ia bisa memiliki penyakit gila seperti ini, huh?

MY LOVELY MOMMY - HANLISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang