Yoongi Ahjussi menelpon setelah mendapatkan notifikasi pesan tentang credit card-nya. Ia begitu marah, melihat nominal yang telah kami gunakan. Aku sendiri tidak tahu pasti berapa banyak uang yang telah kami belanjakan. Ia yang menyuruhku bersenang-senang.
"Ini caraku bersenang-senang."
"Wah, kau bersenang-senang dengan kerja kerasku?"
"Ahjussi yang menyuruhku ...," ucapku lirih.
Kudengar di seberang sana Yoongi Ahjussi menghela napas pasrah."Yaa, Pak Tua! Kenapa kau pelit sekali?" Heejin berteriak dari sampingku. Seketika Hyunjin membekap mulutnya.
Kuhela napasku, "Ahjussi, bukankah kau tidak bisa menyamaratakan seseorang? Aku tidak tahu cara Ahjussi bersenang-senang, tapi inilah caraku." Seketika Yoongi Ahjussi menutup sambungan teleponnya.
Bukan masalah jumlah yang Yoongi Ahjussi permasalahkan. Wajar Ahjussi marah, karena aku tidak mau memberitahu untuk apa saja uang itu. Mungkin Ahjussi khawatir uang itu aku salahgunakan.
Kini aku hanya bisa menatap beberapa paperbag di depanku dengan sedikit rasa menyesal.
"Gwenchana, kalau ia tahu yang sebenarnya, pasti tidak akan marah lagi." Hyunjin berusaha menghiburku.
"Yaa, apa perlu kuganti uangnya?" Heejin terlihat sangat kesal melihatku.
"Apakah kalian sudah selesai bersenang-senang?" Aku melihat Jackson Ahjussi keluar dari salon. Sepertinya ia memotong rambutnya.
Aku tersenyum, "Kami sangat senang hari ini."
Sementara di sebelahku, mereka melemparkan tatapan tak percayanya.
"Ahjussi, tadi kau bilang ingin mengajak kami makan. Aku sudah lapar. Ayo, kita makan ...." Heejin menarik tangan Ahjussi ke arah restoran yang dekat dengan tempat kami berdiri. Sementara Hyunjin menyuruhku untuk mengikuti mereka.
Sekarang kami saling duduk berhadapan di sebuah restoran steak. Ahjussi dan Heejin duduk di seberang meja kami. Kami memakan makanan kami masing-masing tanpa suara. Kulihat Heejin makan dengan begitu lahap. Sementara Ahjussi, yang berada di sampingnya sesekali melihatnya sambil tersenyum. "Jangan melihatku, nanti Ahjussi jatuh cinta. Makan saja itu ...," ucap Heejin sambil menunjuk steak di depan Ahjussi yang belum habis setengahnya.
"Kau mau menghabiskannya?" Ahjussi mendorong makanannya ke arah Heejin.
"Tentu saja! Aku sangat lapar." Tanpa melihat ke arah Ahjussi, ia memotong-motong steak milik Ahjussi dengan begitu semangat.
Kulihat Hyunjin yang ada di sebelahku tersenyum, "Apa kau lupa kalau sedang diet?"
"Aniyo, setelah ini aku akan pergi ke gym." Ia menjawab dengan mulut penuh dengan makanan.
"Wah, kau sangat luar biasa," ucap Jackson Ahjussi, "Apa kau tidak mengenaliku?"
"Kau member GOT7 ... itu yang dikatakan Moonella." Ia memasukkan suapan terakhir steaknya, kemudian menatap Jackson Ahjussi dengan seksama.
"Kau tidak meminta tanda tanganku? Atau meminta berfoto bersama?" tanya Ahjussi sedikit heran. Biasanya kalau ada orang yang bertemu dengannya, mereka akan meminta tanda tangannya. Atau, mereka akan memotret diam-diam dan membagikannya ke sosial media.
Lagi-lagi kulihat Hyunjin hanya tersenyum. Aku penasaran apa yang ada di pikirannya. Apakah ia tidak cemburu melihat mereka?
"Aku tidak suka berfoto denganmu," ucapnya santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAFFER || KNJ
FanfictionIni tentang takdir hidup seorang gadis kecil yang bersinggungan dengan member BTS. Rasa keingintahuan Moonella yang besar tentang asal usulnya, membuat para member kewalahan. Akankah mereka bisa bersabar menghadapi gadis kecil itu? Dapatkah Moonella...