"Singkat cerita...beberapa bulan setelahnya ibuku meninggal, namun sebelumnya ibu sempat menitipkan surat untuk Tommy. Lama aku mencarinya...hingga akhirnya tak sengaja aku pernah memergoki Tommy sedang jalan bersama ke suatu tempat bersama dokter iwan, dokter yang merawat ibuku dulu.''
Flash back
Ryan kecil sedang mengitari koridor di rumah sakit bersama sang supir, saat itu ia memang sengaja mencari waktu sepulang sekolah agar ayahnya tidak curiga. Begitu melihat Dokter iwan yang kebetulan lewat di hadapannya, Ryan kecil langung mengejarnya. Dokter iwan pun berhenti karna merasa ada yang memanggilnya
''Ryan...ada apa kamu kesini?''
''Dokter....apa dokter tau dimana kakakku? Dulu aku pernah melihat dokter dan kakak pergi bersama-sama.''
Dokter iwan terdiam sejenak. Ia seperti memikirkan sesuatu.
''Ayolah dokter, beritahu aku jika dokter tahu, aku sangat merindukan kak tommy..'' ucap ryan kecil hampir menangis. Dokter iwan akhirnya luluh, ia mengajak Ryan kecil ke sebuah kamar rumah sakit. Dan betapa terkejutnya dia melihat siapa yang berada disana. Ternyata itu Tommy. Ia nampak sedang membereskan barang-barangnya. Tommy sendiri sama terkejutnya ketika Ryan kecil memeluk pinggangnya dari belakang.
''Kakak...kenapa Kakak tidak memberitahu Ryan dan papa kalo kakak sakit?'' kata Ryan kecil sambil menangis
Tommy pun tersenyum melihat adiknya
''Siapa yang bilang kalo kakak sakit? Kakak cuma habis menginap di rumah sakit ini kok.'' ucap Tommy lembut
"Tommy...kenapa kamu tidak...'' belum sempat dokter menyambung ucapannya, tommy langsung memotongnya. Dia seolah memberi isyarat mata kepada dokter iwan. Dokter iwan berusaha untuk memahami, meski dia tidak ingin. Akhirnya dia pun pergi meninggalkan Ryan kecil dan tommy berdua di kamar rumah sakit.
''kakak rindu sekali sama kamu, Ryan...waaah...kamu sudah tambah besar sekarang...hebat...''
''kakak...ayo pulang kerumah...''
''Maafkan kakak, ryan...tapi kakak ga bisa, ini yang terbaik. Emm...Bagaimana kabar papa?''
''Dulu semenjak kematian ibu, papa sering mabuk-mabukan, kak. Tapi sekarang sudah tidak lagi. Papa jadi lebih sayang Ryan, kak.''
''Baguslah kalau begitu. Itu membuat kakak tenang.'' Tommy kemudian berlutut didepan ryan, ia lalu memegang pundak ryan lembut, ''Berjanjilah Ryan...kamu akan menjaga papa, dan selalu ada di dekatnya. Bahagiakan papa, karna kakak tidak akan bisa melakukannya lagi untuk papa.''
''kenapa kakak bicara seperti itu?''
''Tidak apa-apa, kakak cuma merasa menyesal karna belum sempat membahagiakan ibu.''
''Ibu? Oh iya kak, Ryan baru ingat....ibu menitipkan surat untuk kakak sebelum ibu meninggal.''
''Benarkah? Dimana surat itu sekarang Ryan?'' tanya Tommy yang mendadak bahagia
''Ryan tidak membawanya kak, surat itu ada di rumah. Tapi besok ryan akan kesini lagi dan membawakan surat itu.''
''Tidak...jangan...besok kakak sudah tidak ada di rumah sakit lagi, bagaimana kalau kita janjian di depan sekolah kakak yang lama. Kamu masih ingat, kan?''
''baik kak...besok aku akan kesana sepulang sekolah ya, kak...''
''Oke...kakak janji akan menunggu di depan sekolah kakak.''
Flash back end*****
"Tapi rencana tinggal rencana, karna papaku mengetahui kepergianku kemarin ke rumah sakit adalah untuk menemui Tommy. Dia marah, dan akhirnya dia menghukumku. aku dikurungnya di dalam kamar seharian. Aku menangis tanpa mengetahui kakakku ternyata masih setia menungguku disana....bahkan...bahkan sampe dia...''
Ryan lagi-lagi menghentikan ceritanya. Hatinya mendadak sakit mengingat hal itu. Nyatanya...kehilangan seseorang yang sangat berarti dalam hidup kita, memang membuat diri sendiri seperti seolah hancur, dan terpukul.
''Tommy akhirnya meninggal. Ternyata selama ini dia mengidap penyakit yang sama seperti ibu. Dokter iwan mengatakan bahwa saat mengetahui penyakit itu, kangker otaknya sudah memasuki stadium 4. Artinya sangat sulit untuk disembuhkan. Dia tidak ingin memberitahu siapapun karna tidak ingin keluarganya bersedih akan hal itu. Dia lebih memilih di benci karna dengan begitu, tidak akan ada yang menangisi kematiannya nanti. Benar-benar bodoh sekali bukan?? Mana ada orang yang tidak menangisi kematiannya. Sementara dia sudah terlalu banyak menebar cinta dan kasih sayang pada banyak orang. Bahkan papaku yang akhirnya mengetahui kejadian itu tak henti-hentinya shock sehingga harus berkali-kali jatuh pingsan. Tommy yang dulu anak kesayangan, selalu dicinta banyak orang....kini sudah tiada...dia akan selalu menjadi orang yang sangat berarti bagiku dan juga papa.'' Ucap Ryan yang sesekali diiringi tetesan air mata.
Jadi itu penyebab Tommy menjadi hantu penasaran? Bukan karna dia belum memiliki kekasih, tapi karna surat terakhir dari ibunya....haruskah aku memberitahunya? Tapi jika kuberi tahu, maka tommy sudah bukan hantu penasaran lagi, dan dia akan menghilang selamanya. Apakah aku bisa hidup tanpa bertemu dengannya lagi? batin nayla
KAMU SEDANG MEMBACA
Nayla's Tale ( Part 1 )
УжасыAku seorang gadis indigo yang tidak ingin di ketahui identitasnya oleh orang lain. Hingga akhirnya waktu menuntutku untuk bertemu dengan hantu ganteng di sekolah. Dia bernama Tommy. Dan dia juga menginginkanku menjadi kekasihnya. Penasaran ? Yuk la...