Ternyata

230 19 0
                                    

Ada yang bilang bila kita kehilangan orang yang sangat kita cintai
maka kita seolah akan kehilangan separuh dari diri kita
Yaa...
sepertinya begitu....
Aku pasti gila mengharapkan orang yang sudah mati bisa hidup kembali
Bukankah dia telah pergi membawa separuh diriku
Aku bisa berkata apa? Nyatanya...
Dalam hatiku yang terdalam, aku selalu berdoa
Jika ada satu kemungkinan...aku ingin membuatnya nyata.
Bukan untuk memilikinya...tapi hanya sekedar untuk mempersiapkan diriku bahwa itu saja cukup...
yaa...hanya itu.
*********
Di perpustakaan sekolah, nayla tampak menggenggam sebuah brosur. Yaa...brosur yang berisi tentang ajakan camping bersama liburan sekolah nanti.
Nayla seolah bimbang dengan hatinya. Terutama masalah dana. Ia teringin sekali bisa pergi. Ia ingin mengetahui perasaannya yang sebenarnya. Dan di kala hatinya masih diselimuti kebimbangan, sebuah piala emas mengkilat nampak begitu saja ada di hadapannya, seolah menghalangi pandangannya terhadap brosur tersebut. Nayla pun membaca tulisan yang ada pada piala tersebut
"Juara 1 pertandingan tournament basket antar Sekolah. Waaah...hebat sekali..." ucap nayla sambil menoleh ke arah Ryan dengan senyumnya yang manis.
"Tentu saja...ini keren sekali kan? Apa kamu mulai terpesona olehku?" tanya ryan dengan sedikit gurauannya
"Tentu saja..." jawab nayla diiringi senyumnya yang manis. Ryan pun tertawa kecil melihatnya.
"Kamu ini manis sekali." ujar ryan. Ia pun mengelus rambut nayla perlahan. Ditatapnya wajah nayla lekat-lekat. Hingga membuat dirinya agak salah tingkah.
"a...ada apa?" tanya nayla mulai gugup
"Padahal kita baru seharian tidak bertemu, tapi rasanya seperti sudah seminggu. Aku sangat merindukanmu, nay..." ujar Ryan lembut.
"Ryan..." belum sempat nayla meneruskan ucapannya, ryan pun memotongnya
"Aku tahu....aku gak akan memaksamu menyukaiku. Aku hanya ingin kamu tahu perasaaanku. Itu saja."
Nayla pun tersenyum karenanya.
Ryan itu sungguh baik, dia selalu ada untukku. Bahkan meski pernah aku menolaknya. Tapi dia tidak juga menyerah. Mungkin saja ini saatnya aku harus membuka hati ini untuknya. Dan memberinya kesempatan...batin nayla.
"Kenapa tadi aku lihat kamu terus memandangi brosur acara itu? Apa kamu mau ikut pergi?" tanya ryan tiba-tiba
"Ya?...oh...itu... Entahlah...aku masih bingung... Dan belum memutuskannya, Ryan"
"Nayla...aku kan sudah bilang... Kalo aku akan membayarkannya untukmu." kata ryan sambil ikut duduk disebelahnya
"Jangan Ryan... aku gak mau hutang budi sama kamu."
"kalau begitu kamu bisa membayarnya dengan tubuhmu." balas Ryan dengan senyumnya yang nakal
"A...apaaa???" teriak nayla kaget

****

Daan...yang dimaksud Ryan adalah...pergi nonton, jalan-jalan bersama, dan makan malam dengannya. Hehehe Nayla pun jadi senyum-senyum sendiri saat ini.
kenapa aku memikirkan hal yang aneh. Ah...membuatku malu saja. Batin nayla.
Diliriknya Ryan yang saat itu sedang antri membeli tiket. Dia tak henti-hentinya mengembangkan senyumnya.
Yaa...wajar saja, ini pertama kalinya nayla mau diajak berkencan dengannya. Karena Biasanya dia selalu menolak.
"Ayo nay...kita masuk..." ajak Ryan
Nayla pun mengangguk dan menyambut uluran tangan Ryan
*******
Yaa....aku putuskan untuk membuka hatiku untuknya
Akan ku coba benar-benar menghilangkan sosok hantu ganteng itu dalam hidupku
Meski aku sendiri tidak bisa meyakininya...
tapi akan ku coba
********
Setelah puas menonton, nayla dan Ryan pergi ke sebuah distro untuk membeli beberapa pakaian. Nayla sendiri sempat melongo kaget ketika melihat price tag di beberapa pakaian yang menarik hatinya. Berbeda dengan Ryan yang sudah mengantongkan beberapa helai pakaian untuk persiapan liburan nanti
"Apa kamu tidak membeli sesuatu? Pilih saja yang mana kamu suka, aku akan membayarkannya untukmu." ucap Ryan dengan senyumnya yang terlihat menawan. Nayla pun langsung menggelengkan kepalanya
"Oh...tidak perlu, aku masih memiliki pakaian bagus. Aku tidak perlu membeli pakaian yang baru." jawab nayla yang memang sedikit berbohong. Meski Ryan menawarinya berbagai kemudahan, tapi ia tidak mau menjadi orang yng justru memanfaatkan kebaikannya
"Benarkah? Kalau begitu sebaiknya aku juga tidak membelinya." kata ryan
"loh?? Kenapa?"
"Tadinya aku ingin membeli pakaian agar kamu ikut membelinya. Aku ingin membuatmu bahagia. Bukankah wanita itu senang kalo diajak belanja ? Sepertinya aku salah..."
Nayla pun tersenyum dibuatnya. Ternyata Semua yang di lakukan Ryan semata-mata untuk membuatnya merasa bahagia.
"Baiklah...kalau begitu aku ingin pakaian ini..." ucap nayla sambil memegang sepasang kaos couple
"aku ingin kita memakai kaos yang kembaran denganmu." lanjut nayla. Ryan pun bergidik aneh melihat kaos itu. Kaos yang memiliki ukuran lengan 3/4 dengan gambar love yang didalamnya ada tulisan (Him untuk baju cewe dan Her untuk baju cowo) dengan corak garis berwarna pink?!?!?!
"Bisakah kamu pilih baju yang lain?"
"kenapa sih cowo itu susah diajak memakai pakaian couple??? Padahal kan motifnya bagus....apalagi ini warna favoritku" ungkap nayla agak kecewa. Padahal sebenarnya ia hanya ingin membuat Ryan tidak jadi membelikan baju untuknya. Hehehe
"Baiklah...apa pun permintaanmu. Lagipula aku ganteng. Pakai pakaian apapun pasti cocok." jawab Ryan sambil mengambil baju couple itu dan membawanya ke kasir. Nayla pun melongo di buatnya. Karena sebenarnya ia pun ga mau memakai baju couple. Itu hanya alasannya saja. Yaa....siapa sangka itu malah menjadi boomerang untuknya. Hehehe

Nayla's Tale ( Part 1 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang