Prolog

1.6K 61 0
                                    

"aku tutup teleponnya, ya. Aku sangat ngantuk..."

"Tae..." sergahnya sebelum telepon dimatikan "aku sangat menyukaimu." Lanjutnya dalam bahasa asing yang tidak dimengerti.

"Aku juga."

"hei, bagaimana kau tahu arti perkataanku barusan?"

"Aku cuma menduga-duga, kau pasti mengatakan 'Saranghae?' Hehehe..."

"Baiklah... Sampai jumpa besok jam sembilan."

"Sampai jumpa."

"Saranghaeee...!"

"Saranghaeee...!"

**

Saat ini aku tidak tahu di mana aku berada, langit-langit terlihat sangat biru, aku merasakan kakiku menyentuh rerumputan hijau dengan tekstur-tekstur kasarnya. Lalu kulihat sebuah cahaya, cahaya itu lebih terlihat seperti sosok manusia yang tidak terlihat sosoknya karena cahaya itu memiliki kaki, makanya aku akan menyebutnya... malaikat, malaikat tanpa sayap.

Saat malaikat itu menghampiriku, perlahan pemandangan berubah. Langit-langit biru menjadi putih, rerumputan meninggi dan dipenuhi bunga-bunga daisy putih dengan hembusan angin, seperti berada di surga.

"Aku di mana?"

Ia tidak menjawab, malah mengulurkan kedua tangannya, memberikan sesuatu yang sama bercahayanya dengan dirinya, lalu tangannya menyentuh dadaku lembut dan hangat, cahaya yang ia berikan menembus permukaan kulitku, melekat di dalam tubuhku. Perasaan hangat mulai menyatu dan menyelimutiku, hembusan angin perlahan berhenti, malaikat itu menggenggam tanganku erat.

Saat aku menundukan kepala, aku melihat dedaunan dan bunga-bunga menjadi basah, malaikat itu menangis di hadapanku, tapi selang beberapa detik kemudian ia melepaskan genggaman tangan itu dan berjalan menjauh mengikuti arah angin. Di belakangku tiba-tiba berubah menjadi putih, padang bunga menghilang, lalu tiba-tiba saja...

Langit... Putih... Putih sekali...

"Taehyung!? Dokter, suster! Dia sudah sadar!!"

Eh?

Lalu dengan pandangan yang sedikit buram dan kepala pusing, dokter dan suster datang untuk memeriksaku, benda-benda yang menempel di otakku dilepaskannya, kemudian ia memeriksa lebih lanjut dengan suster di belakang mencatat sesuatu.

Warna putih yang mendominasi ruangan, alat-alat menempel di tubuh, dokter, suster, ranjang kapsul, sudah pasti aku berada di rumah sakit.

Kemudian mereka pergi, meninggalkan seorang lelaki cantik, rambutnya berwarna coklat tua, matanya bulat sempurna dan bersinar, bibirnya tipis dan terlihat sedikit gigi yg menyembul menandakan dia mempunyai bunny teeth.

"H..heii..." Aku menyapanya dengan wajah bingung, siapa lelaki itu "kenapa... aku di rumah sakit, ya?"

"Kamu habis kecelakaan." Jawabnya.

Aku menunjuknya "kamu... siapa, ya?"

"Aku orang yang menolongmu." Jawabnya lagi, dengan senyum yang terlihat miris.

"Apa kita saling mengenal?"

Ia mengangguk "ung, namaku Jungkook, Jungkook Kayana."

"Kayana?" Aku mengulangi namanya.

"Kookie saja."

Aku tersenyum "aaah, Kookie? Kamu.. siapaku, ya?"

"Aku mengenalmu."

***

Regards,

Ren.

Our Promise [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang