Tear Drop2

264 25 0
                                    

Time flows, we have spent many years together
without even getting tired of talking to each other.

     Air di langit membantai permukaan bumi menjadi basah, seketika juga mayoritas manusia memilih berlindung dari guyuran air hujan di luar.

Sebenarnya para manusia juga tidak berniat keluar, karena sekarang sudah pukul 11 malam setelah aku melirik jam dinding di atas meja belajarku.

Aku ingin langsung tidur saja, namun aku tidak bisa karena Bogum hyung meneleponku. Tak apa-apa, lagipula aku pasti tidak bisa tidur karena aku terus kepikiran hantu menyebalkan itu tadi.

“Sepertinya kamu sedang ada masalah?” Tanya Bogum hyung dari sebrang telepon.

“T... Tidak, kok!”

Bogum hyung terdengar sedang tertawa kecil “hei, kau itu pembohong yang buruk!”

“Eh?”

“Eh apa?”

“Maaf, sepertinya... kalimat itu membuatku teringat sesuatu... Seperti pernah ada yang mengucapkan hal itu.”

“Tidak apa-apa, semua orang tahu itu, kok. Kamu memang pembohong yang buruk, dan kalau kamu tidak ingin cerita... aku tidak memaksamu, kok.”

“Ung, terima kasih.”

“Baiklah, selamat malam, Tae!”

“Selamat malam.”

Kemudian akulah yang pertama memutus telepon, aku menghela napas panjang. Apa hantu bernama Kookie itu benar-benar mengenalku? Aku ingin bertanya apa saja yang ia ketahui tentangku tapi entah mengapa rasanya terlalu menakutkan jika berinteraksi dengan orang dari dunia lain. Aku tidak mau berurusan dengan dunia-dunia itu, dan akhirnya aku memilih untuk tidur saja.

**








Keesokan harinya aku berangkat seperti biasa, melewati rute yang biasa kulewati namun aku tidak menemukannya, jangan-jangan ia sengaja tidak menampakan diri saat aku sudah mengetahui jati dirinya yang sebenarnya?

“Tidak begitu, kau salah!”

“HUWAAA!!”

Lelaki berambut dark brown itu menjawab pertanyaanku seolah ia dapat membaca isi pikiranku, ia langsung berdiri di pijakan belakang sepedaku dan mengepalkan tangannya ke arah langit, membuatku merinding

“Hore! Ayo berangkat!!”

“Berangkat apanya?! Turun kau!”

Ia langsung turun dari sepedaku dengan takut-takut, kemudian berdiri di samping sepedaku dan mundur beberapa langkah.

“Taehyung...” Panggilnya pelan.

Aku membuang muka dengan cepat, lelaki itu berdiri di samping dan mundur selangkah lagi dengan canggung, ia menutupi tangannya di belakang punggung dan kepalanya menunduk.

Aku tidak bermaksud menyakitinya tapi aku selalu merasa merinding saat tahu lelaki itu benar-benar hantu meskipun aku sendiri tidak tahu kepastiannya dan yakin 100%.

“Tidak usah menghindari atau menjauh,” katanya sambil tersenyum sedih, alih-alih alisnya seperti turunan bukit karena ia terlihat sendu “meskipun kita berhadapan atau bersebelahan pun, sebenarnya kita sangat jauh.”

Maksudnya dunianya dan dunia ini? Pasti begitu.
Ia terlihat sedih “kamu takut padaku?” lalu ia mundur beberapa langkah lagi untuk menjaga jarak “maaf... maafkan aku...”

Tanganku sedikit gemetar, aku tidak pernah melihat hantu sebelumnya, dan baru kali ini aku melihatnya, sekaligus tahu kalau ada hantu yang dapat dilihat orang-orang karena Jimin katanya juga pernah melihatnya, tapi tidak dengan Namjoon yang tak percaya hal berbau mistis. Lagipula lelaki tersebut memang terlihat cukup aneh dan misterius.

Tanpa kusadari, lelaki itu menitikkan air mata “maafkan aku...”

“Hei....” Begitu mengetahui hal tersebut, aku jadi cukup panik “h...hei hei!!”

“Aku cuma tidak ingin kamu pergi lagi...” Akunya.

“Hei, hei!!”


























































Ia membungkukan badannya “maaf, aku tidak akan mendekatimu lagi kalau begitu...”

“Heiiii!! Tunggu!Kookie,tunggu dulu!!”

***


Regard,

Ren

Our Promise [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang