[Bagian Kedua] still close

128 12 0
                                    


Hola, rders 😊🙌

Selamat datang di tahap kedua 💫 Jangan lupa rders, nikmati perjalanannya

*CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA. JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH, TEMPAT KEJADIAN ATAUPUN CERITA, ITU ADALAH KEBETULAN SEMATA DAN TIDAK ADA UNSUR KESENGAJAAN DARI RDYNIM. SEMOGA RDERS MENGERTI*

🐼🐻🐻‍❄️

[# BAB KEDUA]

Sebuah kesendirian itu adalah pilihan, bukan akibat pilihan. Manusia tidaklah pantas berpikir kesendirian adalah sebuah akibat dari pilihan seseorang untuk menutup diri, karena kesendirian adalah pilihan yang dipilih oleh manusia itu. Meskipun bukan kalian, tetapi setidaknya ada satu dari kalian memilih untuk sendiri dengan apapun resiko yang akan menghampirinya.

"Ciao! is there anybody home?" seru Arka dari luar rumah Caramellya,

Caramellya yang tengah membereskan piring dan gelasnya ke dalam dishwasher mendengus sebal, "bebal banget jadi orang" gumamnya, kemudian melangkah keluar sambil mengambil tasnya di atas meja makan, 

Arka terus mengetuk pintu depan rumah ini, "Ca! lama amat sih! jangan bil-"

Ucapan Arka terpotong karena pintu didepannya akhirnya terbuka dengan kasar dan menampakkan wajah perempuan yang ditunggunya dengan wajah datar, 

Caramellya menatap tajam Arka, "stop panggil gue Ara" ucap Caramellya dengan penekanan disetiap kalimatnya, 

Arka tersenyum lalu menganggukkan kepalanya tidak mau berdebat, "iya, yuk" balasnya sambil menarik tangan perempuan ini lalu dihentakkan keras oleh Caramellya,

"Gimana lo bisa masuk ke rumah gue?" tanya Caramellya,

Arka mengusap tengkuknya, "hehe, lompat" 

Caramellya mendengus dan wajahnya benar-benar tidak bersahabat, meskipun memang ekspresi perempuan ini selalu datar, "lo masuk secara gak sopan sekali lagi, gue pindah rumah" tegasnya, 

"Aelah, iya-iya gak ngulang"

***

Afya menoleh kearah Caramellya lalu jamnya, "pagi amat buk, inget sekolah ternyata" ucapnya,

Afya menatap Caramellya lalu menarik kursinya mendekati perempuan yang tengah sibuk dengan ponselnya, "kata anak-anak, lo berangkat bareng sama Arka ya?" tanya Afya,

Belum ada jawaban lalu Afya merampas ponsel tersebut sehingga pemiliknya menatap kearah Afya jengah, "gue nanya serius, Caramell"

Caramellya menaikkan salah satu alisnya, "urusannya sama lo apaan?" balasnya, 

Afya menghela nafasnya menatap sahabatnya ini dengan wajah tidak percaya, "Mell, lo gak lupa kan kalau Arka itu pacarnya Kinta" ucap Afya dengan pelan dan menekankan pada kata pacarnya

"Terus?"

"Ya gak terus-terus, Mell, gue tahu kalian itu sahabat dari kecil, tapi masa-"

"Daripada buang tenaga ngurusin hidup orang, urus aja hidup lo yang berantakan itu" ketus Caramellya lalu merampas balik ponselnya,

Afya mengusap wajahnya kasar, "Mell, gak enak sama Kinta" 

"Sebenernya lo mau ngomong apa sih?!" ucap Caramellya dengan sedikit membentak, 

"Sorry Mell, gue sebagai sahabat lo itu peduli" ucapnya, 

"Makasih, tapi gue gak butuh" ketus Caramellya lalu melanjutkan aktivitasnya dengan volume earpods yang cukup kencang,

UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang