'sesuatu yang dijelaskan oleh akal fikiranku'
***
Kakinya melangkahkan dengan cepat. Dia tak peduli dengan teriakkan Ibunya yang menyuruhnya untuk tetap duduk dan makan dengan tenang. Sang Ayah bahkan harus mengelus perlahan lengan itu, meredakan suara khas pemilik hatinya, karena anak satu-satunya bernama Lee Taeyong tak akan pernah mendengar apapun yang dikatakan oleh kedua orangtuanya karena menurut anak laki-laki dengan rambut brown itu-
"Jung Jaehyun, jangan bergerak. Aku sudah keluar. Pokoknya aku yang duluan." Teriakan cukup besar itu menggema, dia berusaha agar tetangganya itu mendengar. Jari-jarinya itu dengan cepat mengikat tali sepatunya, kaki digerakkan dengan cepat menuruni tangga rumahnya.
-Hanya Jung Jaehyun yang ada fikirannya sekarang.
Senyum itu mendadak turun seiringin dengan kulitnya yang berinteraksi langsung dengan sinar ultraviolet matahari. Jung Jaehyun, anak laki-laki seumuran dengannya dengan memakai seragam sama berwarna biru dongker, sudah berada jalan setapak kecil didepan rumahnya. Senyum Jaehyun sangat menyebalkan.
"Selamat pagi, Lee Taeyong." Dimple yang indah baginya itu bahkan terlihat menyebalkan. "Kau kalah."
"Tidak. Kau pasti curang. Pasti kau berlari dengan cepat, kakimu kan panjang daripada milikku, k-."
"Aku sudah disini ketika kau memanggil namaku." Bibir itu terpout dengan sangat sempurna, kata menyebalkan bahkan terucap dari mulut kecilnya. "Singkirkan ponimu. Jari-jariku sudah siap menyentil dahimu."
Kakinya sudah mundur. Tangannya terangkat menutupi dahinya. "Jaehyun, kau jahat."
Jaehyun memajukan kembali kakinya. "Ini perjanjian kita, Lee Taeyong. Singkirkan tanganmu sekarang."
Bibir ter-poutpanjang,
"Kalian mau pergi bersamaku? Nanti ak-."
Taeyong sontak berlari menuju mobil Siwon, sepupu Jaehyun, Pria dengan rambut berwarna hitam itu bahkan terpaksa berhenti di tengah jalan sebelum sempat memasuki mobil. Taeyong membalikkan badannya memandang Siwon dengan senyum, yang membuat Siwon mengangkat tangannya, menekan tombol kuncinya. Kaki kecilnya melangkah dengan cepat memasuki mobil, tak memperdulikan Jaehyun berteriak, walau akhirnya dia berjalan memasuki mobil.
"Dasar anak muda dengan gairah cinta yang tinggi." Serunya dengan tersenyum, dia kini berjalan, memasuki mobil, menemui perdebatan kecil 'pasangan' ini.
"Urusan kita belum selesai. Aku belum menyentil dahimu."
"Aku tak mau." Taeyong mengangkat tangannya, melipatnya diatas dadanya.
"Kau curang. Kita sudah berjanji."
"Tap-."
"Maaf sepasang kekasih yang dibelakang, bisa kalian tidak ribut, kita bersiap jalan."
"KAMI BUKAN SEPASANG KEKASIH!!!!"
"KAMI BUKAN SEPASANG KEKASIH!!!"
Siwon menganggukkan kepalanya, berfikir bahwa kedua remaja dibelakangnya sangatlah cocok. "Ngomong-ngomong kenapa kalian berdua duduk dibelakang? Aku bukan sopir kalian."
"Kami tak ingin berpisah."
Siwon membuang napasnya, lain kali dia tidak akan mengajak mereka untuk naik mobil kesayangannya. Ini untuk terakhir kalinya.
***
Dia mengumpulkan tenaga dengan cepat, walaupun Taeyong sama sekali tak menikmati sarapannya, kaki itu melangkah dengan cepat ketika mobil audi mewah itu berhenti tepat di depan gerbang sekolah.
YOU ARE READING
Will We Stay Like This?
RomanceTaeyong dan Jaehyun telah lama bersama. banyak waktu yang telah mereka lalui bersama. sedih, senang, tawa dan canda, tak pernah mereka sadari, cinta itu tumbuh bukan sebagai sahabat tetapi juga cinta yang dalam, tak ada yang sadar dan tak ada yang m...