Punishment 2

751 124 6
                                    


"Jaehyunnnnnnn." Niatnya untuk naik keatas tempat tidurterhalang. Badannya berbalik, menatap pintu kamarnya. Tak perlu menghitung banyak waktu, tubuh kecil itu terlihat bersamaan dengan terbuka pintu didepannya. Tak perlu memberikan kata 'masuk', tubuh kecil itu bahkan sudah duduk di kasurnya.

Kasurnya.

Jaehyun menghela napasnya, menetralkan pemompa darahnya yang berdetak dengan cepat. "Ada apa?"

"Aku lupa ada tugas yang harus dikumpulkan besok. Tolong bantu aku." Serunya dengan matanya yang sengaja dibuat dengan sangat memohon, persis seperti anak anjing malang yang tersesat.

Memalingkan wajahnya berusaha tak terindahkan dengan mata itu, Jaehyun menatap jam yang melingkar di lengannya.

"Sudah waktunya aku tidur. Aku tak mau kulit ku rusak karena tidur yang tak teratur." Menguap dengan sengaja, Jaehyun setelahnya membaringkan tubuhnya disebelah Taeyong, menutup matanya.

"Jaehyunnnn, jangan tidur. Bantu aku. Besok dikumpulkan." Tangannya kini mengguncang lengan Jaehyun tetapi tak memberikan guncangan yang luar biasa.

"Aku ngantuk. Jangan ganggu." Dia bahkan menaikkan selimutnya, berusaha menghilangkan jejak dari tatapan mata doe itu.

"Jaehyun, aku akan menghadiahkan satu pak coklat."

"Aku bukan dirimu." Serunya dengan suara yang sangat lemah, membuat Taeyong semakin khawatir.

"Susu stawberry."

Tak memberikan respon.

"Satu kupon makan gratis."

Tak memberikan respon tetapi senyum itu terangkat. Dia membuka matanya. "Satu kupon sehari bersama Taeyong, bagaimana?"

"Call."

***

"Jadi hanya seperti ini-." Taeyong tak sempat menyelesaikan perkataannya, wajah daai Jaehyun sungguh mengalihkan semuanya termasuk amarahnya. "Aku belum selesai mengerjakan tugas dan kau sudah tidur." Tangan itu terangkat tetapi niatnya sedetik kemudian dia urungkan. Senyum jahil tercetak diwajahnya.

Tangannya mengobrak-abrik kantong penyimpanan alat tulisnya. Menarik keluar ketika telah menemukannya.

"Jung Jaehyun, ini adalah hukuman untukmu." Serunya senang.

***

Pagi hari Jaehyun diprediksi akan sangat indah. Kaki itu melangkah, menarik handuk, melampirkannya dibahu, melenggang santai menuju kamar mandi, berhenti didepan cer-

"Lee Taeyong, apa yang kau lakukan dengan wajah tampanku?"

***

"Itu kan cuman coretan kecil." Serunya heboh.

"Coretan apanya?" Mukanya kini dihiasi dengan dua garis panjang kumis melengkung, dan coretan memanjang kebawah yang sangat banyak.

"Suatu hari nanti kau pasti akan sangat keren dengan kumis."

Mau tak mau senyum itu terangkat, "Aku memang keren bagaimanapun—tetapi coretan ini tak bisa hilang karena ini permanen bodoh." Jaehyun berteriak frustasi.

"Nanti juga hilang." Masker berwarna hitam terulur. "Pakai ini." Wajahnya masih tertekuk tetapi tangannya terangkat menyambut maskernya. "Dan tambahan satu kupon sebagai permintaan maaf." Serunya lagi, kakinya melangkah meninggalkan Jaehyun yang menyeringai.

***

Halo maaf banget nggak update aku lagi banyak fikiran + lagi nyiapin book 2 Jaehyun and his slytherin's proud

Will We Stay Like This?Where stories live. Discover now