Jealous

1.5K 251 29
                                    


Ada siswa baru dari Jepang, begitu yang Jaehyun dengar dari Taeyong. Dia seorang pria dengan wajah seperti anime jepang. Tidak heran bahwa semua murid kini heboh menyambutnya, penontonnya saat latihan basket pagi cukup sepi. Jaehyun sebenarnya tak masalah dengan menghilangnya histeria tetapi jika sudah-

"Jaehyunie, nanti aku pulang bersama Yuta." Jaehyun mendongak, menatap Lee Taeyong yang berada dihadapannya, dia sungguh tak lapar lagi.

"Mengapa?" Taeyong berkedip bingung, mata puppynya menatap Jaehyun lurus.

"Yuta ingin mengenal lebih jauh kota ini, dia menginginkan aku untuk mengajaknya jalan-jalan."

Jaehyun menghela napasnya perlahan. "Terserah." Serunya sambil meletakkan garpunya diatas meja lalu berjalan pergi meninggalkan Taeyong yang masih terlihat bingung. Walau dengan cepat berubah ketika kaki jenjang Jaehyun berhenti tempat di meja Winwin yang tak jauh dari tempat duduknya.

"Menyebalkan." Serunya sambil menunduk, kembali memusatkan pikirannya kembali makanannya.

***

Tangannya baru saja meletakkan barang-barang ke dalam tas, walau belum sempat merapikannya, kepala itu mendongak, ketika suara langkah itu terdengar mendekat, bahkan Ten berada di sebelahnya sempat memberikan dorongan tangan untuk menyadarkan Taeyong lalu beranjak pergi.

"Kita jadi pergi, bukan?" Taeyong mengangguk pada anak laki-laki keturunan Jepang itu kini yang tersenyum dengan sangat manis sekali. "Tapi bagaimana kalau kita makan dulu?"

"Kita ke cafe dekat sekolah ini saja. Ada cheesecake enak disana." Serunya sangat bersemangat bahkan membuat Yuta hampir saja melayangkan tangannya mengusap rambut Taeyong tetapi entah mengapa diurungkan.

"Kau makan siang dengan cheesecake." Mata bulat itu menampilkan sinarnya.

"Memang kenapa? Cheesecake lebih enak daripada nasi atau roti." Serunya tak terima.

"Baiklah. Baiklah. Tunjukkan saja dimana cafenya."

***

"Taeyong, akhirnya kau datang. Jaehyun sudah dari tadi disini."

Owner Cafe yang sering dia datangi itu menyapanya dengan riang ketika langkah kaki Taeyong memasuki ruangan dengan nuansa abu-abu ditambah dengan mural mural tulisan indah di dindingnya.

"Aku tak janjian dengannya." Laki-laki paruh baya itu mengangguk mengerti.

"Tak mengherankan dia datang membawa orang lain." Taeyong sontak berhenti lalu berbalik menatap pemilik cafe dengan mata bulatnya yang besar. "Jaehyun sedang bersama seorang anak laki-laki yang sepertinya bukan dari Korea.

Tak perlu dikatakan sepertinya Taeyong akan bisa menebak siapa' anak laki-laki yang tak seperti orang Korea' itu.

Winwin, siapa lagi?

Mereka berdua dengan masih memakai seragam sekolah, walau kini hanya kemeja putih yang kini tak terlihat rapi dengan dasi berwarna hitam yang telah turun. Taeyong menghela napasnya panjang, Jaehyun bahkan mengajak Winwin duduk di meja favorite mereka, meja yang langsung mengarah ke taman belakang cafe yang biasanya sangat banyak anjing-anjing kecil yang sedang bermain.

Taeyong menarik tangan Yuta, mengajaknya menjauhi meja,

"Eh Taeyong-ssi."

Mau tak mau dia berhenti, sebenarnya dia enggan, tetapi dia berbalik dengan senyum –yang dipaksakan di wajahnya. "Oh hai kalian. Apa yang kalian lakukan disini? Kencan?" Mata itu menatap tajam dan lurus kearah Winwin.

Will We Stay Like This?Where stories live. Discover now