"Aku tidak mau." Taeyong masih menolak bahkan ketika Jaehyun menyodorkan pakaian sauna berwarna biru padanya. "Kita seperti diusir dari rumah. Karena tak ada uang jadi kita harus tidur di sauna."
"Kita diusir dari rumah tanpa membawa uang sepeser apapun, dengan hanya pakaian seadanya yang kita bawa. Bahkan makan pun tak sempat, uang hanya cukup untuk makanan terenak sedunia yaitu ramyeon. Jadi bisakah kita masuk dan makan ramyeon serta telur?" Taeyong hanya memandang aneh pada Jaehyun yang berada dihadapannya tampak frustasi.
"Kau berlebihan." Serunya sambil mengambil baju yang berada ditangan Jaehyun.
"Kau yang berlebihan. Bisakah kita ganti baju sekarang agar kita bisa makan ramyeon dan tidur?" Taeyong mem-poutkan bibirnya seolah tak terima menjadi pihak disalahkan oleh Jaehyun. "Atau biarkan aku mengganti baju-."
"Aku bisa sendiri." Taeyong berbalik cepat meninggalkan Jaehyun.
"Kyaa, tunggu aku."
***
Taeyong terlihat masih marah. Terlihat dari sikapnya yang acuh dan tak ingin menjawab pertanyaan Jaehyun.
"Aku akan membelikanmu eskrim." Senyum itu terangkat.
"Aku mau dua." Jaehyun mendengus, memang ide bagus menaikan mood Taeyong dengan eskrim.
"Terserah kau sajalah."
Setelah berdebat tak penting tentang pakaian, kini mereka tengah berada konter makanan bersiap memilih makanan 'telat' malam mereka.
"Dua ramyeon, telur rebus dan dua iced shikye." Seru Jaehyun. "Sana ambil eskrim mu." Taeyong tersenyum lalu berjalan mendekati conter eskrim, mengambil dua eskrim sekaligus seperti yang dia katakan. Taeyong sungguh konsisten dengan perkataannya.
Jaehyun mengambil pesananya, memberi kode pada Taeyong untuk membawa sebagian tetapi Taeyong hanya berjalan bahkan meninggalkannya.
"Kyaa, Lee Taeyong."
Walau memggerutu, Jaehyun memilih duduk didekat Taeyong. Dia meletakkan nampan berisi makanan dan minuman didepan. Tangan itu dengan cepat menyambar ramyeon didepan, memberikan senyuman 'menyebalkan' untuk Jaehyun. Dia lalu bangkit mendekati pemanas air, disusul dengan cepat oleh Jaehyun yang berdiri disebelahnya.
"Tenang saja, akan kupastikan kau tidur nyenyak malam ini." Taeyong menoleh dengan cepat, menatap Jaehyun dengan sengit.
"Bagaimana caranya?" Tanya Taeyong tak kalah sengit.
"Lihat saja nanti." Serunya lalu menghentikan jalannya air panas yang mengalir ke cupnya. Dia lalu memilih duduk ditempat semula.
Taeyong yang telah selesai lalu memilih duduk disamping Jaehyun yang kini sibuk membuka telur rebus dengan kepalanya. Taeyong menyeringai, tangannya mengambil sebuah telur rebus. Taeyong mengintai, ketika Jaehyun sibuk membuka kulit telur rebusnya. Tangan itu dengan cepat terangkat, dengan telur rebus digenggamannya, memincingkan matanya, senyum liciknya kembali terangkat, lalu-
"SAKITTT!!!."
Telur rebus itu tepat mengenai kepala Jaehyun dengan kuat, kulitnya bahkan terpecah dengan sangat banyak. Jaehyun memandang Taeyong dengan marah. Tangannya terangkat keatas, meraih tubuh itu, lalu meminting leher Taeyong.
"Jaehyun, apa yang kau lakukan? Sakit." Taeyong berteriak protes.
"Kepala ku juga sakit, bodoh. Memang kepalaku batu, dengan seenaknya kau memukulnya dengan kuat."
"Maafkan aku. Aku hanya bercanda!" Taeyong terlihat pasrah, tangannya memegang pergelangan tangan Jaehyun, berusaha melepaskannya, walaupun tak mudah. "Kau boleh memukul kepalaku sebagai balasannya."
Jaehyun dengan cepat melepaskan pagutannya, memandang Taeyong dengan seringai. Tangannya mengambil telur rebus lainnya, lalu diangkat dengan sangat tinggi. Taeyong menutup matanya, berusaha meringgankan sakit nantinya. Ketika tangan itu menyentuh kepalanya, tak ada sakit yang menyentuh, Jaehyun sangat lembut menyentuh kepalanya.
"Lupakan saja. Aku tak tega." Serunya sambil memutar balik tubuh.
Senyum Taeyong mendadak terlihat, dia mendekati kearah Jaehyun, menyelimuti tubuh itu dengan sebuah pelukan.
"Mianhae." Seru Taeyong sambil mendudukkan dagunya diatas bahu Jaehyun.
***
"Jadi bagaimana kau membuat tidur dengan nyaman?" Seru Taeyong sambil berbaring menghadap Jaehyun.
Jaehyun menyeringai, lalu membawa tubuh kecil itu dalam pelukannya. Terkejut tetapi Taeyong masih sempat memberi jarak pada tubuh mereka.
"A-ap-pa yang kau lakukan?" Semburat merah itu tampak, untungnya Jaehyun kini telah meletakkan dagunya diatas kepala Taeyong.
"Dulu sewaktu kecil, saat kau tidak bisa tidur, kita selalu tidur dengan berpelukan, bukan? Jadi sekarang tidurlah." Serunya sambil mengelus pelan rambut Taeyong, lalu memejamkan matanya dengan cepat.
***
Taeyong membuka matanya, baru beberapa menit rasanya dia memejamkan matanya. Taeyong dapat mendengar suara teratur dari nafas Jaehyun. Jaehyun pasti sudah berjalan-jalan didunia mimpinya.
Dia tersenyum. Taeyong menarik tangan yang sejak tadi memberi jarak antara tubuhnya dan Jaehyun. Tangannya kini berjalan, membungkus tubuh Jaehyun.
"Selamat tidur Jaehyunie. Selamat bertemu didunia mimpi."
***
YOU ARE READING
Will We Stay Like This?
RomanceTaeyong dan Jaehyun telah lama bersama. banyak waktu yang telah mereka lalui bersama. sedih, senang, tawa dan canda, tak pernah mereka sadari, cinta itu tumbuh bukan sebagai sahabat tetapi juga cinta yang dalam, tak ada yang sadar dan tak ada yang m...