Diam

750 149 8
                                    


Sudah hampir 3 jam lebih,mereka berdiam diri, lebih tepatnya 3 jam 24 menit 53 detik. Jaehyun bersumpah untuk tidak akan menegur Taeyong, ini bukan salahnya, Taeyong yang harus meminta maaf dengannya.

"Jaehyun, tolong aku."Menoleh, tanpa memasang senyum yang biasanya dia gunakan, tangannya dengan cepat menyambar tas milik perempuan disebelahnya. "Terima kasih Jung Jaehyun."

Anggukan tanpa menoleh bahkan tersenyum seperti Jaehyun biasanya. Matanya bahkan tak menatap perempuan didepannya,

"Jaehyun." Tak menoleh, bahkan badan itu kini tak menatap perempuan itu, terarah langsung pada dua manusia yang berjarak tak cukup jauh. "Jaehyun-ssi." Sekali lagi dia mencoba, tetapi percuma mata itu telah terkunci erat pada Bobby dan Taeyong, seingatnya itu nama anak laki-laki yang selalu pulang bersama Jaehyun.

"Jung Jaehyun." Tubuhnya bergetar, seolah tersadar.

"Iya, Chaeyeon. Ada apa?" Menggeleng, dia menarik dagunya, menunjuk dua orang yang ditatap Jaehyun sejak tadi.

"Kenapa kau tidak mendekatinya?"

"Siapa?" Sebenarnya Jaehyun tahu kemana arah pembicaraan ini.

"Kalau tidak sekarang, kau pasti akan menyesal." Tersenyum, mengambil tas miliknya dari jari-jari Jaehyun, menyandangnya dibahu setelahnya. "Lisa, tunggu aku." Menyampirkan tangannya pada anak perempuan yang berhenti disampingnya, bergerak menjauh, tanpa mengucapkan satu katapun.

Memutuskan berjalan, Jaehyun menghela napasnya. Cukup enggan, tetapi dia paksakan.

"Taeyong, ad-."

"Tak perlu, Bobby telah membantu." Hanya menoleh sebentar, dia memusatkan perhatiannya kembali pada Bobby. "Ayo, kau bilang ingin mengajakku ke sungai."

"Aku bisa membawam-"

"Tidak. Ada Bobby." Menggandeng lengan Bobby dengan cepat, menariknya, meninggalkan Jaehyun tanpa menoleh.

***

"Bagaimana kalau kita ke sebrang sana?" Bobby menolehkan kepalanya, sedikit berhati-hati, tak ingin jatuh di sungai, wajah itu selalu berhasil mengalihkan konsentrasinya. "Lee Taeyong." Tetapi perhatian milik Lee Taeyong bukanlah miliknya, milik seseorang yang mungkin dia ketahui. "Lee Taeyong. Lee Taeyong." Memberikan sentuhan pada pundak, dia menoleh, memasang senyum canggung sebagai permintamaafnya.

"Iya Bobby, ada apa?"

Menggeleng, lalu kembali menatap kedepan. "Aku hanya ingin mengenalmu lebih dekat."

Hanya tersenyum sedikit, tak mengeluarkan sepatah kata apapun, Bobby mengerti.

***

Seharusnya Taeyong tak mengikuti acara ini. Seharusnya dia duduk manis di kamarnya bermain games dengan Jonghyun atau Seungji hyung. Seharusnya dia tidak mengikuti si Jung Jaehyun.

Tangan itu terulur, kepalanya mendongak, menatap Jaehyun yang mengulurkan tangan. Dia memang sedang kesusahan mendaki sebuah bukit tanah yang cukup susah dinaiki oleh orang kekurangan tinggi sepertinya.

Masih ragu. Taeyong belum juga menerima uluran tangan itu, geram tetapi Jaehyun tak berniat untuk mengeluarkan suara ataupun berteriak, dia hanya menung-

"Taeyong." Uluran tangan lainnya terlihat. Itu Bobby, dia berdiri tepat disebelah Jaehyun, tepat diatas bukit didepan Taeyong. Tak berharap untuk di terim-

"Terima kasih, Bobby." Setelah tubuhnya terangkat, Taeyong berjalan disamping Bobby. Memilih Bobby sebagai patner mendakinya.

'ini tak akan mudah.' Pikirnya.

Will We Stay Like This?Where stories live. Discover now