Departeman store terbesar di Ibu kota Korea Selatan ini memang besar, Taeyong baru beberapa kali kesini,dia bukan seperti Ten yang selalu mengisi waktu luangnya dengan belanja dan jalan jalan, Taeyong lebih suka berdiam diri di dalam kamar atau bermain dengan Jaehyun. Hidupnya terlihat membosankan tapi dia menyukai nya.
"Kira-kira mereka masuk ke toko mana? Atau mereka hanya makan siang?" Taeyong menghela nafasnya, mengumpulkan tenaga untuk membalas Ten.
"Aku tak tahu, Ten. Aku tak bisa membaca pikiran Jaehyun."
Walaupun aku sangat ingin, Serunya dalam hati. Matanya tak pernah lepas dari Jaehyun dan pria misterius itu yang kini masih melingkarkan tangannya di lengan Jaehyun. Apa apaan itu?
"Mungkin mereka masuk ke toko perhiasan."Tambahnya, mereka memacu kembali langkah kakinya ketika melihat Jaehyun menghilang dibelokkan.
"Kau luar biasa, Lee Taeyong."
Taeyong ingin menarik perkataan. Pasti ada malaikat yang lewat didepannya dan mengaminkan perkataannya. Jaehyun dan pria misterius itu memasuki sebuah toko perhiasan yang terlihat mahal, berjalan di sekitar etalase. Tak mau terlihat mencurigakan Taeyong dan Ten memilih berdiri di sebuah toko, tampak seperti tengah melihat baju baju didepannya.
"Aku ingin pulang." Tubuh itu mendadak bergetar, Ten terlihat panik tetapi dia masih berusaha tenang.
"Kita lihat saja dulu, mana tahu-."
"Pulang." Ten tak bisa lagi menahannya apalagi ketika pria misterius itu telah memasangkan cincin di jarinya dan jari Jaehyun bahkan bercengkrama dengan bahagia.
"Baiklah. Baiklah. Tapi tunggu sebentar, aku harus mengambil foto sebagai bahan gosip." Ten mengambil ponselnya, mengambil beberapa foto lalu menarik Taeyong keluar.
***
Dia memutuskan untuk mengurung diri di kamar. Kepalanya sakit, airmatanya kini turun, dadanya terasa sesak seperti ada sesuatu yang ingin keluar. Putaran ingatan di departeman store tadi siang terus berjalan-jalan diotaknya dan tak bisa ditarik keluar.
Mengingat bagaimana senyum itu terpancar ketika jari itu memakai sebuah cincin. Apa Jaehyun telah menemukan seseorang yang akan menemaninya di masa depan? Airmata itu mau tak mau turun tak terbendung, membayangkan dirinya menjalani kehidupan sebagai mahasiswa sendirian, sungguh dia tak bisa, tetapi melihat senyum itu apa Taeyong sanggup untuk mematahkan hati itu.
Dering ponsel membuyarkan lamunannya, Taeyong menggapai ponselnya yang terletak atas nakas. Dia menghela napasnya, menyembunyikan tangisannya.
"Hallo Jaehyun." Taeyong menggigit bibir bawahnya.
"Kau dimana? Aku ingin menjelaskan tentang kemarin."
Menghela napasnya, "Tak perlu. Tak ada yang perlu dijelaskan lagi. Kalau kau bahagia, aku sebagai sahabatmu akan bahagia juga." Taeyong memantapkan hatinya, walau ada jarum kecil yang kini menusuk nusuk jantungnya.
"Kenapa omonganmu aneh?"
"Tidak aneh. Sudah aku tutup aku mau tidur. Sampai bertemu di sekolah besok. " Dia mematikan sambungan teleponnya dan membuat dirinya kecil lalu bersembunyi dibalik selimut.
***
Taeyong memang sering melakukan hal aneh dan Jaehyun memahami itu tapi bahkan ini lebih aneh daripada biasanya, Lee Taeyong biasanya tak pernah seperti ini. Marah bahkan menangis tanpa menjelaskan hal yang menganggunya.
"Permisi."
Jadi Jaehyun memutuskan untuk menemui Lee Taeyong langsung.
"Jaehyun." Senyumnya terkembang ketika menemukan Ibu Taeyong membuka pintu. "Taeyong didalam kamar. Sejak tadi dia tak keluar kamar."
"Baiklah, aku keatas dulu, eomma."
Setelah mendapat anggukkan, Jaehyun berjalan menaiki tangga. Dia berhenti, melayangkan tangannya mengetok pintu berwarna coklat.
"Taeyong. Lee Taeyong."
"Lee Taeyong sedang tidur, datang lagi nanti."
Jaehyun menghela napasnya, memutuskan menarik kenop pintu tetapi percuma karena pintu itu terkunci.
"Kau tak ingat kalau hari ini, hari ulang tahun Yunho hyung." Jaehyun dapat mendengar suara tempat tidur yang berderit dan kaki yang diseret. Pintu terbuka menampilkan Taeyong yang berbalut selimut.
"Aku lupa dan aku lupa membeli hadiah."
"Tak perlu hadiah. Yunho hyung mau mengadakan pesta kecil-kecilan, ayo!" Serunya sambil menarik tangan Taeyong, yang sebelumnya melemparkan selimut keatas kasur.
Taeyong akan melupakan masalahnya dengan Jaehyun sementara waktu hanya untuk Yunho hyung.
"Lee Taeyong sudah datang." Sambut Siwon ketika dua sejoli itu telah sampai diruang makan, dia menarik salah satu kursi lalu duduk disana.
"Tepat sekali. Makanannya sudah siap." Sambar Yunho yang keluar dari dapur dengan membawa beberapa makanan.
Lalu-
"Oh ini Lee Taeyong." Seseorang lain yang keluar dari dapur, mata itu terbelalak, tangannya bahkan terangkat keatas.
"Pria yang mall tadi." Dengan cepat Taeyong membungkam mulutnya, ketika Jaehyun menatapnya dengan bingung.
"Omong-omong." Taeyong harus berterima kasih dengan Siwon. "Jaejoong hyung dan Taeyong ternyata sedikit mirip." Serunya, diberi anggukkan oleh Yunho yang sibuk menata makanan diatas meja.
"Benar. Aku sudah lama menyadarinya, sejak kami awal pacaran mungkin."
"Jadi pepatah yang mengatakan kalau saudara kandung itu memiliki selera yang sama dalam pasangan itu benar adanya." Siwon menyeringai.
"Oh Jaehyun suka dengan Jaejoong-ssi." Seru Taeyong dengan polos, membuat tawa terdengar.
***
"Jaejoong hyung itu kekasih Yunho hyung sejak lima tahun yang lalu, tetapi karena dia bekerja di Jepang, jadi mereka tak sering bertemu." Kini mereka berdua duduk diatas tempat tidur Jaehyun dengan membawa cookies buatan Jaejoong, enak sekali, mungkin Taeyong harus meminta resepnya nanti.
"Oh lalu?"
"Dia ingin memberikan kejutan untuk Yunho hyung. Rencananya dia akan pindah Seoul, dan tadi dia mengajakku membeli hadiah ulang tahun untuk Yunho hyung. Sebenarnya Siwon hyung yang telah janji dengannya tetapi mendadak ada kerjaan yang tak bisa ditinggalkan Siwon hyung. Mengerti kan, Lee Taeyong?"
"Mengerti Jung Jaehyun." Serunya sambil memberi Jaehyun hormat dengan tangannya didekat kepala.
"Jadi tak marah lagi?"
"Tentu tidak."
Jaehyun menyeringai. "Jadi benar, kau marah gara-gara ini."
"TIDAK. SIAPA? AKU? TIDAK." Taeyong terlihat panik, tawa renyah Jaehyun terdengar. "Oh, aku lolos festival musim semi. Kau harus lihat performance kami nanti." Taeyong dengan cepat mengalihkan topik.
"Tentu saja, aku panitiannya, Lee Taeyong."
"Kau harus nonton di kursi depan."
"Baiklah. Baiklah."
***
a/n : permintaan maaf karena kemarin pendek. Btw mau nanya alurnya terlalu lambat atau kalian suka kayak gini aja. Mohon responnya *bow*
YOU ARE READING
Will We Stay Like This?
RomanceTaeyong dan Jaehyun telah lama bersama. banyak waktu yang telah mereka lalui bersama. sedih, senang, tawa dan canda, tak pernah mereka sadari, cinta itu tumbuh bukan sebagai sahabat tetapi juga cinta yang dalam, tak ada yang sadar dan tak ada yang m...